MAKALAH
LAYANAN
DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
Makalah
ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling
Dosen
Pengampu : Nurjaman, M.Pd.
Disusun
Oleh :
Nurhadiyati (140641126)
Rizkhi
Rohmiyani (140641115)
Kelompok
4
Kelas:
SD14.A4
Semester
5
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH CIREBON
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna
memenuhi tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling. Makalah ini disusun agar
pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah wawasan mengenai “layanan Dasar Bimbingan dan Konseling”.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada rekan-rekan dan semua
pihak yang telah membantu, terutama pertolongan dari Allah, sehingga makalah ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Dengan segala kerendahan hati. Kami
sangat mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun, agar dapat
menyusun makalah lebih baik lagi. Kami menyadari masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna karena kesempurnaan sesungguhnya hanya datangnya dari Allah
SWT. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
Cirebon, November 2016
Penyusun
i
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR
ISI.............................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................ 1
C.
Tujuan Penulisan.............................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Layanan dasar bimbingan dan konseling......................................... 3
B.
Layanan responsif bimbingan dan konseling................................... 8
C.
Layanan perencanaan individual...................................................... 10
D.
Layanan dukungan sistem................................................................ 11
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan...................................................................................... 15
B.
Saran................................................................................................ 15
DAFTAR
PUSTAKA
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Layanan
bimbingan dan konseling merupakan layanan yang diperuntukkan untuk semua
individu (baik yang mempunyai masalah maupun tidak) ataupun yang sedang
berkembang. Pada dasarnya layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk
mengenal, memahami dirinya dan mengembangkan potensi yang ada dan pada akhirnya
dapat mengaktualisasikan dirinya secara utuh.
Selama ini
masih berkembang bahwa layanan bimbingan dan konseling hanya diperuntukkan pada
individu yang sedang mempunyai masalah, sehingga citra (image) seorang
konselor adalah tempat mengadunya individu yang bermasalah saja. Dan, jika
konselor di sekolah sebutannya adalah “polisi sekolah”, padahal tugas dan
wewenang konselor di sekolah bukan hanya mengurusi secara administrasi saja
melainkan segala aspek dan seharusnya konselor dapat menangani.
Pada masa
sekarang bidang bimbingan dan konseling sudah mulai berkembang baik dari mulai
memahami konsep bimbingan dan konseling, materi layanan yang akan diberikan,
subyek layanan yang masih menjadi wewenang seorang konselor, serta strategi
bimbingan dan konseling. Struktur program bimbingan
diklasifikasikan kedalam empat jenis layanan yaitu: layanan dasar bimbingan,
layanan responsif, layanan perencanaan individual dan layanan dukungan sistem.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
layanan dasar dalam bimbingan dan konseling ?
2. Bagaimanakah
layanan responsif dalam bimbingan dan konseling ?
3. Bagaimanakah
layanan perencanaan individual bimbingan dan konseling ?
4. Bagaimanakah
layanan dukungan sistem dalam bimbingan dan konseling ?
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui layanan dasar dalam bimbingan konseling.
2. Untuk
mengetahui layanan responsif dalam bimbingan konseling.
3. Untuk
mengetahui layanan perencanaan individual dalam bimbingan konseling.
4. Untuk
mengetahui layanan dukungan sistem bimbingan dan konseling.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Layanan
Dasar Bimbingan dan Konseling
Menurut Nur
Arifin (2014) dalam layanan dasar bimbingan dan konseling meliputi :
1. Pengertian Layanan Dasar Bimbingan
Layanan
dasar bimbingan diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada semua siswa (for
all) melalui kegiatan-kegiatan secara klasikal atau kelompok yang disajikan
secara sistematis dalam rangka membantu perkembangan dirinya secara optimal.
2.
Tujuan Dari Layanan Dasar
Bimbingan
Layanan ini
bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh perkembangan yang normal,
memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya, atau
dengan kata lain membantu siswa agar mereka dapat mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Secara rinci tujuan layanan dirumuskan sebagai upaya untuk
membantu siswa agar:
1)
Memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan
lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan agama).
2)
Mampu mengembangkan keterampilan untuk
mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi
penyesuaian diri dengan lingkungannya.
3)
Mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan
masalahnya.
4)
Mampu mengembangkan dirinya dalam rangka
mencapai tujuan hidupnya.
3.
Materi Layanan Dasar
Bimbingan
Untuk mencapai tujuan tersebut,
kepada siswa disajikan materi layanan yang menyangkut aspek-aspek pribadi,
sosial, belajar dan karir. Semua ini berkaitan erat dengan uapaya membantu
siswa dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Materi layanan dasar
bimbingan dapat diambil dari berbagai sumber, seperti majalah, buku, dan koran.
Materi yang diberikan,disamping masalah yang menyangkut pengembangan
sosial-pribadi, dan belajar, juga materi yang dipandang utama bagi siswa.
Materi yang dapat diberikan kepada para siswa adalah sebagai berikut:
1)
Pengembangan self-esteem
2)
Pengembangan motif berprestasi
3)
Keterampilan pengambilan keputusan
4)
Keterampilan pemecahan masalah
5)
Keterampilan hubungan antar pribadi atau berkomunikasi
6)
Memahami keragaman lintas budaya
7)
Perilaku yang bertanggung jawab
4.
Strategi Layanan Dasar
Bimbingan
a.
Bimbingan Klasikal
Layanan dasar diperuntukkan bagi
semua siswa. Hal ini berarti bahwa dalam peluncuran program yang telah
dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para siswa
di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan layanan bimbingan kepada para
siswa. Kegiatan layanan dilaksanakan melalui pemberian layanan orientasi dan
informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi siswa. Layanan
orientasi pada umumnya dilaksanakan pada awal pelajaran, yang diperuntukan bagi
para siswa baru, sehingga memiliki pengetahuan yang utuh tentang sekolah yang
dimasukinya. Kepada siswa diperkenalkan tentang berbagai hal yang terkait
dengan sekolah, seperti : kurikulum, personel (pimpinan, para guru, dan staf
administrasi), jadwal pelajaran, perpustakaan, laboratorium, tata-tertib
sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan fasilitas sekolah lainnya. Sementara
layanan informasi merupakan proses bantuan yang diberikan kepada para siswa
tentang berbagai aspek kehidupan yang dipandang penting bagi mereka, baik
melalui komunikasi langsung, maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun
elektronik, seperti : buku, brosur, leaflet, majalah, dan internet). Layanan
informasi untuk bimbingan klasikal dapat mempergunakan jam pengembangan diri.
Agar semua siswa terlayani kegiatan bimbingan klasikal perlu terjadwalkan
secara pasti untuk semua kelas.
b.
Bimbingan Kelompok
Konselor memberikan
layanan bimbingan kepada siswa melalui kelompok-kelompok kecil (5 s.d. 10
orang). Bimbingan ini ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat para siswa.
Topik yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini, adalah masalah yang
bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia, seperti : cara-cara
belajar yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian, dan mengelola stress. Layanan
bimbingan kelompok ditujukan untuk mengembangkan keterampilan atau perilaku
baru yang lebih efektif dan produktif.
c.
Berkolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali
Kelas
Program bimbingan akan berjalan
secara efektif apabila didukung oleh semua pihak, yang dalam hal ini khususnya
para guru mata pelajaran atau wali kelas. Konselor berkolaborasi dengan guru
dan wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang siswa (seperti
prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya), membantu memecahkan masalah
siswa, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh
guru mata pelajaran. Aspek-aspek itu di antaranya :
1)
Menciptakan sekolah dengan iklim sosio-emosional kelas
yang kondusif bagi belajar siswa.
2)
Memahami karakteristik siswa yang unik dan beragam.
3)
Menandai siswa yang diduga bermasalah.
4)
Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar
melalui program remedial teaching.
5)
Mereferal (mengalih tangankan) siswa yang memerlukan
layanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing.
6)
memberikan informasi tentang kaitan mata pelajaran
dengan bidang kerja yang diminati siswa.
7)
Memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan,
sehingga dapat memberikan informasi yang luas kepada siswa tentang dunia kerja
(tuntutan keahlian kerja, suasana kerja, persyaratan kerja, dan prospek kerja).
8)
Menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek
emosional, sosial, maupun moral-spiritual (hal ini penting, karena guru
merupakan “figur central” bagi siswa).
9)
Memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari
mata pelajaran yang diberikannya secara efektif.(Nur Arifin, 2014)
d.
Berkolaborasi (Kerjasama) dengan Orang Tua
Dalam upaya meningkatkan kualitas
peluncuran program bimbingan, konselor perlu melakukan kerjasama dengan para
orang tua siswa. Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap siswa
tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga oleh orang tua di rumah.
Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling memberikan informasi,
pengertian, dan tukar pikiran antar konselor dan orang tua dalam upaya
mengembangkan potensi siswa atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi
siswa. Untuk melakukan kerjasama dengan orang tua ini, dapat dilakukan beberapa
upaya, seperti :
1)
Kepala sekolah atau komite sekolah mengundang para
orang tua untuk datang ke sekolah (minimal satu semester satu kali), yang
pelaksanaannnya dapat bersamaan dengan pembagian rapor.
2)
Sekolah memberikan informasi kepada orang tua (melalui
surat) tentang kemajuan belajar atau masalah siswa.
3)
Orang tua diminta untuk melaporkan keadaan anaknya di
rumah ke sekolah, terutama menyangkut kegiatan belajar dan perilaku
sehari-harinya.(Amsyah Zulkifli, 2008)
5.
Jenis layanan dasar Bimbingan
dan Konseling
Menurut
Ridwan (2015) terdapat 6 jenis layanan dasar bimbingan dan konseling seperti
dijelaskan dibawah ini :
a.
Layanan Orientasi
Layanan Orientaasi adalah layanan
bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang
terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. Pemberian layanan ini bertolak dari
anggapan bahwa memasuki lingkungan baru bukanlah hal yang selalu dapat
beerlangsung dengan mudah dan menyenangkan.
b.
Layanan Informasi
Layanan informasi bermaksud
memberikan pemahaman kepada individu- individu yang berkepentingan tentang
berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau
untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki.
c.
Layanan Penempatan dan Penyaluran
Individu sering mengalami kesulitan
dalam menentukan pilihan, sehingga tidak sedikit individu yang bakat, kemampuan
minat, dan hobinya tidak tersalurkan dengan baik. Individu seperti itu tidak
mencapai perkembangan secara optimal. Mereka memerlukan bantuan atau bimbingan
dari orang- orang dewasa, terutama konselor, dalam menyalurkan potensi dan
mengembangkan dirinya.
d.
Layanan Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan salah
satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah. Pengalaman
menunjukan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak
selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya inteligensi. Sering kegagalan
itu terjadi desebabkan mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai.
e.
Layanan Konseling Perorangan
Konseling ini dimaksudkan sebagai
pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antar konselor dan klien.
Dalam hubungan itu masalah klien dicermati dan diupayakan pengentasannya,
sedapat- dapatnya dengan kekuatan klien sendiri. Dalam kaitan itu, konseling
dianggap sebagai upaya layanan yang paling utama dalam pelaksanaan fungsi
pengentasan masalah klien.
f.
Layanan
Bimbingan dan Konseling Kelompok
Bimbingan dan konseling kelompok
mengarahkan layanan kepada sekelompok individu. Dengan satu kali kegiatan,
layanan kelompok itu memberikan manfaat atau jasa kepada sejumlah orang.
Kemanfaatan yang lebih meluas inilah yang paling menjadi perhatian semua pihak
berkenaan dengan layanan kelompok itu. Apalagi pada zaman yang menekankan
perlunya efesiensi, perlunya perluasan pelayanan jasa yang mampu menjangkau
lebih banyak konsumen secara tepat dan cepat, layanan kelompok semakin menarik.
B.
Layanan
Responsif Bimbingan dan Konseling
Menurut
Dewa (2013) layanan responsif bimbingan dan konseling didalamnya termuat
pengertian, tujuan, strategi, aspek-aspek serta fokus pengembangannya
dipaparkan sebagai berikut :
1. Pengertian Responsif
Layanan Responsif adalah layanan bimbingan yang bertujuan membantu memenuhi
kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh siswa pada saat ini dan layanan
ini diberikan kepada siswa dengan segera.
2. Tujuan layanan responsif
Layanan ini bertujuan untuk membantu siswa memenuhi kebutuhannya yang
dirasakan pada saat ini, atau para siswa yang dipandang mengalami hambatan
dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Indikator dari kegagalan itu
berupa ketidak mampuan untuk menyesuaikan dari atau perilaku bermasalah.
3. Strategi layanan responsif
Strategi layanan ini yang bersifat kuratif, strategi yang digunakan adalah
konseling individual, konseling kelompok, dan konsultasi. Isi layanan responsif
ini adalah bidang :
a. Bidang pendidikan
Bidang pendidikan adalah pemilihan program studi di sekolah sesuai dengan
bakat, minat, dan kemampuan; dan pemilihan program studi lanjutan di perguruan
tinggi.
b. Bidang belajar
Bidang belajar adalah cara belajar efektif dan cara mengatasi kesulitan
belajar.
c. Bidang sosial
Bidang social adalah cara memilih teman yang baik, cara memelihara
persahabatan yang baik, dan cara pembentukan pola karier.
d. Bidang pribadi
Bidang pribadi adalah pembentukan identifikasi karier, pengenalan
karakteristik dan lingkungan pekerjaan, dan pembentukan pola karier.
e. Bidang tata tertib di sekolah
Bidang tata tertib di sekolah adalah pengenalan tata tertib sekolah dan pengembangan
sikap serta perilaku disiplin.
4. Aspek-aspek layanan responsif
a. Bidang Pribadi
a) Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
b) Perolehan system nilai,
c) Kemandirian emosional,
d) Pengembangan keterampilan intelektual, dan
e) Menerima diri dan mengembangkannya secara efektif.
b. Bidang sosial
a) Berperilaku sosial yang bertanggung jawab,
b) Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya,
c. Bidang belajar
a) Kurang memilki kebiasaan belajar yang baik,
b) Kurang memahami cara belajar yang efektif,
c) Kurang memahami cara mengatasi kesulitan belajar,
d) Kurang menyenangi pelajaran-pelajaran tertentu.
5.
Fokus
pengembangan layanan responsif
Fokus pelayanan responsif
bergantung kepada masalah atau kebutuhan konseli. Masalah dan kebutuhan konseli
berkaitan dengan keinginan untuk memahami sesuatu hal karena dipandang penting
bagi perkembangan dirinya secara positif. Kebutuhan ini seperti kebutuhan untuk
memperoleh informasi antara lain tentang pilihan karir dan program studi,
sumber-sumber belajar, bahaya obat terlarang, minuman keras, narkotika,
pergaulan bebas.
Masalah lainnya adalah yang
berkaitan dengan berbagai hal yang dirasakan mengganggu kenyamanan hidup atau
menghambat perkembangan diri konseli, karena tidak terpenuhi kebutuhannya, atau
gagal dalam mencapai tugas-tugas perkembangan. Masalah konseli pada umumnya
tidak mudah diketahui secara langsung tetapi dapat dipahami melalui
gejala-gejala perilaku yang ditampilkannya.
C.
Layanan Perencanaan Individual
1.
Pengertian
Layanan perencanaan individual adalah upaya bimbingan yang bertujuan
membantu seluruh siswa membuat dan mengimplementasikan rencana-rencana
pendidikan, karier, dan kehidupan sosial pribadinya.
2.
Tujuan
Perencanaan individual bertujuan untuk membantu konseli agar :
1)
memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya
2)
mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan
terhadap perkembang-an dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar,
maupun karir.
3)
dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan,
dan rencana yang telah dirumuskannya.
Tujuan perencanaan individual ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya
memfasilitasi konseli untuk merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana pendidikan,
karir, dan pengembangan sosial-pribadi oleh dirinya sendiri. Isi layanan
perencanaan individual adalah hal-hal yang menjadi kebutuhan konseli untuk
memahami secara khusus tentang perkembangan dirinya sendiri. Dengan demikian
meskipun perencanaan individual ditujukan untuk memandu seluruh konseli,
pelayanan yang diberikan lebih bersifat individual karena didasarkan atas
perencanaan, tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh masing-masing
konseli.(Erlin Istiqomah, 2013)
3.
Strategi
Strategi
yang digunakan dalam layanan perencanaan individual adalah konsultasi dan konseling,
sedangkan isi dari layanan ini meliputi bidang pendidikan, bidang karir, dan
bidang sosial pribadi. Menurut Gysbers, 2006 dalam Dewa (2013) strategi dalam
layanan perencanaan individual, meliputi :
a. Individual
appraisal, individu diminta oleh konselor untuk menginterpretasi tentang bakat,
minat, keterampilan, dan prestasi yang ada dalam dirinya sendiri.
b. Individual
advisement, konselor meminta individu yang bersangkutan untuk mempertimbangkan
tentang pendidikan, karir, sosial dan pribadi. Dan, kemudian bagaimana individu
tersebut untuk merealisasikan
c. Transition
planning, konselor bekerjasama dengan pihak guru yang lain membantu individu
untuk membuat rencana apakah akan melanjutkan sekolah, bekerja, atau mengikuti
training/kursus.
d. Follow
up, konselor bekerjasama dengan pihak guru yang lain menindaklanjuti dari data
yang diperoleh untuk kemudian dievaluasi.
D.
Layanan
Dukungan Sistem
Ketiga
komponen program, merupakan pemberian layanan BK kepada siswa secara langsung.
Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen layanan dan kegiatan manajemen
yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada siswa atau memfasilitasi
kelancaran perkembangan siswa. Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan
manajemen yang bertujuan untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan
program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan professional;
hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf
ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas; manajemen program; penelitian dan pengembangan.
Thomas Ellis, 1990 dalam (Dewa 2013).
Menurut
pendapat penulis dalam dukungan sistem merupakan pemberian bantuan kepada siswa
dan memfasilitasi kelancaran perkembangan program bimbingan, jadi guru sebagai
pendidik harus memberikan layanan yang optimal sehingga bertujuan untuk membantu siswa memenuhi kebutuhannya yang dirasakan pada
saat ini, atau para siswa yang dipandang mengalami hambatan dalam menyelesaikan
tugas-tugas perkembangannya.
Program
ini memberikan dukungan kepada guru pembimbing dalam memperlancar penyelenggaraan
layanan diatas. Sedangkan bagi personel pendidik lainnya adalah untuk
memperlancar pemyelenggaraan program pendidikan di sekolah. Dukungan sistem
meliputi dua aspek yaitu:
1.
Pemberian
layanan konsultasi/kolaborasi
Pemberian layanan
menyangkut kegiatan guru pembimbing (konselor) yang meliputi :
a) konsultasi
dengan guru-guru
b) menyelenggarakan
program kerjasama dengan orang tua atau masyarakat
c) berpartisipasi
dalam merencanakan kegiatan-kegiatan sekolah.
d) bekerjasama
dengan personel sekolah lainnya dalam rangka menciptakan lingkungan sekolah
yang kondusif bagi perkembangan siswa
e) melakukan
penelitian tentang masalah-masalah yang berkaitan erat dengan bimbingan dan
konseling.
2. Kegiatan manajemen
Kegiatan manajemen merupakan berbagai upaya untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan mutu program bimbingan dan konseling melalui kegiatan-kegiatan :
Kegiatan manajemen merupakan berbagai upaya untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan mutu program bimbingan dan konseling melalui kegiatan-kegiatan :
a) pengembangan
program
b) pengembangan
staf
c) pemanfaatan
sumber daya
d) pengembangan
penataan kebijakan.
Secara
operasional program disusun secara sistematis sebagai berikut :
a) Rasional,
berisi latar belakang penyusunan program bimbingan didasarkan atas landasan konseptual,
hukum maupun empiris.
b) Visi
dan misi, berisi harapan yang diinginkan dari layanan BK yang mendukung visi, misi
dan tujuan sekolah
c) Kebutuhan
layanan bimbingan, berisi data kebutuhan siswa, pendidik dan institusi terhadap
layanan bimbingan. Data diperoleh dengan mempergunakan instrument yang dapat
dipertanggungjawabkan.
d) Tujuan,
berdasarkan kebutuhan ditetapkan kompetensi yang dicapai siswa berdasarkan
perkembangannya
e) Komponen
program
Menurut Nur
Arifin (2014) terdapat 7 komponen program layanan yang harus sekolah miliki :
1. layanan
dasar, program yang secara umum dibutuhkan oleh seluruh siswa pertingkatan
kelas
2. Layanan
responsif, program yang secara khusus dibutuhkan untuk membantu para siswa yang
memerlukan layanan bantuan khusus.
3. layanan perencanaan individual, program yang
memfasilitasi seluruh siswa memiliki kemampuan mengelola diri dan merancang
masa depan.
4. dukungan
sistem, kebijakan yang mendukung keterlaksanaan program, program jejaring baik
internal sekolah maupun eksternal.
5. Rencana
operasional kegiatan.
6. Pengembangan
satuan layanan bimbingan.
7. Evaluasi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari paparan di atas dapat kami
simpulkan bahwa, layanan dasar bimbingan bertujuan untuk membantu seluruh siswa
dalam mengembangkan perilaku efektif dan ketrampilan-ketrampilan hidup yang
mengacu pada tugas-tugas perkembangannya. Dalam bimbingan konseling terdapat
beberapa komponen yang mendukung proses berkembangnya bimbingan konseling,
yakni layanan responsif, layanan individual, serta layanan dukungan
sistem.
B.
Saran
Bagi pembaca diharapkan dapat
mengambil pelajaran dan hikmah serta menambah
wawasan yang dimiliki setelah membaca makalah ini dan mampu memberikan
informasi untuk pembelajaran bagi orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Amsyah, Zulkifli.2008.Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling.[Online].Tersedia :http://djayenis.blogspot.co.id/2008/11/strategi-layanan-bimbingan-dan.html.[13
November 2016].
Dewa.2013.komponen Layanan Responsif dan Layanan
Dukungan Sistem.[Online].Tersedia
:http://benczad94.weebly.com/komponen-layanann-responsif-dukungan-sistem.html.[13 November 2016].
Erlin Istiqomah.2013.Layanan Perencanaan Individual.[Online].Tersedia
:http://konselor-profesional.blogspot.co.id/2013/02/layanan-perencanaan-individual.html.[13
November 2016].
Nur
arifin, Diding.2014.Layanan Dasar
Bimbingan.[Online].Tersedia : http://didingnurarifin.blogspot.co.id/2014/10/makalah-layanan-dasar-bimbingan-komponen
struktur-program.html.[13
November 2016].
Ridwan.2015.Jenis-jenis Layanan Bimbingan Konseling.[Online].Tersedia :https://gge1453.wordpress.com/2015/02/26/jenis-jenis-layanan-bk-layanan-dasar-layanan-responsif-layanan-perencanaan-individual-dan-dukungan-sistem/.html.[13
November 2016].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar