Selasa, 31 Januari 2017

MAKALAH KEMAMPUAN MENERAPKAN LAYANAN BIMBINGAN BAGI ANAK KESULITAN BELAJAR DI SD

MAKALAH
KEMAMPUAN MENERAPKAN LAYANAN BIMBINGAN BAGI ANAK KESULITAN BELAJAR DI SD
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu : Nurjaman, M.Pd





Disusun Oleh :
Lismania Dewi                (140641136)
Rizkha Rohmayana         (140641116)

Kelompok 8
Kelas: SD14.A4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2017



KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas Administrasi Sekolah. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah wawasan tentang Kemampuan Menerapkan Layanan Bimbingan Bagi Anak Berkesulitan Belajar di SD ”.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu, terutama pertolongan dari Allah, sehingga makalah kami ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Dengan segala kerendahan hati. Kami sangat mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun, agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Kami menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Karena kesempurnaan sesungguhnya hanya datangnya dari Allah SWT. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.




Cirebon, 5 Januari 2016
Penyusun



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
      A.    Latar Belakang............................................................................ 1
      B.     Rumusan Masalah....................................................................... 2
      C.     Tujuan Masalah........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
      A.    Pengajaran Perbaikan.................................................................. 3
      B.     Kegiatan Pengayaan.................................................................... 15
      C.     Peningkatan Motivasi Belajar...................................................... 16
      D.    Peningkatan Ketermpilan Belajar................................................ 18
      E.     Mengembangkan Sikap dan Keterampilan yang Baik................ 26
BAB III PENUTUP
      A.    Kesimpulan.................................................................................. 28
      B.     Saran............................................................................................ 28
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kegiatan belajar bagi siswa sekolah dasar merupakan kegiatan yang dirasa tidak menyenangkan.Banyak sekali alasan yang mereka ungkapkan jika para pendidik (baik orangtua maupun guru) meminta mereka untuk belajar (di sekolah maupun di rumah).Anak – anakmasihmenganggap bahwa kegiatan belajar merupakan kegiatan yang membosankan, karena harus dituntut (baik orangtua maupun guru) untuk selalu belajar dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.Keluhan yang dikemukakan tersebut dapat menjadi hambatan ataupun kesulitan dalam belajar. Jika kesulitan belajar ini tidak dapat tertangani dengan baik maka akan menjadikan prestasi siswa tidak baik pula. Oleh karena itu perlu adanya layanan bimbingan belajar yang diberikan oleh guru terkait dengan peningkatan prestasi belajar siswa.
Bimbingan belajar adalah bimbingan yang diberikan oleh tenaga ahli (konselor)untuk membantu individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah yangberkaitan dengan belajar (Yusuf,dkk. 2005). Bimbingan belajar bagi siswa sekolah dasar lebih difokuskan pada usaha – usahauntuk meningkatkan prestasi belajar.Dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik, diperlukan adanya kerja sama antara konselor sekolah dengan para guru. Konselor di sekolah dasar pada kenyataannya tidak secara khusus menjadi konselor (guru BK) tetapi merupakan guru kelas.Oleh karena itu, guru kelas menjadi pokok utama dalam memberikan layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa sekolah dasar. Selama ini belum teridentifikasi tentang bagaimana pelaksanaan layanan bimbingan belajar.Hal ini ditunjukkan dengan masih munculnya permasalahan belajar yang dialami oleh siswa sekolah dasar. Sebagai contoh prestasi belajar yang rendah, malas untuk berangkat sekolah, mengganggu temannya ketika proses pembelajaran berlangsung, dan lain sebagainya. Seperti yang diungkapkan oleh Purwanti (2009) bahwa terdapat43% siswa sekolah dasar yang mengalami kesulitan belajar dan hal ini belum ditangani dengan baik oleh guru kelas.Berdasarkan penelitian tersebut, dalam makalah ini mencoba untuk menguraikan tentang pelaksanaan layanan bimbingan belajar yang diberikan guru kelas (sebagai konselor sekolah) khususnya dalam mengurangi kesulitan belajar siswa sekolah dasar.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pengajaran perbaikan?
2.      Apa yang dimaksud dengan kegiatan pengayaan?
3.      Bagaimana cara untuk meningkatan motivasi belajar?
4.      Bagaimana cara untuk meningkatan keterampilan belajar?
5.      Bagaimana mengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui tentang pengajaran perbaikan,
2.      Untuk mengetahui tentang kegiatan pengayaan,
3.      Untuk mengetahui bagaimana cara untuk meningkatan motivasi belajar,
4.      Untuk mengetahui bagaimana cara untuk meningkatan keterampilan belajar,
5.      Untuk mengetahui bagaimana pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.





BAB II
PEMBAHASAN

Kemampuan Menerapkan Layanan Bimbingan Bagi Anak Berkesulitan Belajar di SD
A.    Pengajaran Perbaikan
1.      Pengertian
Menurut Istiyas Fadylah (2009) Pengajaran perbaikan (Remidial Teaching) adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, atau dengan kata lain pengajaran yang membuat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dapat dikatakan pula bahwa pengajaran perbaikan itu berfungsi perapis untuk penyembuhan. Yang disembuhkan adalah beberapa hambatan / gangguan kepribadian yang berkaitan dengan kesulitan belajar sehingga dapat timbal balik dalam arti perbaikan belajar atau perbaikan pribadi. Remedial teaching berasal dari kata remedy (Bahasa Inggris) yang artinya menyembuhkan. Istilah pengajaran remedial pada mulanya adalah kegiatan mengajar untuk anak luar biasa yang mengalami berbagai hambatan dalam belajar. Tapi dewasa ini pengertian itu sudah mengalami berkembang. Sehingga anak yang normal pun memerlukan pelayanan pengajaran remedial.
2.      Tujuan Pengajaran Perbaikan
Secara umum tujuan pengajaran perbaikan tidak berbeda dengan pengajaran biasa yaitu dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Secara khusus pengajaran perbaikan bertujuan agar siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan oleh pihak sekolah melalui proses perbaikan.
Secara terperinci tujuan pengajaran perbaikan, yaitu :
a.       Agar siswa dapat memahami dirinya, khususnya prestasi belajarnya.
b.      Dapat memperbaiki / mengubah cara belajar siswa ke arah yang lebih baik.
c.       Dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.
d.      Dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang jauh lebih baik.
e.       Dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepada siswa.

3.      Fungsi Pengajaran Perbaikan
Dalam keseluruhan proses belajar-mengajar, pengajaran perbaikan mempunyai fungsi, antara lain:
a.       Korektif , artinya dalam fungsi ini pengajaran remedial dapat diadakan pembetulan atau perbaikan dengan memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru.
b.      Pemahaman, artinya meningkatkan pemahaman guru dan siswa dalam memahami kelebihan dan kekurangan dirinya.
c.       Penyesuaian, penyesuain pengajaran perbaikan terjadi antara siswa dengan tuntutan dalam proses belajarnya. Artinya siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya sehingga peluang untuk mencapai hasil terbaik lebih besar. Tuntutan disesuaikan dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan dan karakeristik siswa sehingga mendorong siswa untuk lebih giat belajar.
d.      Akselerasi, maksudnya pengajaran perbaikan dapat mempercepat proses belajar, baik dari segi waktu maupun materi.
e.       Terapsutik, maksudnya secara lagsung atau tidak langsung pengajaran perbaikan dapat memperbaiki atau menyembuhkan kondisi pribadi yang menyimpang.


4.      Sifat Khusus Pengajaran Perbaikan dengan Masalahnya
Kekuasaan pengajaran perbaikan disesuaikan dengan karakteristik kesulitan belajar yang diderita siswa. Tekanannya pada usaha perbaikan keseluruhan proses belajar mengajar menyangkut masalah cara belajar, metode belajar, materi, alat, dan lingkungan yang turut serta mempengaruhi proses belajar mengajar. Sehubungan dengan masalah ini maka perlu sekiranya guru memahami prinsip-prinsip permasalahan yang menyangkut :
a.       Cara belajar siswa
Pada dasarnya siswa belajar dengan cara-cara sebagai berikut :
1)      Eksplorasi: Siswa mencari dan mendapatkan ilmu pengetahuan tentang sesuatu melalui seluruh indranya, kemudian dikembangkan melalui berbagai usaha, melakukan sendiri dengan bermacam-macam alternatif.
2)      Coba-coba: melalui trial and error, siswa belajar memecahkan suatu permasalahan.
3)      Rasa tidak senang: dengan merasa tidak senang, siswa akan belajar menghindari kesalahan.
4)      Rasa gembira: sesuatu yang menyenangkan cenderung untuk mengulang, dan sebaliknya sesuatu yang tidak enak cenderung untuk dihindari.
5)      Imitasi: belajar melalui peniruan / pengamatan yang paling sering dilakukan.
6)      Partisipasi: belajar melalui peniruan, berati siswa berpartisipasi secara aktif (learn be doing), itulah prinsip pedagogik dewasa ini.
7)      Komunikasi: semakin mudah komunikatif, makin menarik sesuatu hal untuk dipelajari.

b.      Kondisi belajar
1)      Kondisi Umum
a.       Stimulasi belajar: pesan yang diterima oleh siswa berupa stimulus yang berbentuk visual, auditif, verbal, taktil, dsb. Dalam kegiatan belajar mengajar, bahan yang disajikan harus benar-benar diinformasikan dan dapat diterima oleh siswa dengan baik dengan cara prinsip pengulangan, dimana pinsip ini akan membantu siswa lebih dari sekali kesempatan untuk menerima dan menstruktur pesan yang disampaikan oleh guru.
b.      Perhatian dan Motivasi: siswa harus memperhatikan stimulus belajar yang mengandung pesan dan harus mereka terima untuk berlangsungnya kegiatan belajar. Oleh karena itu, sesuatu yang paling penting dalam kegiatan belajar dan untuk mempertahankan perhatian diperlukan adanya motivasi sehingga kegiatan belajar berlangsung dan berhasil baik.
c.       Respons yang dipelajari: oleh karena belajar itu proses aktif, maka siswa harus dilibatkan ke dalam bahan yang dipelajari. Pelibatan ini meliputi perhatian, proses internal, dan tindakan yang nyata. Karena itu, agar hasil belajar dapat dinilai, maka tujuan harus dirumuskan ke dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati.
d.      Penguatan dan umpan balik: secara teori, bila suatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan, maka ada kecenderungan untuk mengulanginya. Siswa harus menerima umpan balik secara langsung derajat sukses pelaksanaan tugas.
e.       Pemakaian dan pemindahan: salah satu prinsip pemakaian kembali informasi yang telah dipelajari adalah mind (jiwa) harus membuat suatu alamat terhadap stimulus yang tersedia pada saat dibutuhkan.
f.       Kemampuan belajar.
2)      Kondisi Khusus
a.       Kondisi belajar informasi: yang termasuk belajar informasi adalah belajar lambing, kata-kata, istilah, definisi, persamaan, pernyataan sifat, dll. Informasi yang dipelajari sering disebut fakta pengetahuan atau isi yang biasa dipelajari dengan cara menghafalkan karena akan menghemat waktu bila sering digunakan. Siswa perlu diberikan penjelasan tentang apa yang harus dipelajari, hasil yang diharapkan, manfaat materi pelajaran baginya.
b.      Kondisi belajar konsep: konsep atau pengertian yaitu serangkaian perangsang dengan sifat-sifat yang sama. Mempelajari konsep mempunyai tiga dimensi, yaitu :Pengembangan secara internal pola mental yang memberikannya perasaan dan kemampuan untuk menggunakannya. Verbalisasi, deskripsi, atau definisi. Pemberian nama untuk konsep tersebut.
c.       Kondisi belajar prinsip: prinsip yaitu pola antar-hubungan fungsional antara konsep-konsep. Belajar prinsip sama dengan belajar konsep. Prinsip merupakan sarana penting untuk merumuskan pemecahan masalah.
d.      Kondisi belajar keterampilan: keterampilan dibedakan menjadi dua, yaitu intelektual dan psikomotor. Belajar keterampilan memerlukan latihan dalam mengkoordinasikan gerak motorik dengan kegiatan mental yang kompleks. Kondisi khusus belajar keterampilan, yaitu: tujuan dan nilai dijelaskan. Ditujukan demonstrasi dari yang mampu. Keterampilan dasar diberikan. Untuk meningkatkan perbaikan perlu evaluasi kegiatan secara cepat.
e.       Kondisi belajar sikap: berbagai bentuk penguasaan sikap yaitu pengenalan perhatian, ganjaran. Oleh karena itu, jika siswa menjauhi sekolah mempunyai pengalaman negatif terhadap pelajaran dan sebaliknya.

c.       Strategi Pengajaran
Strategi pengajaran berhubungan dengan pemilihan kegiatan belajar mengajar yang paling efektif dalam memberikan pengalaman belajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin dicapai. Dengan kata lain, strategi pengajaran adalah kegiatan yang dipilih guru dalam proses belajar mengajar yang dapat memberi kemudahan kepada siswa untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Secara umum pemilihan strategi pengajaran dipengaruhi oleh :
1.      Penerimaan pengetahuan
2.      Aplikasi pengetahuan
3.      Tujuan yang bersifat perubahan sikap (perasaan)

d.      Hubungan Guru-Siswa
Hubungan guru-siswa dalam proses belajar mengajar yang diharapkan adalah hubungan yang manusiawi. Maka yang penting bagi guru adalah bagaimana membawa siswa memperoleh pengertian sesuai dengan pribadinya. Mengenai tujuan pendidikan yang penting menurut aliran humanistic adalah menyadarkan kemampuan anak sendiri, membantu mereka bagaimana memahami orang lain, menyiapkan masa depan mereka, melatih cara mereka berpikir, dan mengambil keputusan sendiri. Atas dasar inilah, guru tidak lagi berperan sebagai pusat kegiatan/perhatian, melainkan sebagai fasilitator yang membantu siswa mengembangkan kemampuannya. Umtuk itu, guru perlu mengusahakan iklim yang menunjang efektifitas belajar, seperti :
1.      Memberi kebebasan kepada siswa dalam menyelesaikan tugasnya.
2.      Mengusahakan suasana belajar yang hangat.
3.      Menghargai siswa.
4.      Memberikan tugas-tugas yang menantang.
5.      Mengontrol disiplin siswa.
6.      Menilai keberhasilan, dan sebagainya.

e.       Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas menunjukkan kepada berbagai jenis kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk mempertahankan/menciptakan kondisi yang optimal bagi tercapainya proses belajar mengajar. Pengelolaan kelas meliputi pengaturan tingkah laku antara ruang sehingga tercipta kemudahan-kemudahan dalam belajar. Masalah pengelolaan kelas ini berkenaan dengan masalah kondisi dan situasi, administrasi teknik, dimensi pengelolaan, dan kedisiplinan siswa.

f.       Bidang studi
Pengetahuan tentang psikologi bidang studi perlu diketahui bagi guru maupun konselor, yaitu :
a.       Bahasa:  efektivitas dalam bidang studi banyak tergantung dari penguasaan bahasa. Faktor-faktor psikis yang mempengaruhi perkembangan dan kemampuan bahasa yaitu lingkungan anak, intelegensi, emosi, dan alat bicara. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat melihat hambatan bahasa baik jasmani maupun psikis. Hambatan itu misalnya salah ucap, salah ejaan, selain tata bahasa kesalahan membaca. Dalam remedial teaching, bahasa dapat diartikan sebagai bantuan pengajaran untuk membetulkan kesalahan yang sudah terjadi dan harus didahului dengan menghilangkan hambatannya.
b.      Berhitung/matematika: beberapa ahli seperti Brownwell, Kuechner, dan Rein berdasarkan pengalamannya, menyatakan bahwa remedial teaching berhitung dapat diartikan penyusunan kembali pengalaman yang telah diperoleh terlebih dahulu. Oleh karena itu, usaha guru harus direncanakan secara matangdan dilakukan dengan kematangan.
c.       Pengetahuan alam/pengetahuan sosial: pengamatan dan pengalaman adalah dasar dari mendapatkan pengertian dalam bidang pengetahuan alam dan sosial. Pengetahuan alam yang terutama adalah memberikan pengetahuan tentang isi alam semesta, bagaimana aktivitas kerjanya, dan mengapa demikian. Sedangkan pengetahuan sosial menggunakan penemuan-penemuan dalam pengetahuan alam tentang apa yang berguna dan baik bagi kesejahteraan manusia.

5. Pendekatan dan Metode dalam Pengajaran Remedial
a. Pendekatan yang bersifat kuratif
Pendekatan ini diadakan mengingat kenyataannya ada seseorang/sejumlah siswa yang tidak mampu menyelesaikan program belajar secara sempurna sesuai dengan kriteria keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Untuk mencapai sasaran pencapaian dapat menggunakan berbagai pendekatan sbb:
1.      Pengulangan
2.      Pelaksanaannya dapat secara :
a)      Individual, kalau ternyata yang mengalami kesulitan terbatas.
b)      Kelompok, kalau ternyata sejumlah siswa dalam bidang studi tertentu mempunyai kesulitan yang sama.
3.      Pengayaan/pengukuhan
Layanan ini dikenakan pada siswa yang kelemahannya ringan dan secara akademik mungkin termasuk berbakat dengan cara pemberian tugas yang dapat dikerjakan di rumah ataupun di kelas.
4.      Percepatan (akselerasi)
Layanan ini ditujukan kepada siswa yang berbakat tetapi menunjukkan kesulitan psikososial (ego emosional) dengan jalan mengadakan akselerasi atau promosi yang lebih tinggi kepada program PBM utama berikutnya. Ada dua kemungkinan pelaksanaannya, yaitu :
a)      Promosi penuh status akademinya ke tingkat yang lebih tinggi sebatas kemungkinannya,kalau memang siswa tersebut menunjukkan keunggulan yang menyeluruh dari semua bidang studi yang ditempuhnya dengan luar biasa.
b)      Maju berkelanjutan bila siswa tersebut hanya unggul di beberapa bidang studi.
b.    Pendekatan yang bersifat preventif
Pendekatan ini ditujukan kepada siswa tertentu yang berdasarkan informasi diprediksikan akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan suatu program studi tertentu yang akan ditempuhnya. Oleh karena itu, sasaran pokok dari pendekatan preventif ini adalah berusaha semaksimal mungkin agar hambatan-hambatan yang diprediksi itu dapat direduksi seminimal mungkin sehingga siswa yang bersangkutan diharapkan dapat mencapai prestasi dan kemampuan penyesuaian sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Pendekatan preventif bertolak dari hasil pre-test atau evaluasi reflektif. Atas dasar inilah, maka ada tiga kemungkinan teknik layanan pengajaran yang bersifat remedial, yaitu layanan pengajaran  kelompok yang diorganisasikan secara homogen, layanan pengajaran secara individual, dan layanan pengajaran  dilengkapi kelas khusus.


c.    Pendekatan yang bersifat pengembangan
Pendekatan ini merupakan upaya yang dilakukan guru selama proses belajar mengajar berlangsung. Sasaran pokok dari pendekatan ini adalah agar siswa dapat mengatasi hambatan-hambatan yang mungkin dialami selama proses belajar mengajar berlangsung. Oleh karena itu, diperlukan peranan bimbingan dan penyuluhan agar tujuan pengajaran yang telah dirumuskan berhasil.
d.      Metode dalam remedial teaching
Metode yang digunakan dalam pengajaran perbaikan yaitu metode yang dilaksanakan dalam keseluruhan kegiatan bimbingan belajar mulai dari tingkat identifikasi kasus sampai dengan tindak lanjut. Metode yang dapat digunakan, yaitu:
1)   Tanya jawab : metode ini digunakan dalam rangka pengenalan kasus untuk mengetahui jenis dan sifat kesulitan siswa. Kebaikan metode ini dalam rangka pengajaran perbaikan yaitu memungkinkan terbinanya hubungan baik antara guru dan siswa, meningkatkan motivasi belajar siswa, menumbuhkan rasa percaya diri siswa, dan sebagainya.
2)   Diskusi : metode ini digunakan dengan memanfaatkan interaksi antar-individu dalam kelompok untuk memperbaiki kesulitan belajar yang dialami oleh sekelompok siswa.
3)   Tugas : metode ini dapat digunakan dalam rangka mengenal kasus dan pemberian bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar. Dengan metode ini, siswa diharapkan dapat lebih memahami dirinya, dapat memperdalam materi yang telah dipelajari, dan dapat memperbaiki cara-cara belajar yang pernah dialami.
4)   Kerja kelompok : metode ini hampir bersamaan dengan pemberian tugas dan diskusi. Yang terpenting adalah interaksi di antara anggota kelompok dengan harapan terjadi perbaikan pada diri siswa yang mengalami kesulitan belajar.
5)   Tutor : tutor adalah siswa sebaya yang ditugaskan untuk membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan antara teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru-siswa. Pemilihan tutor ini berdasarkan prestasi, hubungan sosial yang baik, dan cukup disenangi oleh teman-temannya. Tutor berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan kelompok sebagai pengganti guru.
6)   Pengajaran individual : adalah interaksi antara guru-siswa secara individual dalam proses belajar mengajar. Pendekatan dengan metode ini bersifat teraputik, artinya mempunyai sifat penyembuhan dengan cara memperbaiki cara-cara belajar siswa. Hasil yang diharapkan dalam metode ini di samping adanya perubahan prestasi belajar juga perubahan dalam pemahaman diri siswa.
6. Prosedur Pelaksanaan Remedial Teaching
Remedial teaching yang merupakan salah satu bentuk bimbingan belajar dapat dilaksanakan melalui prosedur sebagaimana berikut:
1)   Meneliti kasus dengan permasalahannya sebagai titik tolak kegiatan-kegiatan berikutnya. Tujuan penelitian kembali kasus ini adalah agar memperoleh gambaran yang jelas mengenai kasus tersebut, serta cara dan kemungkinan pemecahannya. Berdasarkan penelitian kasus, akan dapat ditentukan siswa-siswa yang perlu mendapatkan remedial teaching.
2)   Menentukan tindakan yang harus dilakukan dalam langkah ini, dilakukan usaha-usaha untuk menentukan karakteristik kasus yang ditangani tersebut. Setelah karakteristik ditentukan, maka tindakan pemecahannya harus dipikirkan, yaitu sebagai berikut :
a.    Kalau kasusnya ringan, tindakan yang ditentukan adalah memberikan remedial teaching kepada siswa tersebut.
b.    Kalau kasusnya tergolong cukup dan berat, maka sebelum diberikan remedial teaching, harus diberikan layanan konseling terlebih dahulu untuk mengatasi hambatan-hambatan emosional yang mempengaruhi cara belajarnya.
c.    Berdasarkan karakteristik kasus tersebut, maka pada tahap kedua ini adalah membuat keputusan tentang cara mana yang harus dipilih. Untuk itu, beberapa pertimbangan yang dapat dipakai dalam mengambil keputusan, yaitu :
d.   Faktor efektivitas, yaitu ketepatan tercapainya tujuan remedial teaching.
e.    Faktor efisiensi, yaitu sedikitnya tenaga, biaya, dan waktu yang dipergunakan, namun hasilnya dapat seoptimal mungkin.
f.     Faktor kesusilaan dengan jenis masalah, sifat individu, fasilitas, dan kesempatan yang tersedia.
3)   Pemberian layanan khusus yaitu bimbingan dan konseling: tujuan dari layanan khusus bimbingan konseling ini adalah mengusahakan agar siswa yang terbatas dari hambatan mental emosional (ketegangan batin), sehingga kemudian siap menghadapi kegiatan belajar secara wajar. Bentuk konseling di sini bisa berupa pdikoterapi yang dilakukan oleh psikolog. Tetapi ada kalanya kasus ini dapat dilakukan oleh guru sendiri.
4)   Langkah pelaksanaan remedial teaching: sasaran pokok pada langkah ini adalah peningkatan prestasi maupun kemampuan menyesuaikan diri sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
5)   Melakukan pengukuran kembali terhadap prestasi belajar siswa: dengan diselesaikannya pelaksanaan remedial teaching, maka selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap perubahan yang terjadi dalam diri siswa yang bersangkutan dengan alat tes sumatif.
6)   Melakukan revaluasi dan rediagnostik: hasil pengukuran yang dilakukan pada langkah ke lima kemudian ditafsirkan dengan membandingkan dengan kriteria proses belajar mengajar yang sesungguhnya. Adapun hasil penafsiran itu dapat terjadi tiga kemungkinan, yaitu sebagai berikut :
1.         Kasus menunjukkan kenaikan prestasi yang dihasilkan sesuai dengan kriteria yang diharapkan.
2.         Kasus menunjukkan kenaikan prestasi, namun belum memenuhi kriteria yang diharapkan.
3.         Kasus belum menunjukkan perubahan yang berarti dalam hal prestasi.
Sebagai tindak lanjut dari langkah remedialteaching ada tiga kemungkinan:
a)      Bagi kasus yang berhasil, maka selanjutnya diteruskan ke program berikutnya
b)       Bagi kasus yang belum berhasil sepenuhnya, diserahkan kepada pembimbing untuk diadakan pengayaan.
c)      Bagi kasus yang belum berhasil, perlu didiagnosis lagi untuk mengetahui letak kelemahan remedial teaching untuk selanjutnya diadakan ulangan dengan alternatif yang sama.

B.     Kegiatan Pengayaan
1.      Pengertian
Menurut Istiyas Fadylah (2009) Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok cepat agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal dengan memanfaatkan sisa waktu yang dimilikinya. Kegiatan pengayaan dilaksanakan dengan tujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperdalam penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan sehingga tercapai tingkat perkembangan yang optimal.
Tugas yang dapat diberikan guru pada siswa yang mengikuti kegiatan pengayaan di antaranya adalah memberikan kesempatan menjadi tutor sebaya, mengembangkan latihan praktis dari materi yang sedang dibahas, membuat hasil karya, melakukan suatu proyek, membahas masalah, atau mengerjakan permainan yang harus diselesaikan siswa. Apapun kegiatan yang dipilih guru, hendaknya kegiatan pengayaan tersebut menyenangkan dan mengembangkan kemampuan kognitif tinggi sehingga mendorong siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan.
Dalam memilih dan melaksanakan kegiatan pengayaan, guru harus memperhatikan:
a)    faktor siswa, baik faktor minat maupun faktor psikologis lainnya,
b)   faktor manfaat edukatif, dan
c)    faktor waktu.
Menurut pendapat penulis bahwa kegiatan pengajaran perbaikan dan pengayaan sangat perlu di lakukan oleh guru maupun pihak lainnya, bukan hanya memperbaiki nilai dari per mata pelajaran tetapi juga memperbaiki dan memberikan solusi tentang cara belajar siswa menuju kearah yang lebih baik, pengembangan materi dan kualitas pengajaran yang tepat, pengembangan metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik masing-masing siswa, sehingga tujuan pembelajaran yang ingin di capai dapat terlaksana dengan baik.

C.    Peningkatan Motivasi Belajar
Dalam upaya peningkatan motivasi belajar, maka cara yang dapat dilakukan adalah:
1.      Hadiah, Hadiah dapat menjadi motivasi belajar yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa. Hadiah akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
2.      Kompetisi, Persaingan, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.
3.      Ego-involvement, Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja keras siswa dapat terlibat secara kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi.
4.      Memberi Ulangan, yakni para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan. Tetapi ulangan jangan terlalu sering dilakukan karena akan membosankan dan akan jadi rutinitas belaka.
5.      Mengetahui Hasil, mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi belajar anak. Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya.
6.      Pujian, yaitu apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi motivasi  belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
7.      Hukuman, hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi belajar anak. Hukuman akan diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. Bentuk hukuman yang diberikan kepada siswa adalah hukuman yang bersifat mendidik seperti mencari artikel, mengarang dan lain sebagainya.
8.      Menjelaskan tujuan kepada peserta didik.. Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
9.      Membentuk kebiasaan belajar yang baik, kebiasaan belajar yang baik dapat dibentuk dengan cara adanya jadwal belajar.
10.  Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun kelompok. Membantu kesulitan peserta didik dengan cara memperhatikan proses dan hasil belajarnya.  Dalam proses belajar terdapat beberap unsur antara lain yaitu penggunaan metode untuk mennyampaikan materi kepada para siswa. Metode yang menarik yaitu dengan gambar dan tulisan warna-warni akan menarik siswa untuk  mencatat dan  mempelajari materi yang telah disampaikan.
11.  Menggunakan metode yang bervariasi. Meningkatkan motivasi belajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang variasi. Metode yang bervariasi akan sangat membantu dalam proses belajar dan mengajar. Dengan adanya metode yang baru akan mempermudah guru untuk menyampaikan materi pada siswa.
12.  Menggunakan media pembelajaran yang baik, serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. (AkhmadSudrajat, 2015).
D.    Peningkatan Keterampilan Belajar
1.      Pengertian
Menurut Sri Wahyuni Adiningtyas (2015) Keterampilan merupakan kecakapan melakukan suatu tugas tertentu yang diperoleh dengan cara berlatih terus menerus, karena keterampilan tidak datang sendiri secara otomatis melainkan secara sengaja diprogramkan melalui latihan terus menerus. Jika dikaitkan dengan makna belajar di atas, keterampilan belajar adalah keahlian yang didapatkan (acquired skill) oleh seorang individu melalui proses latihan yang kontinyu dan mencakup aspek optimalisasi cara-cara belajar baik dalam domain kognitif, afektif ataupun psikomotor. 
Menjalani proses belajar merupakan bagian yang amat penting dalam kegiatan belajar di sekolah. Melalui kegiatan belajar materi pokok yang harus dikuasai siswa akan dibahas oleh guru bersama siswa, melatihkan bermacam-macam keterampilan, mengerjakan berbagai tugas sehingga siswa melakukan kegiatan belajar dalam rangka memahami dan menguasai materi pokok yang dimaksudkan. Surya (1992) dalam Sri Wahyuni Adiningtyas (2015) dalam  mengungkapkan bahwa keterampilan merupakan kegiatan-kegiatan yang bersifat neoromuscular, artinya menuntut kesadaran yang tinggi.
Dibandingkan dengan kebiasaan, keterampilan merupakan kegiatan yang lebih membutuhkan perhatian serta kemampuan intelektual, selalu berubah dan sangat disadari oleh individu. Dalam proses menjadi (on becoming process), dimana siswa memerlukan empat pilar yakni pengetahuan, keterampilan, kemandirian dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dan bekerjasama.
Dengan kata lain, keterampilan belajar merupakan suatu keahlian tertentu yang dimiliki oleh siswa, jika keahlian tersebut dilatihkan terus-menerus akan menjadi suatu kebiasaan yang baik bagi siswa dalam belajar. Menyikapi kebiasaan-kebiasaan belajar siswa ini, ada sejumlah pedoman yang dapat dijadikan panduan dalam setiap kali mengikuti kegiatan belajar sebagaimana yang terdapat dalam serilatihan keterampilan belajar yaitu: (1) memilih tempat duduk dalam ruang kelas, (2) mencatat materi kuliah, (3) bertanya dan menjawab, (4) mengemukakan pendapat dan (5) berupaya menghindarkan diri dari berbagai pengaruh yang mengganggu konsentrasi belajar.  Ada beberapa keterampilan belajar yang harus dimiliki siswa, diantaranya keterampilan membaca, menulis, membuat catatan, keterampilan bertanya dan menjawab, berdiskusi, keterampilan belajar berkelompok dan keterampilan mempersiapkan diri menghadapi ujian. Prayitno (1997:59) dalam Sri Wahyuni Adiningtyas (2015) mengatakan bahwa yang menjadi dasar perlunya keterampilan belajar bagi siswa dalam rangka memperoleh prestasi yang lebih baik adalah sebagai berikut:
a)      Keterampilan belajar merupakan suatu hal yang menjadi dasar bagi kesuksesan siswa dalam sekolah atau kehidupan mereka selanjutnya.
b)      Keterampilan belajar sangat mendorong siswa apabila dilaksanakan lebih awal.
c)      Guru BK dapat memberikan materi keterampilan belajar untuk semua siswa sesuai dengan kebutuhannya.
d)     Melalui program keterampilan belajar guru pembimbing dapat menggali permasalahan siswa atau membina hubungan konseling yang lebih mendalam.
2.      Tujuan peningkatan keterampilan belajar
a.       Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
b.      Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.
c.       Membentuk peserta didik yang mandiri dalam belajar.
3.      Aspek-aspek Keterampilan Belajar
a.       Cara Mengatur Waktu dan Lingkungan
Manajemen waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan produktivitas waktu. Manajemen waktu bertujuan kepada produktifitas yang berarti rasio output dengan input.
Cara-cara mengatur waktu:
a)        Membuat daftar “kerjaan”.
b)        Membuat jadwal harian/mingguan.
c)        Merencanakan jadwal yang lebih panjang (bulanan).
d)       Belajarlah dengan rutin setiap hari tetapi degan frekuensi waktu yang tidak terlalu lama.
e)        Atur waktu belajar sekitar 5-10 menit saja.
f)         Dahulukan pelajaran yang dianggap sulit.
Cara-cara mengatur lingkungan:
1.      Sebelum kegiatan belajar dimulai, lingkungan fisik hendaknya ditata sehingga tampak menyenangkan.
2.      Buku, jurnal, majalah, surat kabar, atau media lain, yang hendak dijadikan sebagai sumber belajar perlu ditempatkan di dekat kegiatan belajar peserta didik.
b.      Cara Mengikuti Pelajaran
Cara-cara mengikuti pelajaran adalah:
1.      Niat: semenjak melangkahkan kaki meninggalkan rumah pergi ke sekolah, siswa harus sudah berniat dan membulatkan tekad untuk mencari ilmu yang tidak lupa diiringi dengan doa. Dengan niat yang kuat dan dilandasi dengan doa menurut agama masing-masing, akan memperoleh hasil belajar yang baik.
2.      Kemauan yang kuat: kemauan adalah modal yang penting dalam belajar, maka dengan kemauan belajar yang kuat dan usaha yang keras akan diperoleh hasil yang lebih baik. Kemauan yang tidak diiringi dengan usaha adalah separuh dari kegagalan. Oleh sebab itu, pelajar yang ingin sukses dalam belajar harus siap siaga dan tak gentar menghadapi rintangan dan kesulitan.
3.      Perhatian: seorang pelajar harus dapat memfungsikan alat pengindraannya sebaik mungkin untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Ia harus pandai menyikapi mana yang dianggap penting dan mana yang harus banyak diulang.
4.      Konsentrasi: konsentrasi berarti pemusatan pikiran dan perasaan pada suatu masalah. Dalam hal ini, seorang pelajar dalam belajar harus bisa memusatkan perhatiannya pada masalah pelajaran yang sedang dihadapi.
5.      Apersepsi: apersepsi adalah mempersiapkan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah ada untuk menerima hal-hal dan pengetahuan yang baru sehingga dalam kegiatan belajar mengajar dapat memperoleh hasil yang memuaskan.
6.      Catatan
Catatan ada 2 macam :
a.       Catatan resmi adalah catatan mengenai apa yang dituliskan oleh guru sebagai rangkuman materi pelajaran yang telah disajikan.
b.       Catatan tidak resmi adalah catatan hasil jerih payah seorang pelajar untuk memperoleh poko-pokok, inti, isi atau kesimpulan materi pelajaran yang telah dipelajari.
7.      Bertanya: dengan bertanya materi pelajaran yang disajikan oleh guru akan menjadi lebih jelas. Oleh sebab itu, apabila belum ada kejelasan dari keterangan guru hendaklah berani bertanya.
c.    Cara Membaca Buku Teks
Ada banyak metode membaca, metode ini merupakan hasil riset dari para ilmuwan tentang cara membaca yang efektif. Salah satunya adalah metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review). Metoda SQ3R memberikan strategi yang diawali dengan membangun gambaran umum tentang bahan yang dipelajari, menumbuhkan pertanyaan dari judul/subjudul suatu bab dan dilanjutkan dengan membaca untuk mencari jawaban dari pertanyaan.
Ada lima tahapan proses dalam membaca dengan metode SQ3R ini, yaitu:
1.      Survey atau meninjau: baca Judul - Baca Pendahuluan – Baca Kepala Judul/Subbab – Perhatikan Grafik, Diagram – Perhatikan Alat Bantu Baca.
2.      Question atau bertanya: setelah kerangka pemikiran suatu bab diperoleh, mulai perhatikan kepala judul/subbab yang biasanya dicetak tebal. Perhatikan kepala judul ini satu per satu dan ubah kepala judul ini jadi beberapa pertanyaan.
3.      Read atau membaca: bacalah suatu subbab dengan tuntas jangan pindah ke subbab lain sebelum kita menyelesaikannya. Pada saat membaca, kita mulai mencari jawaban pertanyaan yang kita buat pada Question. Tuliskan jawaban yang kita peroleh dengan dengan kata-kata sendiri di kertas yang pada 2/3 kolom yang disiapkan. Dan jangan membaca di tempat tidur.
4.      Recite atau menuturkan: cara melakukan Recite adalah dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang kita buat sebelum membaca subbab tersebut dan cobalah jawab pada selembar kertas tanpa melihat buku.
5.      Review atau mengulang: proses ini dapat dilakukan dengan membaca ulang seluruh subbab, melengkapi catatan atau berdiskusi dengan teman. Cara Review yang terbukti efektif adalah dengan menjelaskan kepada orang lain.
d.   Cara Membuat Ringkasan
Ringkasan merupakan sekumpulan berbagai informasi untuk mempermudah pemahaman. Ringkasan memiliki banyak pengertian, diantaranya ringkasan (Precis yang berarti memotong atau memangkas) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk singkat. Sedangkan menurut Asmi (2004) dalam Faanuzulul Huda (2013). Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proposional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat.
Cara-cara membuat ringkasan yang baik diantaranya:
1.      Bacalah bahan pelajaran secara ringkas. Dalam hal ini kita perlu memperoleh gambaran isi materi secara garis besar.
2.       Membaca uraian materi secara cermat. Dalam hal ini dituntut untuk mengetahui dan menemukan gagasan utama pada setiap paragraf.
3.      Berilah tanda dan catatlah kalimat yang mengandung pokok pikiran dan gagasan utama.
4.      Mulailah menyusun ringkasan. Catatan gagasan utama dikembangkan lagi. Keterangan dari gagasan utama tersebut diuraikan dengan kalimat sederhana dan mudah dipahami.
5.      Menyusun ringkasan ke dalam suatu skema. 
e.         Penggunaan Sumber-Sumber Belajar
Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Berdasarkan pengertian di atas, sumber belajar terbagi atas enam jenis:
1.      Sumber berupa pesan (informasi, bahan ajar, cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya),
2.      Manusia (guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat, pimpinan lembaga, tokoh karier dan sebagainya),
3.      Bahan (buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang untuk pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya),
4.      Peralatan (perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng dan sebagainya),
5.      Teknik/metode (disikusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi, permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat, talk shaw dan sejenisnya),
6.      Lingkungan/setting (ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya).
Secara garis besar, sumber belajar terdiri atas:
1.      Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
2.      Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sebelum menentukan sumber belajar, guru perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
a.    Ekonomis atau biaya, apakah ada biaya untuk penggunaan suatu sumber
belajar (yang memerlukan biaya).
b.    Teknisi (tenaga), apakah guru atau pihak lain yang mengoperasikan alat
yang digunakan sebagai sumber belajar.
c.    Bersifat praktis dan sederhana, yaitu mudah dijangkau dan mudah
dilaksanakan.
d.   Bersifat fleksibel, maksudnya sumber belajar jangan bersifat kaku atau
paten tapi harus mudah dikembangkan.
e.    Relevan dengan tujuan pengajaran.
f.     Dapat membantu efisiensi dan kemudahan pencapaian tujuan pengajaran.
g.     Memiliki nilai positif bagi proses pengajaran khususnya bagi peserta didik.
h.     Sesuai dengan interaksi dan strategi pengajaran yang telah dirancang.
f.          Cara Menyiapkan Diri Untuk Menghadapi Tes dan Cara Mengerjakan Tes
Agar seorang siswa dapat mengerjakan tes dengan baik, maka dia harus mempersiapkan diri, baik itu persiapan secara psikologis, maupun untuk melakukan review sebelumnya. Persiapan tes dapat dilakukan dengan persiapan mental, menjaga kesehatan tubuh, dan percaya pada kemampuan diri sendiri. (faanuzulul Huda, 2013).

E.     Mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik
Di dalam pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik ini, siswa dapat melakukannya dengan perbuatan. Tidak hanya sekedar di baca lalu di abaikan. Berikut ini adalah cara-cara untuk mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik :
1.      Membuat Jadwal dan Pelaksanaannya: siswa dapat membagi waktu dengan baik agar dapat membantu proses belajar dan belajar itu sendiri dengan baik dan bisa teratur.
2.      Mengulangi Lagi Pelajaran yang Di Ajarkan Disekolah: cara ini dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, karena hal tersebut mencerminkan sikap belajar yang rutin.
3.      Membaca dan Membuat Catatan: dalam setiap pelajaran apapun selalu ada membaca, walaupun bacaannya hanya satu atau dua kalimat. Dan bacaan itu harus di catat yang penting-penting saja. Apabila sewaktu-waktu siswa lupa tentang bacaan tersebut, siswa dapat membuka catatannya kembali.
4.      Mengerjakan tugas: sama seperti membaca dan mencatat, tugas selalu ada dalam setiap harinya. Baik tugas kelompok maupun individu. Sesulit apapun tugas tersebut, siswa pasti dapat mengerjakannya. Dengan cara bertanya kepada guru, orang tua, teman, kakak, saudara, tetangga, dll. Tetapi siswa harus mengerjakan tugas tersebut. Karena tugas dapat menambah nilai siswa.
5.      Peran Orang Tua: peran orang tua sangat penting untuk mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Karena jika sewaktu-waktu siswa dapat bertanya kepada orang tua. Tetapi, siswa juga harus bisa mandiri. Tidak boleh hanya mengandalkan jawaban dari orang tua.
6.      Musik klasik : walaupun siswa dalam keadaan belajar yang membutuhkan konsentrasi yang tinggi. Nemun, siswa juga membutuhkan musik klasik untuk mencerna pelajaran yang sedang di pelajari. Pernahkah siswa mengetahui sebuah kata bahwa selama ibu hamil harus sering di dengarkan musik klasik ? Hal itu karena agar bayi dalam kandungan ibu menjadi lebih cerdas.
7.      Belajar Secara Continue : artinya belajar secara urut atau bertahap setiap harinya. Supaya kita dapat memahami pelajaran tersebut dengan jelas. (Hilari, 2012).








BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kesulitan dalam belajar dialami oleh semua peserta didik termasuk siswa sekolah dasar (SD) baik kelas rendah maupun kelas tinggi. Jika kesulitan belajar ini tidak dapat tertangani dengan baik maka akan menjadikan prestasi siswa tidak baik pula. Oleh karena itu perlu adanya layanan bimbingan belajar yang diberikan oleh guru terkait dengan peningkatan prestasi belajar siswa. Sekolah harus dapat menyediakan layanan professional yang dimaksud berupa layanan bimbingan dan koseling, karena sekolah merupakan lingkungan yang terpenting setelah keluarga. Layanan ini dalam batas tertentu seperti pada sekolah dasar dapat dilakukan oleh guru kelas, maka diharapkan guru kelas mampu memberikan layanan bimbingan belajar pada siswa yang membutuhkan. Untuk menerapkan layanan bimbingan dalam mengalami kesulitan belajar guru maka tindakan yang harus dilakukan adalah pengajaran perbaikan, kegiatan pengayaan, peningkatan motivasi belajar, peningkatan keterampilan belajar serta mengembangkan sikap dan perilaku belajar yang baik.
B.     Saran
Kita sebagai guru maupun calon guru dalam bimbingan adalah mengetahui atau mengenal permasalahan belajar siswa. Pekerjaannya di dalam kelas serta kegiatan bimbingannya tidak akan memperoleh hasil yang memadai, jika seorang guru belum/ tidak memahami murid- muridnya. Maka agar proses bimbingan dapat berjalan dengan baik dengan hasil yang optimal, guru harus mengenal dan memahami siswa-siswinya terlebih dahulu. Sejalan dengan kebutuhan selama pelaksanaan pembelajaran, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian kemampuan.

DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Sudrajat. 2015. Peningkatan Motivasi Belajar. [Online]. Tersdia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/peningkatan-motivasi-belajar.html. 28 Desember 2016.
Faanuzulul Huda. 2013. Keterampilan Belajar. [Online]. Tersedia: http://faanuzululhuda.blogspot.co.id/2013/05/keterampilan-belajar.html. 27 Desember 2016.

Hilari. 2012. Mengembangkan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik. [Online]. Tersedia: http://eehilariouslime27.blogspot.co.id/2012/05/mengembangkan-sikap-dan-kebiasaan.html. 27 Desember 2016.
Istiyas Fadylah. 2009. Remidial Teaching. [Online]. Tersedia: https://istyas.wordpress.com/2009/12/03/remedial-teaching/. 27  Desember 2016
Sri Wahyuni Adiningtiyas. 2015. Meningkatkan Keterampilan Belajar Siswa. [Online]. Tersedia: 62-184-1-PB.pdf. 28 Desember 2016.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar