MAKALAH
LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR di SD
Makalah Ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu: Nurjaman, M.Pd
Disusun Oleh:
Dewi Resti
Riyani Adha (140641126)
Yogi Prakasiwi (140641120)
Kelompok: 13
Kelas: SD14-A.4
Semester 5
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik, dan
Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mata
kuliah bimbingan konseling
Harapan kami semoga
makalah ini membantu manambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui
masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sebagai mahasiswa
sangat kurang oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.
Cirebon, Januari
2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR
ISI.................................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang..................................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah................................................................................................ 1
C.
Tujuan.................................................................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Profil
usaha ......................................................................................................... 2
B.
Peluang
dan Hambatan ....................................................................................... 3
C.
Cara
Pengolahan ................................................................................................. 3
D.
Produk
Industri ................................................................................................... 4
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan.......................................................................................................... 7
B.
Saran.................................................................................................................... 7
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pelayanan
bimbingan dan konseling merupakan salah satu layanan di sekolah dasar. Setiap
guru perlu menyelanggarakan pelayanan bimbingan dan konseling dalam rangka
membantu murid mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Pelayanan bimbingan dan
konseling itu akan berjalan dengan baik apabila pelaksanaannya didasari program
yang terencana dan terarahProgram bimbingan dan konseling yang telah tersusun
secara baik akan dapat dilaksanakan secara efektif apabila didukung oleh organisasi
y ang baik dan tertib. Kalau organisasi bimbingan dan konseling terlaksana
dengan baik, maka kegiatan-kegiatannya dapat terkordinasi dengan baik,
saran-saran layanan secara bijaksana. Selanjutnya organisasi bimbingan dan
konseling yang baik dan tertib perlu ditopang oleh administrasi yang teratur
dan mantap. Karena dengan adanya administrasi yang teratur dan mantap itu akan
memungkinkan terlaksananya mekanisme dan prosedur kerja yang lancar diantara
berbagai petugas bimbingan dan konseling di sekolah.
B.
Rumusan Masalah
a.
Apa yang dimaksud dengan organisasi bimbingan dan konseling di sekolah dasar?
b.
Bagaimana pola organisasi bimbingan dan
konseling di sekolah dasar?
c.
Apa yang dimaksud dengan administrasi
bimbingan dan konseling di sekolah dasar?
d.
Apa pola kerja administrasi bimbingan
dan konseling di sekolah dasar?
C.
Tujuan Masalah
a.
Untuk mengetahui
organisasai bimbingan konseling
b.
Untuk mengetahui
pola organisasi bimbingan konseling
c.
Untuk megetahui
admintasi bimbingan konseling
d.
Untuk kerja
admintrasi bimbingan konseling
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Organisasi Bimbingan konseling
1.
Pengertian
Organisasi
berasal dari bahasa latin “ organum “ yang dapat berarti alat, bagian, anggota
atau badan, pariata westra, dan kawan kawan ( 1989;13) mengemukakan perngertian
organisasi sebagai “ suatu system usaha kerja sama sekelompok orang untuk
mencapai tujuan bersama “. Selanjutnya Sutarto pariata Westra. 1989 merupakan
definisi kegiatan pengorganisasian.
Rangkaian
aktivitas menyusun suatau kerangka kerja yang menjadi wadah bagi segenap
kegiatan usaha kerja sama dengan ajalan membagi dan mengelompokan pekerja yang
harus dilaksanakan serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan serta di
antara satuan satuan organisasi atau para pejabat.
Organisasi
bimbingan dan konseling merupakan
kegiatan pengaturan atau pengelolaan program bimbingan dan konseling
agar program tersebut berjalan denagn sebaik baiknya, secara efisien, dan
efektif. Organisasi bimbingan dan konseling yuang baik dan teraturdapat
dijadikan sebagai alat untuk menciptkan hubungan dan mekanisme kerja yang
efektif.
2.
Pola Organisasi Bimbingan Konseling
di sekolah dasar
Bentuk atau pola
organisasi bimbingan dan konseling dikembangkan sesuai dengan situasi dan
kondisi sekolah besar kecil isi program. Untuk menerapkan di sekolah dasar
dapat dipuilih tiga pola organisasi.yaitu:
a.
Pola organisasi bimbingan konseling dua
konseling dengan menafaatkan guru kelas sebagai tenaga pembimbing. Dalam pola ini guru kelasberperan
langsung menjadi pembimbing bagi murid murid di kelasnya., dan guru
berkewajiban menyelenggarakan pelayanan bimbingan konseling terhadap
murid-muridnya. Organisasi Bimbingan dan Konseling dengan Guru Kelas sebagai
Pembimbing
GK : Guru Kelas MK : Murid Kelas
-----
: Garis Kerjasama ------- : Garis Insruktur
Dalam pola organisasi diatas adalah kepala sekolah
sebagai coordinator bimbingan terhadap tanggung jawab secara langsung terhadap
program bimbingan dan konseling disekolahnya. Tugas tuganya yang menyangkut
pelayanan bimbingan dan konseling diselenggarakan oleh masing masing guru
kelas. Dalam menangani masalah maslah yang memerlukan penaganan secra terpadu,
masing masing guru dapat bekerjasama dengan tema sejawatnya disekolah.
Sedangkan guru dapart bekerjasama denganorang tua murid (yang tergabung dalam
BP3) untuk mengatasi masalah masalah murid yang penangannya memerlukan keterlibatan orang tua. Selanjutnya pola ini dapat
dikembangkan dengan menjadikan konselor-konselor di SMTP dan SMTA terdekat
sebagai tenaga yang dapat dimanfaatkan untuk mengkonsultasikan berbagai maslah
yang memerlukan penanganan yang khusus.
b.
Pola organisasi bimbingan dan konseling
dengan menggunakan seseorang konselor untuk beberapa sekolah Pola ini dapat diterapkan jika
kondisi sekolah telah memungkinkan penempatan tenaga yang khusus (konselor)
untuk menyelenggarakan pelayan bimbingan dan konseling. Dalam han ini seorang
konselor ditugasi untuk melaksanakan kegiatan bimbingan pada beberapa sekolah
terdekat/secara khusus bertugas pada setiap sekolah sekaligus. Organisasi bimbingan dan konseling
dengan konselor untuk beberapa sekolah terdekat
------------- = Garis kerja sama = Garis Instruktur = Garis Tugas
c.
Pola organissi setiap sekolah dan
konseling yang memekai seorang konselor untuk setiap sekolah, Bila pada setiap sekolah telah
dapat ditetapkan tenaga khusus
(konselor), maka struktur organisasinya dapat disusun seperti
berikut.Struktur organisasi bimbingan dan konseling yang memiliki konselor
khusus
…….. = garis kerjasam = Garis Instuksi
3. Peranan Personal Sekolah dalam Layanan
Bimbingan Konseling
Pelayanan bimbingan konseling di
sekolah dasar
dapat terselenggara dengan baik apabila setiap personil sekolah dapat
mengetahui dan memahami dengan jelas tugas dan peranannya masing-masing.
Perincian tugas dan peranan setiap personil itu antara lain adalah sebagai
berikut ini.
a. Kepala
sekolahpenanggung jawab utama program bimbingan dan konseling di sekolahnya.
Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah adalah sebagai berikut:
1. Menyusun
program sekolah secara keseluruhan, termasuk program bimbingan dan
konseling, dengan melibatkan semua staf
yang ada di sekolahnya.
2. Mendelegasikan
tugas pelayanan bimbingan dan konseling kepada masing-masing guru kelas
atau kepada konselor (bila kondisi sekolah telah memungkinkan)
3. Melengkapi
berbagai fasilitas, biaya dan sarana untuk keperluan bimbingan sesuai dengan
kebutuhan sekolahnya.
4. Melakukan
pengawasan terhadap kelancaran
pelaksanaan bimbingan dan konseling dis ekolahnya.
b. Guru
kelas memikul peranan yang amat besar
dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling. Peranan guru kelas dalam
program bimbingan dan konseling antara lain.
1. Mengumpulkan
berbagai informasi dan keterangan tentang murid untuk keperluan bimbingan.
2. Mengidentifikasi
berbagai masalah dan kesulitan murid di dalam kelas.
3. Melakukan
kegiatan diagnosis kesulitan belajar terhadap murid-murid yang mengalami
kesulitan dalam belajar.
4. Memberikan
bantuan pelayanan bimbingan dan konseling kepada murid-murid yang
membutuhkannya. Bentuk bantuan tersebut dapat berupa pengajaran perbaikan
bimbingan khusus belajar, pemberian informasi, bimbingan kelompok, dan sebagainya.
5. Mendiskusikan
dan mengonsultasikan masalah-masalah murid yang belum dapat ditangani kepada
sekolah dan kepada lembaga-lembaga yang terkait.
c. Konselor
adalah
petugas bimbingan dan konseling yang dipersiapkan secara khusus untuk melakukan
pelayanan bimbingan dan konseling . bila telah dimungkinkan penempatan tenaga
konselor, di suatu sekolah maka tugas
dan peranannya antara lain adalah:
1. Menyusun
program bimbingan dan konseling bersama staf lainnya.
2. Bertanggung
jawab terhadap kelancaran pelayanan bimbingan dan konseling.
3. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan bimbingan
dan konseling kepada murid-murid yang membutuhkan seperti:
a. Menyelenggarakan
program pengumpulan data melalui teknik tes dan non tes.
b. Menyelenggarakn
konseling perorangan.
c. Menyelenggarakan bimbingan kelompok.
d. Bersama-sama guru kelas membina dan mengasuh
kelompok belajar.
e. Menyelenggarakan
bimbingan karier.
f. Membantu
guru dalam kegiatan pengajaran perbaikan dan program pengayaan.
g. Menyelenggarakan
konperensi kasus.
h. Bekerjasama
dengan orang tua murid dalam menangani masalah-masalah anaknya.
i.
Melakukan konsultasi dan kerjasama dengan
lembaga-lembaga lain berkenaan dengan pelaksanaan program bimbingan di sekolah.
B.
Admintrasi
Bimbingan Konseling
1.
Pengertian
Administrasi
bimbingan konseling dapat dilihat secara makro dan mikro. Secara makro
administrasi bimbingan dan konseling dimaksudkan sebagai usaha dalam mengelola
dan menggerakan berbagai personil dan material dalam rangka mencapai tujuan
bimbingan dan konseling. Sedangkan secara mikro administrasi bimbingan dan
konseling dimaksudkan sebagai kegiatan pengaturan lalu lintas kerja pelayanan
bimbingan dan konseling sehingga kegiatan tersebut tetap lancer, efisien, dan
efektif. Kegiatan administrasi ini dapat
berupa pencatatan data murid, penyimpanannya, pelaporan, dan pengalihtanganan
masalah murid kepada tenaga yang lebih ahli/relevan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menyelenggarakan administrasi, antara lain:
a. Mengingat kegiatan bimbingan dan konseling dilakukan
oleh guru kelas maka sebaiknya pekerjaan administrasi tersebut tidak terlalu
menyita waktu mereka. Catatan-catatan yang dikerjakan haruslah bersifat
sederhana.
b. Catatan-catatan pribadi yang dibuat harus dijaga
kerahasiaannya.
c. Semua catatan yang dikumpulkan hendaknya dimaksudkan
untuk keperluan layanan bimbingan dan konseling.
d. Setiap catatan tentang murid hendaknya mudah
ditemukan.
2.
Pola Kerja Administrasi Bimbingan
Konseling di Sekolah Dasar
Pola kerja administrasi bimbingan konseling di sekolah dasar dapat digambarkan
sebagai berikut:
a.
Pada saat pertama diterima sekolah, data
pribadinya dicatat dari hasil pengedaran angket pada orang tua, atau dengan
menggunakan teknik-teknik pengumpulan data lainnya. Data tersebut kemudian
dimasukkan kedalam file, map atau buku pribadi masing-masing murid.
b.
Data murid yang diperoleh dari catatan
anekdot selama proses belajar-mengajar dimasukkann kedalam dokumen murid yang
bersangkutan.
c.
Bila guru memandang perlu memberikan
pelayanan kepada murid, maka laporannya juga dimasukkan kedalam dokumen diatas.
d.
Konsultasi guru dengan orang tua murid
hendaknya juga dicatat dan dimasukkan kedalam dokumen.
e.
Setiap bulan guru diharapkan dapat
memberikan laporan tentang pelayanan bimbingan dan konseling kepada kepala
sekolah, baik secara tertulis mauun secara lisan.
f.
Dalam keadaan yang sangat khusus guru
kelas dapat menghasilkan murid kepada petugas yang lebih relevan dan
berwewenang atas izin kepala sekolah.
3. Sarana
Administrasi Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar
Sarana penunjang pelaksanaan
program layanan bimbingan dan konseling di sekoah dasar, antara lain:
a. Ruang
serba guna bimbingan. Pada ruangan ini dapat dilakukan berbagai kegiatan
bimbingan dan konseling seperti bimbingan kelompok, konseling perorangan,
pemberian informasi dan lain sebagainya. Ruang tersebut harus menyenangkan,
tidak memberikan kesan yang sama dengan situasi kelas dan terhindar dari
suasana keributan.
b. Alat-alat
mobile seperti almari, meja, kursi konseling, dan kursi tamu.
c. Alat-alat
kelengkapan bimbingan seperti alat-alat pengumpulan data, alat-alat penyimpanan
dan pengolahan data, buku paket bimbingan karier, papan media bimbingan (untuk
keperluan pemberian informasi) dan sebagainya. Alat-alat ini sebaiknya disimpan
pada ruangan serba guna bimbingan
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Secara sederhana, di
dalam setiap organisasi ada administrasi. Entah administrasi sebagai
keseluruhan prosesnya maupun sekadar administrasi sebagai tata usahanya.
Organisasi merupakan alat atau pun sarana dalam mencapai tujuan, sedangkan
administrasi adalah keseluruhan prosesnya, termasuk didalamnya
ketatausahaannya. Dalam bimbingan dan konseling, organisasi merupakan alat atau
sarana untuk mencapai tujuan yaitu membantu mengembangkan diri siswa secara
mandiri, dan juga membantu siswa untuk menyelesaikan masalah secara mandiri
pula. Sedangkan administrasi dari bimbingan dan konseling adalah keseluruhan
proses yang berkaitan dengan BK.
B.
saran
Setelah pembahasan tentang bimbingan dan
konseling disimpulkan sebagaimana disebut diatas, maka peran bimbingan dan
konseling menjadi penting sebagai perannya untuk memberikan bantuan kepada
siswa untuk mengembangkan diri, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyelesaikan masalahnya secara mandiri. Sebagai organisasi dan administrasinya,
bimbingan dan konseling bimbingan dan konseling sebenarnya tetap bisa dilakukan
dengan atau tanpa organisasi BK. Sampai disini dapatlah sedikit dipahami bahwa, disatu sisi bimbingan dan
konseling memang sangat diperlukan keberadaannya di sebuah sekolah sebagai
peran dan fungsinya. Namun di sisi lain, sebagai organisasinya, bimbingan dan
konseling tidak begitu penting, sebab tugas untuk memberikan bimbingan dan
konseling sebenarnya melekat kepada seluruh pendidik yang ada di sekolah
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Sutarto pariata Westra.1989. Organisasi Bimbingan
dan Konseling. Bandung:
Rosdakarya.
Nurihsan, A. 2011. Bimbingan
dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: PT Refika Aditama.
Prayitno dan Amti, E. 2009. Dasar-Dasar
Bimbingan Dan Konseling. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.
Setiawati dan Chudari, I. 2007. Bahan Belajar Mandiri: Bimbingan dan Konseling. Bandung: UPI Press.
Sudrajat, A. (2008). Tujuan Bimbingan dan Konseling. [Online:] Tersedia https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/14/tujuan-bimbingan-dan-konseling/. [26
Oktober 2016].