MAKALAH
LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR di SD
Makalah Ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu: Nurjaman, M.Pd
Disusun Oleh:
Heronika (140641135)
Sri Maryanah (140641114)
Kelompok: 7
Kelas: SD14-A.4
Semester 5
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2016
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan nikmat serta Hidayah Nya terutama nikmat kesempatan dan
kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Layanan Bimbingan Belajar
di SD” tepat waktu. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah
Bimbingan Konseling di program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Muhammadiyah Cirebon. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Bapak Nurjaman, M.Pd selaku dosen pembimbing
mata kuliah Bimbingan Konseling yang senantiasa membimbing kami. Tak lupa kami
juga mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah memberikan bantuan
selama penulisan makalah ini. Akhirnya kami menyadari bahwa banyak terdapat
kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Cirebon,
Desember 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang......................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C.
Tujuan....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi belajar......................................................................................... 3
B. Pengertian
bimbingan belajar.................................................................... 3
C. Tujuan
bimbingan belajar di SD............................................................... 4
D. Jenis-jenis
masalah belajar di SD.............................................................. 4
E. Penentuan
murid yang diperkirakan mengalami masalah belajar.............. 5
F. Faktor
penyebab terjadinya masalah-masalah murid di SD...................... 8
G. Cara
membantu anak dalam mengatasi masalah belajar yang dihadapi... 9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 11
B. Saran........................................................................................................ 11
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap murid khususnya
di sekolah dasar memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya, disamping
persamaannya. Perbedaan menyangkut perbedaan kapasitas intelektual,
keterampilan, motivasi, persepsi, sikap, kemampuan, minat, latar belakang
kehidupan dalam keluarga dan lain-lain. Perbedaan ini cenderungakan
mengakibatkan adanya perbedaan pula dalam belajar setiap murid baik dalam
kecepatan belajarnya maupun keberhasilan yang dicapai murid itu sendiri.
Murid datang kesekolah
dengan harapan agar dapat mengikuti pendidikan yang baik. Tetapi tidak
selamanya demikian. Ada berbagai masalah yang mereka hadapi, bersumber dari
ketegangan karena tugas-tugas, ketidakmampuan mengerjakan tugas, keinginan
untuk bekerja sebaik-baiknya tetapi tidak mampu, persaingan dengan teman,
kemampuan dasar intelegtual yangkurang, motivasi belajar yang lemah, kurangnya
dukungan orang tua, guru yang kurang ramah, dan lain-lain. Masalah-masalah tersebut
tidak selalu dapat diselesaikan dalam situasi belajar-mengajar di kelas,
melainkan memerlukan pelayanan secara khusus oleh guru di luar situasai proses
belajar.
Peran dan fungsi serta
tanggung jawab guru di Sekolah Dasar, selain mengajar juga perlu memperhatikan
keragaman karakteristik perilaku murid sebagai dasar penentuan jenis bantuan
dan layanan dalam bimbingan belajar, baik secara individu maupun kelompok.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat
rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Apa yang
dimaksud dengan belajar?
2.
Apa pengertian
bimbingan belajar di SD?
3.
Apa Tujuan
Bimbingan Belajar di SD?
4.
Apa saja
jenis-jenis masalah belajar yang dialami di SD?
5.
Bagaimana
mengetahui murid yang diperkirakan mengalami masalah belajar?
6.
Apa saja yang
merupakan faktor penyebab terjadinya masalah-masalah murid di SD?
7.
Bagaimana cara
membantu anak dalam mengatasi masalah belajar yang dihadapi?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui definisi belajar.
2.
Untuk mengetahui pengertian bimbingan belajar.
3.
Untuk mengetahui tujuan bimbingan belajar di SD.
4.
Untuk mengetahui jenis-jenis masalah belajar di SD.
5.
Untuk mengetahui penentuan murid yang diperkirakan
mengalami masalah belajar.
6.
Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya
masalah-masalah murid di SD.
7.
Untuk mengetahui cara membantu anak dalam mengatasi
masalah belajar yang dihadapi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Belajar
Menurut Anita E.
Wool Folk, (1995: 196) “Belajar adalah proses perubahan pengetahuan atau perilaku sebagai hasil
dari pengalaman. Pengalaman ini terjadi melalui interaksi antara individu
dengan lingkungan”.
Menurut Garry &
Kingsley, (1970: 15) “Belajar adalah proses tingkah laku (dalam arti luas) ditumbuhkan atau diubah melalui praktek dan latihan”.
Menurut
Penulis dari kedua definisi belajar diatas bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku yang terjadi akibat adanya interaksi antara individu
dengan lingkungan yaitu melalui praktek dan latihan. Perubahan tingkah laku
yang dimaksud adalah perubahan ke arah yang lebih baik. Yang tadinya tidak tahu
menjadi tahu, yang tadinya tidak mengerti menjadi mengerti, yang tadinya tidak
bisa menjadi bisa. Lingkungan disini berarti segala sesuatu yang ada disekitar
individu tersebut. Misalnya, Keluarga, Teman-temannya, Guru, Masyarakat
sekitar, dan Lingkungan tempat sekitar individu tinggal.
B. Pengertian
Bimbingan Belajar
Menurut Marry Hardilah, “Bimbingan belajar merupakan proses bantuan yang
diberikan kepada individu (murid) agar dapat mengatasi masalah-masalah yang
dihadapinya dalam belajar, sehingga setelah melalui proses perubahan belajar
mereka dapat mencapai hasil belajar yang optimal dengan kemampuan, bakat dan
minat yang dimilikinya. Dengan kata lain tugas guru di sini adalah membanatu
murid dalam mengenal, menumbuh dan mengembangakan diri, sikap dan kebiasaan
belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan, serta dalam
rangka menyiapkan kelanjutan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Menurut
Penulis Bimbingan Belajar dapat disimpulkan proses bantuan yang diberikan
kepada individu (murid) untuk mengatasi masalah-masalah dalam belajar, sehingga
mereka dapat mencapai hasil belajar yang optimal sesuai bakat dan minat yang
dimilikinya.
C. Tujuan
Bimbingan Belajar di SD
Menurut
Bina Prestasi Secara umum tujuan bimbingan belajar di Sekolah Dasar bertujuan
agar setelah mendapatkan pelayanan bimbingan belajar siswa dapat mencapai
perkembangannya secara optimal sesuai dengan bakat, kemampuan dan nilai-nilai
yang dimiliki.
Secara khusus,
tujuan bimbingan belajar:
1. Siswa
dapat memahami tentang dirinya sendiri, khususnya pada kemampuan belajarnya.
2. Siswa
dapat memperbaiki cara belajarnya ke arah yang lebih efektif dan efisien.
3. Siswa
dapat mengatasi berbagai macam kesulitan belajarnya.
4. Siswa
dapat mengembangkan sikap, kebiasaan, dan tingkah laku yang lebih baik,
khususnya yang berkaitan tentang belajarnya. dapat trampil dalam melaksanakan
kegiatan belajar dan dapat mencapai prestasi belajar yang optimal.
5. Mengenal
dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya.
6. Menggunakan
kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan
masyarakat.
7. Menyesuaikan
diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya.
8.
Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya
secara optimal.
D. Jenis-jenis Masalah Belajar di SD
Menurut Metta Adnyana Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang
dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses belajarnya. Kondisi
tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa
kelemahan-kelemahan yang dimilikianya dan dapat juga berkenaan dengan
lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini
tidak hanya dialami oleh murid-murid yang terbelakang saja, tetapi juga dapat
menimpa murid-murid yang pandai atau cerdas.
Jenis-jenis maslaah belajar di Sekolah Dasar dapat dikelompokan kepada
murid-murid yang mengalami :
1.
Sangat cepat dalam belajar,
yaitu
murid-murid yang tampaknya memiliki bakat akademik yang cukup tinggi, memiliki
IQ sebesar 130 atau lebih, dan memerlukan tugas-tugas khusus yang terencana.
2.
Keterlambatan akademik, yaitu
murid-murid yang tampaknya memiliki inteligensi normal tetapi tidak dapat
memanfaatkannya secara baik.
3.
Lambat belajar, yaitu
murid-murid yang tampak memiliki kemampuan yang kurang memadai. Mereka memiliki
IQ sekitar 70 – 90 sehingga perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan bantuan
khusus.
4.
Penempatan kelas, yaitu
murid-murid yang umur, kemampuan, ukuran, dan minat-minat sosial yang terlalu
besar atau terlalu kecil untuk kelas yang ditempatinya.
5.
Kurang motifasi dalam
belajar, yaitu murid-murid yang kurang semangat dalam belajar.
Mereka tampak jera dan malas.
6.
Sikap dan kebiasaan buruk
dalam belajar, yaitu murid-murid yang kegiatan atau perbuatan
belajarnya berlawanan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya, seperti suka
menunda-nunda tugas, belajar pada saat akan ujian saja.
7.
Kehadiran di sekolah, yaitu
murid-murid yang sering tidak hadir atau menderita sakit dalam jangka waktu
yang cukup lama sehingga kehilangan sebagian besar kegiatan belajarnya.
E. Penentuan
Murid yang diperkirakan Mengalami Masalah Belajar
Menurut Metta Adnyana sesuai dengan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling,
maka yang pertama dan paling awal harus dilakukan dalam rangkaian kegiatan
layanan bimbingan belajar adalah menentukan siapa murid yang mengalami masalah
dalam belajar. Penentuan siapa murid yang mengalami masalah belajar dapat
dilakukan dengan menggunakan prosedur berikut ini.
1. Penilaian Hasil Belajar
Guru diharapkan melaksanakan penilaian hasil belajar secara
berkesinambungan. Salah satu tujuan dari penilaian hasil belajar adalah untuk
mengetahui sejauh mana murid telah mencapai hasil belajar yang direncanakan
sebelumnya. Dalam hal ini ada dua jenis acuan yang digunakan, yaitu (1)
Penilaian Acuan Patokan (PAP), dan (2) Penilaian Acuan Norma (PAN).
a. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Menurut penilaian yang menggunakan acuan patokan, arah atau sasaran apa
yang harus dicapai murid dalam belajar ditentukan oleh tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya, yang disebut Tujuan Instruksional Umum ( ITU) dan Tujuan
Instruksional Khusus (TIK). Menurut penilaian acuan ini, murid dikatakan telah
mencapai hasil belajar sebagaimana yang diharapkan apabila telah menguasai
bahan-bahan belajar sesuai dengan patokan yang ditetapkan. Patokan ini
dinyatakan dalam bentuk presentase minimal, misalnya 75%, 80%, 90%, dan
sebagainya.
Dengan batas presentase minimal itu, guru dapat menentukan mana murid yang
telah menguasai bahan belajar dan mana yang belum. Murid-murid yang belum
menguasai bahan belajar digolongkan sebagai murid yang mengalami masalah dalam
belajar.
b. Penilaian Acuan Norma (PAN)
Pelaksanaan
penilaian yang menggunakan acuan norma didasarkan atas tanggapan bahwa setelah
sekelompok murid mengikuti kegiatan belajar, maka tingkat keberhasilan mereka
akan menyebar dalam data berikut ini: Sebagian besar (68%) dari murid itu akan
memperoleh hasil belajar sedang (S), sebagian kecil yaitu 13,5%
memperoleh hasil belajar baik (B) dan 13,5% lagi kurang (K).
Selebihnya berada pada kedua ujung kurva, yaitu + 2,5% memperoleh hasil belajar
baik sekali (BS), dan 2,5% lagi kurang sekali (KS).
Dengan
menggunakan penilaian acuan ini, guru dapat menentukan siapa murid yang paling
pandai, kurang pandai, atau paling tidak pandai dibandingkan dengan teman-teman
sekelompoknya. Selanjutnya berdasarkan atas pemahaman itu guru dapat
memanfaatkannya untuk kepentingan bimbingan dan konseling, baik untuk layanan
bimbingan belajar maupun untuk layanan bimbingan lainnya.
2. Pemanfaatan Hasil Tes Inteligensi
Belajar dipengaruhi oleh inteligensi atau kemampuan dasar. Semakin tinggi
kemampuan dasar semakin tinggi hasil belajar diperoleh.
140 – ke atas – Sangat
tinggi
120 – 139
– Tinggi
110 – 119
– Di atas biasa
100 – 109
– Biasa/sedang
90 –
99 – Di bawah biasa
80 –
89 – Rendah
Di bawah – 79 –
Sangat rendah
Tinggi-rendahnya tingkat kemampuan dasar itu biasanya diukur dengan tes
kemampuan dasar yang sudah baku (Standarized). Beberapa tes yang sering
digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan dasar murid sekolah dasar antara
lain adalah Draw a Man Test (DMT), Colour Progressive
Matrices Test (CPM), Wechsler Intelligence Scale for Children
(WISC), dan Standford Binet Intelligence Scale
(SBIS).
Hasil
belajar yang dicapai murid seyogyanya dapat mencreminkan kemampuan dasar yang
dimilikinya. Murid yang tingkat kemampuan dasarnya tinggi diharapkan memperoleh
hasil belajar yang tinggi pula. Murid-murid yang hasil belajarnya lebih rendah
dari tingkat kemampuan dasar yang dimilikinya digolongkan sebagai murid yang
bermasalah dan perlu mendapat bantuan khusus melalui layanan bimbingan belajar.
3. Pengamatan (Observasi)
Dibandingkan
dengan guru sekolah menengah, maka guru sekolah dasar menempati kedudukan yang
menguntungkan dalam mengamati keadaan murid sehari-hari. Setiap hari mulai dari
jam pertama sampai dengan jam pelajaran terakhir guru selalu berhadapan dengan
murid yang sama. Dia mengetahui secara pasti pasti siapa muridnya yang sering
terlambat datang ke sekolah, siapa murid yang sikap dan kebiasaannya buruk
dalam belajar, dan sebagainya. Berdasarkan pengenalan yang mendalam itu, guru
hendaknya dapat pula memanfaatkan peluang itu untuk usaha bimbingan dan
konseling umumnya, dan layanan bimbingan belajar khususnya.
F. Faktor
Penyebab terjadinya Masalah-masalah Murid di SD
Menurut Mery Hardilah pada dasarnya masalah belajar itu dapat terjadi oleh
berbagai faktor, dan dapat digolongkan atas: (1) faktor-faktor yang bersumber
dari murid itu sendiri (internal),
(2) faktor-faktor yang bersumber dari luar diri individu (eksternal) yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
1. Faktor-faktor internal
(faktor-faktor yang berada pada diri murid itu sendiri). Antara lain:
a.
Gangguan
secara fisik, seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat bicara,
gangguan panca indra,
cacat tubuh, serta penyakit menahun (alergi, asma, dsb).
b.
Ketidakseimbangan
mental (adanya gangguan dalam fungsi mental), seperti menampakkan kurangnya kemampuan
mental, taraf kecerdasanya cenderung kurang.
c.
Kelemahan
emosional, seperti merasa tidak aman, kurang bisa menyesuaikan diri (maladjustment), tercekam rasa taku,
benci dan antipasti, serta ketidak matangan emosi.
d.
Kelemahan
yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap yang salah, seperti kurang perhatian dan minat terhadap
pelajaran sekolah malas dalam belajan,
dan sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.
2. Faktor-faktor eksternal
(faktor-faktor dari luar diri individu) yaitu berasal dari :
a.
Sekolah, antara
lain : sifat kurikulum yang kurang fleksibel, terlalu berat beban belajar
(murid) dan atau mengajar (guru), metode mengajar yang kurang memadai,
kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar.
b.
Keluarga,
antara lain : keluarga tidak utuh dan atau kurang harmonis, sikap orang tua yang tidak memperhatikan
pendidikan anaknya, keadaan ekonomi.
c.
Masyarakat, antara lain; adat dan kebiasaan masyarakat yang kurang mendukung kegiatan
belajar di sekolah, teman sebaya yang memiliki perilaku kurang baik.
G. Cara Membantu
Anak dalam Mengatasi Masalah Belajar yang dihadapi
Menurut Uyung Achmed dalam membantu anak mengatasi masalah belajar yang
dihadapi adalah melalui sebagai berikut:
1. Pengajaran perbaikan
Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan
atau membetulkan pengajaran yang membuat menjadi lebih baik. Dengan maksud
untuk memperbaiki kesalahan dalam proses dan hasil belajar mereka. Pengajaran
perbaikan bisa juga disebut pengajaran remedial.
2. Kegiatan
pengayaan
Kegiatan pengayaan termasuk suatu bentuk layanan yang diberikan kepada atau
beberapa orang murid yang sangat cepat belajar. Dengan tujuan untuk menambah
dan/atau memperluas pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliknya dalam
kegiatan belajar sebelumnya.
Kecepatan belajar yang tinggi akan mempunyai dampak positif apabila murid
merasa dirinya diperhatikan dan dihargai atas keberhasilan dan kemampuan dalam
belajar. Sebaliknya, kecepatan belajar akan mempunyai dampak negatif apabila
murid merasa kurang diperhatikan dan kurang dihargai.
3. Peningkatan
motivasi belajar
a.
Memprjelas tujuan-tujuan belajar.
b.
Menyesuaikan belajar dengan bakat,kemampuan dan minat
murid.
c.
Meningkatkan suasana bpengajaran yang matang,
merangsang dan menyenangkan.
d.
Memberikan hadiah (penguatan) dan hukuman (hukuman
yang bersifat bimbingan).
e.
Menciptakan hubungan yang harmonis antara guru dangan
murid.
f.
Menghindari tekanan – tekanan yang tidak menentu
seperti suasana yang menakutkan.
g.
Melengkapi sumber dan peralatan belajar.
4. Peningkatan
Keterampilan Belajar
Prosedur yang dapat dilakukan
diantaranya adalah dengan :
a.
Membuat
catatan waktu guru mengajar.
b.
Membuat
ringkasan dari bahan yang dibaca.
c.
Menegrjakan
latihan-latihan soal.
5. Pengembangan
Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik
Setiap murid diharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan belajar yang
efektif. Sikap dan
kebiasaan belajar yang baik tidak tumbuh secara kebetulan, melainkan seringkali
perlu ditumbuhkan melalui bantuan yang terencana, terutama oleh guru-guru dan
orang tua murid. Untuk itu murid hendaknya dibantu dalam hal:
a.
Memelihara
kondisi kesehatan yang baik.
b.
Mengataur
waktu belajar baik di sekolah maupun di rumah.
c.
Memilih
tempat belajar yang baik.
d.
Belajar
dengan menggunakan sumber belajar yang baik.
e.
Membaca
secara baik dan sesuai dengan kebutuhan.
f.
Tidak segan-segan bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Belajar
merupakan perubahan perilaku yang disebabkan oleh karena individu mengadakan
interaksi dengan lingkungan. Sedangkan
bimbingan belajar sendiri merupakan proses bantuan yang diberikan kepada
individu (murid) agar dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam
belajar. Bimbingan belajar ini bertujuan sebagai pengembangan sikap dan
kebiasaan yang baik, menumbuhkan disiplin belajar dan terlatih serta
mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya di
lingkungan sekolah atau alam sekitar untuk pengembangan pengetahuan,
keterampilan dan pengembangan pribadi. Jenis-jenis masalah belajar di Sekolah
Dasar dapat dikelompokkan kepada murid-murid yang mengalami keterlambatan
akademik, ketercepatan dalam belajar, sangat lambat dalam belajar, kurang
motivasi dalam belajar, bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar dan sering
tidak sekolah.
B. Saran
Sebagai
seorang calon guru kita diharapkan mampu mengetahui layanan bimbingan belajar
khususnya di Sekolah Dasar untuk bekal kita saat menjadi guru kelak. Penulis
menyadari akan kekurangan makalah ini, oleh sebab itu diharapkan kepada pembaca
untuk dapat memberi kritik dan saran yang konstruktif dalam rangka
penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, kepada Tuhan Yang Maha Esa jualah
penulis menyerahkan diri serta memohon taufik dan hidayah-Nya. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR
PUSTAKA
Hardilah,
Merry. (2014). Bimbingan Belajar. [ Online ]. Tersedia: http://merryhardilah.blogspot.co.id/2014/07/makalah-bimbingan-belajar-di-sekolah.html
[22 Desember 2016]
Achmed, Uyunk. (2011). Bimbingan Belajar di Sekolah Dasar. [ Online ]. Tersedia: http://uyunkachmed.blogspot.co.id/2011/10/bimbingan-belajar-di-sekolah-dasar.html
[22 Desember 2016]
Prasetya, Agung. (2011). Perlunya Bimbingan Belajar dan Tujuan Bimbingan Belajar. [ Online ]. Tersedia: https://binaprestasi1.wordpress.com/2011/07/03/perlunya-bimbingan-belajar-dan-tujuan-bimbingan-belajar/
[22 Desember 2016]
Adnyana, Metta. (2014). BK SD Layanan Bimbingan Belajar. [ Online ]. Tersedia: http://mettaadnyana.blogspot.co.id/2014/06/bk-sd-layanan-bimbingan-belajar.html [22 Desember 2016]
Basri, Sasminar. (2014). Bimbingan Belajar. [ Online
]. Tersedia: http://synaralwadudu.blogspot.co.id/2014/01/makalah-bimbingan-belajar.html
[22 Desember 2016]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar