Selasa, 31 Januari 2017

MAKALAH KEMAMPUAN MAHASISWA MEMAHAMI INDIVIDU PESERTA DIDIK

BIMBINGAN KONSELING
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Bimbingan Konseling
Dosen Pangampu : Nurjaman,M.Pd.

Disusun Oleh :
Melya Indriyani (140641133)
Syeh Nurhidayat (140641119)
SD14-A4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2016



KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehinggga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Sholawat serta salam selalu kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, serta kami selaku umatnya. Semoga kita mampu meneladani beliau sebagai manusia yang berguna.
Penyusunan makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok dari mata kuliah Bimbingan Konseling. Di dalam makalah ini membahas tentang “Aspek-aspek yang perlu dipahami siswa, Kegunaan data dan bimbingan di SD, Jenis data tentang murid yang diperlukan ,Perbedaan teknik.”
.Makalah ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan dukungan berbagai pihak. Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah yaitu Bapak Nurjaman,M.Pd. yang telah memberikan tugas kepada kami dan semua pihak yang telah membantu memberikan saran serta masukan guna untuk menyampurnakan makalah ini.
Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh kerena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun, agar makalah kami menjadi lebih baik dan berguna dimasa yang akan datang.


                                                                                                Cirebon, November 2016
                                                                                                            Penyusun



i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................      i
DAFTAR ISI ...............................................................................................      ii
BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang ..................................................................................       1
B.  Rumusan Masalah .............................................................................       2
C.  Tujuan ...............................................................................................       2
BAB II PEMBAHASAN
1.    Aspek-aspek yang perlu dipahami siswa.........................................        3
2.    Kegunaan data dan bimbingan di SD..............................................         7
3.    Jenis data tentang murid yang diperlukan.......................................        10
4.    Perbedaan teknik............................................................................         12

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan .............................................................................................     17 
B.     Saran .......................................................................................................     17 
DAFTAR PUSTAKA








ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 39 ayat ( 2 ) menyebutkan pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran melakukan pembimbingan dan pelatihan dan pengabdian kepada masyarakat. Maka seharusnyalah seorang konselor/para pendidik menyadari bahwa pemberian bimbingan kepada peserta didik adalah merupakan hak bagi setiap peserta didik.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa bimbingan dan konsling merupakan suatu proses bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari konselor/guru pembimbing kepada kliennya agar tercapai pemahaman diri, penerimaan diri, dan perwujudan diri dalam rangka mencapai tingkat perkembangan optimal dan penyesuayan diri dengan lingkungan.
Untuk dapat memberikan pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien seorang konselor harus memahami kliennya atau peserta didik secara utuh dan memahami pula kondisi lingkungannya sepenuhnya, pemahaman yang utuh tentang klien atau peserta didik dan kondisi lingkungan akan dapat diperoleh dari data tentang kondisi klien dan lingkungannya maka penulis kali ini akan membahas “data dalam program pelayanan bimbingan dan konseling disekolah”.




B.     Rumusan Masalah
5.      Aspek-aspek yang perlu dipahami siswa ?
6.      Kegunaan data dan bimbingan di SD ?
7.      Jenis data tentang murid yang diperlukan ?
8.      Perbedaan teknik ?
C.    Tujuan
1.         Untuk Mengetahui Aspek-aspek yang Perlu dipahami Siswa
2.         Untuk Mengetahui Kegunaan Data dan Bimbingan di SD
3.         Untuk Mengetahui Jenis Data Tentang Murid yang diperlukan
4.         Untuk Mengetahui Perbedaan Teknik














BAB II
PEMBAHASAN

A.    Aspek-aspek yang Perlu dipahami Siswa
Menurut Pemahaman terhadap individu merupakan awal dari keseluruhan kegiatan dalam rangka membimbing peserta didik. Tanpa adanya pemahaman terhadap individu yang dibimbing sangat sulit bagi pembimbing untuk memberikan bantuan karena pada dasarnya bimbingan adalah pengembangan pribadi.
Pada dasarnya segi-segi individu yang harus dipahami dalam rangka memahami pribadi peserta didik adalah adalah meliputi keseluruhan pribadi siswa beserta latar belakang yang berkaitan. Secara terperinci segi-segi tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Identitas diri
Berbagai aspek yang secara langsung menjadi ciri utama keunikan pribadi, misalnya nama, jenis kelamin, agama, tinggi dan berat badan, warna kulit, serta cirri-ciri tubuh. Disamping itu, yangtergolong identitas diri ini, antara lain tempat tinggal, orang tua dan pendidikan.
2.      Kondisi jasmani dan kesehatan
Kondisi jasmani yang perlu dipahami adalah kesempurnaan panca indra, penglihatan, pendengaran, kelengkapan angggota badan, kehidupan hormone terutaman kelamin. Kesehatan terutama penyakit-penyakit yang sering diderita atau penyakit yang bersifat menetap, dan banyak jasmaniah dan kesehtan adalah kecelakaan dan peristwa-peristiwa yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang seperti operasi.
3.      Kapasitas dan kecakapan
Intelegensi ataukecerdasan merupakan suatu kapasitas umum, menunjukkan suatu cara berbuat atau bertindak dalam menghadapi situais-situasi yang bersifat probematis. Intelegensi adalah suatu potensi, tetapi dipengaruhi oleh kecakapan dan pengatahuan yang telah diimiliki. Kecakapann atau achievement merupakan nyata yang telah dikuasai  baik oleh seseorang  bersifat pada suatu saat. Kecakapan berkembang dari kapasitas, baik bersifat umum maupun khusus. Contohnya kecakapan menulis, membaca, berbicara.
4.       Sikap dan minat
Sikap atau attitude merupakan kecenderungan untuk merespon atau bertindak terhadap orang, objek ataupun situasi tertentu. Minat atau interest adalah suatu kekuatan atau motivasi yang menyebabkan seseorang memusatkan perhatian terhadap seseorang memusatkan perhatian terhadap sesorang. Dalam pendidikan di sekolah sikap dan minat sangat memegang peranan penting dalam belajar karena banyak mendasari motif terhadap pelajaran atau jurusan serta sekolah yang mereka ikuti.
5.      Gaya belajar
Salah satu hal yang sering dilupakan oleh para guru adalah bahwa setiap anak dengan latar belakang berbeda mempunyai keunikan tersendiri dalam belajar. Mereka mempunyai cara masing-masing dalam memperoleh dan mengolah informasi. Gaya inilah yang disebut dengan gaya belajar (learning style). Modalitas belajar adalah cara kita menyerap informasi melalui indera yang kita miliki. Masing-masing orang mempunyai kecenderungan berbeda-beda dalam menyerap informasi. Terdapat tiga modalitas belajar ini, yaitu apa yang sering disingkat dengan VAK: Visual, Auditory, Kinestethic.
a.       Visual                                                                  
Modalitas ini menyerap citra terkait dengan visual, warna, gambar, peta, diagram. Model pembelajar visual menyerap informasi dan belajar dari apa yang dilihat oleh mata.
b.      Auditori
Model pembelajar auditori adalah model di mana seseorang lebih cepat menyerap informasi melalui apa yang ia dengarkan. Penjelasan tertulis akan lebih mudah ditangkap oleh para pembelajar auditori ini.
c.       Kinestetik
Model pembelajar kinestetik adalah pembelajar yang menyerap informasi melalui berbagai gerakan fisik. Ciri-ciri pembelajaran.
Selain berhubungan dengan cara menyerap informasi, gaya belajar juga berhubungan dengan bagaimana seseorang memproses dan mengolah informasi tersebut. Kecerdasan ini tidak hanya tunggal, tetapi masing-masing orang memiliki kecerdasan berbeda-beda, yang disebut sebagai kecerdasan majemuk (multiple intelligence). Kecerdasan majemuk bisa dirinci menjadi delapan kecerdasan, yaitu:
1)      Kecerdasan Linguistik, berkaitan dengan kemampuan membaca, menulis, berdiskusi, berargumentasi dan berdebat.
2)      Kecerdasan Matematis-Logis, berkaitan dengan kemampuan berhitung, menalar dan berpikir logis, memecahkan masalah.
3)      Kecerdasan Visual-Spasial, berkaitan dengan kemampuan menggambar, memotret, membuat patung, mendesain.
4)      Kecerdasan Musikal, berkaitan dengan kemampuan menciptakan lagu, mendengar nada dari sumber bunyi atau alat-alat musik.
5)      Kecerdasan kinestetik, berkaitan dengan kemampuan gerak motorik dan keseimbangan.
6)      Kecerdasan Interpersonal, berkaitan dengan kemampuan bergaul dengan orang lain, memimpin, kepekaan soasial, kerja sama dan empati.
7)      Kecerdasan Intrapersonal, berkaitan dengan pemahaman terhadap diri sendiri, motivasi diri, tujuan hidup dan pengembangan diri.
8)      Kecerdasan Naturalis, berkaitan dengan kemampuan meneliti perkembangan alam, melakukan identifikasi dan observasi terhadap lingkungan sekitar.
6.      Temperamen dan watak
Ada oarng-orang tertentu yang srng mengertikan kepribadian sama dengan watak dan atau temperamen. Atau memandang watak dan temperamen sebagia unusr yang paling utama dan pertama. Sesungguhnya watak dan temperemen hanayalah merupakan salah satu unsure kepribadian, sama dengan unsure atau atribut kepribadian yang lain. Watak atau karakter merupakan kecenderungan tingkah laku seseorang berdasarkan nilai, sedang temepramen merupakan kecenderungan akan kehidupan emosi dan perasaan seseorang.
7.      Keluarbiasaan dan kelainan yang dimiliki siswa
Unsure lain yang perlu dipahami dalam bimbingan adalah keuarbiasaan dan kelainan yang dimiliki oleh siswa. Keluarbiasaan siswa biasanya dapat dilihat dari kemampuan dan prestasi yang sangat menonjol dari siswa. Selain keluarbiasaan yang perlu diketahui juga dari siswa adalah kelainan yang dideritanya mungkin kelainan tersebut berupa kelainan fisik ataupun kelainan sosio psikologis yang mengganggu perkembangan atau interaksi dengan orang lain.
8.       Latar belakang keluarga siswa
Unsur diatas mungkin berkembang dalam kondisi atua dilatar belakangi oleh factor dalam keluarga tertentu. Seorang pembimbing atau guru bukan hanya harus memahmi unsur tersebut tetapi juga harus memahami factor yang membelakangi perkembangan siswa.

B.     Kegunaan Data dan Bimbingan di SD
     Menurut W.S. Winkel dan M.M. Sri Astuti (2010) : 12
terdapat dua model penggunaan data dalam layanan BK dengan penekanan utama data sebagai informasi yaitu  penggunaan data dalam kegiatan pelayanan individual.penggunaan data dalam kegiatan pelayanan kelompok.
1.      Data dalam Pelayanan Individual
 Penggunaan data pada kegiatan pelayanan individual bermaksud untuk membantu proses konseling. Pelayanan individual membutuhkan data yang digunakan untuk membentuk pemahaman konseling terhadap suatu topik tertentu. Dalam topik karir, konselor memanfaatkan pamflet yang berisi informasi tentang suatu profesi agar konseli dapat memahaminya dengan lebih baik. Penggunaan data dalam pelayanan individual disyaratkan mengandung tiga kriteria utama. Pertama, data harus memuat unsur fakta dan keterangan yang jelas. Kedua, data harus bersifat objektif dan bebas dari prasangka serta segala kesan pribadi konselor. Ketiga, data harus memuat informasi yang komprehensif. Sebagai contoh dalam konseling karir, data selain memuat informasi profesi atau jenis-jenis pekerjaan yang ada di masyarakat, juga harus spesifikasi serta kompetensi yang diperlukan konseli untuk mencapai pilihan tertentu. Dalam kasus yang lain berkaitan dengan penggunaan data  pada layanan individual, seperti pada proses wawancara konseling, konselor dapat memberikan informasi secara langsung kepada konseli. Pemberian informasi tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan konseli dan membantu untuk menyelesaikan  permasalahan yang sedang dihadapi oleh konseli. Dalam hal ini konselor dapat menyajikan informasi kepada konseli dengan menunjukkan hasil dari data-data yang diperoleh baik melalui media tes maupun non tes dan yang telah diolah oleh konselor.


2.      Data dalam Pelayanan Kelompok
penggunaan data dalam kegiatan pelayanan kelompok. Penggunaan data dalam pelayanan kelompok memiliki keuntungan lebih bagi konselor. Pertama, efisiensi distribusi informasi kepada konseli dalam format kelompok. Kedua, konselor dapat memanfaatkan dinamika kelompok sebagai proses pematangan  pemahaman terhadap data. Misalnya dalam persoalan karir, konselor dapat menstimulus kelompok agar berbagi informasi mengenai topik profesi yang sedang dibahas. Dalam kondisi demikian, konselor mendapatkan banyak kesempatan untuk melihat dinamika setiap konseli. Sebagai penjabaran tambahan, pada layanan yang bersifat kelompok, hasil data yang diperoleh konselor melalui tes dan non tes ini dapat berfungsi untuk membantu peserta didik dalam merencanakan masa depan, antara lain; karena interaksi antar anggota kelompok membuka pikiran konseli terhadap hal-hal yang sebelumnya tidak tiketahui. Sehingga dengan demikian dinamika kelompok ini akan lebih bermanfaat untuk menghemat waktu karena lebih afisien dan memungkinkan kepada semua anggota kelompok untuk saling berinteraksi dengan konselor secara langsung.

Kesimpulan : Menurut pendapat saya , jadi didalam kegunaan data dan bimbingan di SD terdapat data dalam pelayanan individual , dan data pelayanan kelompok.  . Penggunaan data dalam pelayanan individual disyaratkan mengandung tiga kriteria utama. Pertama, data harus memuat unsur fakta dan keterangan yang jelas. mendapatkan banyak kesempatan untuk melihat dinamika setiap konseli. Sebagai penjabaran tambahan, pada layanan yang bersifat kelompok, hasil data yang diperoleh konselor melalui tes dan non tes.



C.    Jenis Data Tentang Murid yang diperlukan
Menurut A,Hallen. 2001:7 Data merupakan hal yang paling penting dalam upaya memahami murid secara lebih baik. Pemahaman yang lebih baik tentang murid hanya mungkin dapat dicapai jika sekolah memiliki data yang lengkap dan meyeluruh tentang murid. Data yang dimaksud meliputi data pribadi dan data lingkungan.
1.      Data pribadi
Yang termasuk data pribadi ialah :
a.       Data tentang pengenalan diri siswa. Data ini terdiri dari nama, jenis kelamin, tanggal tempat lahir, dan tempat tinggal.
b.       Data tentang latar belakang keluarga dan lingkungan sosial, yaitu keadaan orang tua dan anggota keluarga lainnya serta lingkungan sekitar yang berupa antara lain umur ayah dan ibu, status hubungan ayah dan ibu (utuh, cerai, meninggal), jumlah anggota keluarga, pendidikan orang tua dan anggota keluarga lainnya, pekerjaan orang tua dan anggota keluarga lainnya, sikap orang tua dan anggota keluarga lainnya, dan pengaruh-pengaruh kehidupan masyarakat sekitar.
c.        Data tentang keadaan kesehatan dan perkembangan murid, seperti keadaan kelahiran, penyakit yang pernah diderita, imunisasi yang pernah diperoleh, penglihatan, dan pendengaran.
d.      Data tentang kemampuan dasar, yaitu angka atau keterangan tentang kemampuan (kecerdasan) yang diperoleh berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan  tes psikologis.
e.       Data tentang kemampuan khusus, yaitu kecakapan atau ketrampilan dalam bidang tertentu yang dimiliki, angka atau keterangan tentang kecakapan yang berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan tes bakat khusus.
f.       Data tentang riwayat pendidikan dan prestasi belajar, yaitu umur ketika pertama kali masuk sekolah, kepindahan sekolah, kenaikan kelas, pendidikan tambahan atau kursus yang pernah diikuti, kedudukan di dalam kelas, dan prestasi belajar pada umumnya.
g.      Data tentang kepribadian, yaitu penyesuaian diri, sikap, kebiasaan-kebiasaan kematangan emosional, minat, dan sebagainya.
h.      Data Kegiatan-kegiatan luar sekolah, yaitu kegiatan-kegiatan yang diikuti di luar jam sekolah, seperti pekerjaan sambilan, kegiatan dalam organisasi kepemudaan, kegiatan sosial, dan kegiatan di bidang keagamaan.
i.          Data tentang rencana-rencana masa depan, yaitu berkenaan dengan rencana setelah tamat sekolah, baik kelanjutan studi maupun pemilihan pekerjaan.
2.      Data tentang Lingkungan
 Selain data pribadi seperti yang telah dikemukakan di atas, perlu pula dikumpulkan berbagai data tentang lingkungan. Data tentang lingkungan ini sangat penting dan berguna dalam rangka memberikan informasi kepada murid. Dalam rangka penyesuian diri, khususnya yang berkaitan erat dengan program dan kegiatan pendidikan, minat, dan cita-cita, murid memerlukan data yang lengkap dan menyeluruh tentang berbagai aspek lingkungan. Data yang dimaksud adalah:
a.       Data tentang pendidikan, yaitu data yang berkenaan dengan sistem penyelenggaraan pendidikan, kurikulum, program-program yang ada, mata pelajaran yang dipersyaratkan, syarat-syarat masuk, biaya yang diperlukan dan sebagainya.
b.       Data tentang jabatan dan pekerjaan, yaitu data kategori ini antara lain berkenaan dengan jenis-jenis jabatan dan pekerjaan, keserupaan syarat-syarat kerja, dan kondisi-kondisi kerja.
c.        Data tentang sosial pribadi. Kategori ini antara lain mengenai adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi.

Kesimpulan :
Dilihat dari penjelasan diatas bahwa Untuk memahami peserta didik maka seorang guru harus mampu mengumpulkan data baik data pribadi maupun data tentang lingkungannya.
D.    Perbedaan Teknik
Menurut Yusuf.dkk. 2008: 12. Teknik adalah cara atau langkah atau metode yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.
Macam-macam teknik bimbingan konseling antara lain : 
1.      Teknik umum
Adalah teknik yang lazim digunakan dalam tahap-tahap konseling dan merupakan teknik dasar konseling yang harus dikuasai oleh konselor.
a.       Perilaku Attending
Disebut juga sebagai perilaku menghampiri klien yang mencakup komponen kontak mata, bahasa badan, dan bahasa lisan. Perilaku attending yang baik adalah merupakan tiga kombinasi komponen sehingga akan memudahkan konselor untuk membuat klien terlibat pembicaraan dan terbuka.
b.      Empati
Ialah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan klien, merasa dan berpikir bersama klien.
c.       Refleksi
Yaitu kemampuan konselor untuk memantulkan kembali kepada klien tentang perasaan, pikiran, dan pegalaman klien sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbalnya.
d.      Eksplorasi
Yaitu suatu keterampilan konselor menggali perasaan, pengalaman, dan pikiran klien. Hal ini penting karena kebanyakan klien menyimpan rahasia batin, menutup diri, atau tidak mampu mengungkapkan pendapatnya dengan terus terang.
e.       Menangkap pesan utama (parapharasing)
Yaitu untuk memudahkan klien memahami ide,perasaan, dan pengalamannya
f.       Bertanya untuk membuka pertanyaan (open question)
Kebanyakan calon konselor sulit untuk membuka percakapan dengan klien. Hal ini karena sulit menduga apa yang dipikirkan klien sehingga pertanyaan menjadi pas. Untuk memudahkan membuka percakapan seorang konselor dilatih keterampilannya bertanya dalam bentuk open-ended yang memungkinkan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru dari klien.
g.      Bertanya tertutup (closed question)
Pertanyaan konselor tidak selalu terbuka, akan tetapi ada juga yang tertutup yang harus dijawab dengan kata “ya” atau “tidak” atau dengan kata-kata singkat. Tujuan dari pertanyaan tertutup yaitu untuk mengumpulkan informasi, menjernihkan atau memperjelas sesuatu, dan menghentikan pembicaraan klien yang melantur atau menyimpang.
h.      Dorongan minimal
Dorongan minimal adalah teknik untuk memberikan suatu dorongsn langsung yang singkat terhadap apa yang telah dikemukakan klien.
Tujuan dorongan yaitu agar klien terus berbicara dan dapat mengarah agar pembicaraan mencapai tujuan.
i.        Interpretasi
Yaitu untuk mengulas pemikiran, perasaan, dan pengalaman klien dengan merujuk pada teori-teori, bukan pandangan subjek konselor. Hal ini bertujuan agar klien mengerti dan berubah melalui pemahaman dari hasil rujukan baru tersebut.
j.        Mengarahkan
Yaitu teknik untuk mengajak dan mengarahkan klien melakukan sesuatu.
k.      Menyimpulkan
Yaitu teknik untuk menyimpulkan pembicaraan, sehingga arah pembicaraan semakin jelas.
2.      Teknik Khusus
Dalam konseling menggunakan teknik-teknik umum, dalam hal tertentu dapat menggunakan teknik-teknik khusus. Berikut ini akan disampaikan beberapa teknik-teknik khusus :
a.       Latihan Arsetif
Teknik ini digunakan untuk melatih klien yang mengalami kesulitan untuk menyatakan diri bahwa tindakannya adalah layak dan benar.
b.      Desensitisasi Sistematis
Merupakan teknik konseling behavioral yang memfokuskan bantuan untuk memenangkan klien dari keterangan yang dialami dengan cara mengajarkan klien untuk rileks, agar bisa menghapus perilaku  yang diperkuat secara negatif.
c.       Pengondisian Aversi
Teknik ini dapat digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk.
d.      Pembentukan Perilaku Model
Teknik ini dapat digunakan untuk membentuk perilaku baru pada klien dan memperkuat perilaku yang sudah terbentuk.
e.       Latihan Saya Bertanggung Jawab
Teknik ini merupakan teknik yang dimaksudkan untuk membantu klien agar mengakui dan menerima perasaannya dari pada memproyeksikan perasaannya ituh kepada orang lain.



Kesimpulan : menurut pendapat saya dari teknik-teknik diatas dilihat dari teknik umum dan khusus bahwasannya sebagai konselor harus mampu mendiagnosis masalah-masalah siswa, misalnya dalam kesulitan belajar, dan konselor pun harus mengenali peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, memahami sifat dan jenis kesulitan belajarnya, serta bagaimana tindak lanjutnya.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Pada dasarnya segi-segi individu yang harus dipahami dalam rangka memahami pribadi peserta didik adalah adalah meliputi keseluruhan pribadi siswa beserta latar belakang yang berkaitan, seperti identitas diri, kondisi jasmani dan kesehatan, minat belajar, gaya belajar, dan lain-lain.
Data merupakan hal yang paling penting dalam upaya memahami murid secara lebih baik. Pemahaman yang lebih baik tentang murid hanya mungkin dapat dicapai jika sekolah memiliki data yang lengkap dan meyeluruh tentang murid.
Teknik adalah suatu cara, langkah atau metode yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.

B.     Saran
Teknik dan Data dalam proses penyelenggaraan bimbingan dan konsling di sekolah sangat di perlukan sekali agar bimbingan dan konsling dapat terlaksana dengan efektif dan efisien maka setiap pembimbing/ konselor harus memehami dan mempelajari peserta didik mulai dari kehidupan pribadi sampai kepada lingkungan hidup peserta didik untuk melahirkan  peserta didik masa depan.


DAFTAR PUSTAKA

A,Hallen. 2001. bimbingan dan konsling.  IAIN IB Press, Padang.
W.S. Winkel dan M.M. Sri Hastuti.2010. Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan , Yogyakarta: Media Abadi.
Yusuf.dkk.2008. landasan bimbingan dan konseling.Bandung : Remaja rosdakarya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar