BIMBINGAN KONSELING
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas Bimbingan Konseling
Dosen
Pangampu : Nurjaman,M.Pd.
Disusun Oleh
:
Melya
Indriyani (140641133)
Syeh
Nurhidayat (140641119)
SD14-A4
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehinggga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Sholawat serta
salam selalu kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para
sahabat, serta kami selaku umatnya. Semoga kita mampu meneladani beliau sebagai
manusia yang berguna.
Penyusunan
makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok dari mata kuliah
Bimbingan Konseling. Di dalam
makalah ini membahas tentang “Aspek-aspek
yang perlu dipahami siswa, Kegunaan data dan bimbingan di SD, Jenis data
tentang murid yang diperlukan ,Perbedaan teknik.”
.Makalah ini
tidak akan berhasil tanpa bantuan dan dukungan berbagai pihak. Terimakasih kami
ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah yaitu Bapak Nurjaman,M.Pd. yang telah
memberikan tugas kepada kami dan semua pihak yang telah membantu memberikan
saran serta masukan guna untuk menyampurnakan makalah ini.
Penyusunan
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh kerena itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun, agar makalah kami menjadi
lebih baik dan berguna dimasa yang akan datang.
Cirebon,
November 2016
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Aspek-aspek
yang perlu dipahami siswa......................................... 3
2.
Kegunaan
data dan bimbingan di SD.............................................. 7
3.
Jenis
data tentang murid yang diperlukan....................................... 10
4.
Perbedaan
teknik............................................................................ 12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 17
B. Saran ....................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional pasal 39 ayat ( 2 ) menyebutkan pendidik merupakan tenaga profesional
yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran melakukan pembimbingan dan pelatihan dan pengabdian kepada
masyarakat. Maka seharusnyalah seorang konselor/para pendidik menyadari bahwa
pemberian bimbingan kepada peserta didik adalah merupakan hak bagi setiap
peserta didik.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa
bimbingan dan konsling merupakan suatu proses bantuan yang terus-menerus dan
sistematis dari konselor/guru pembimbing kepada kliennya agar tercapai
pemahaman diri, penerimaan diri, dan perwujudan diri dalam rangka mencapai
tingkat perkembangan optimal dan penyesuayan diri dengan lingkungan.
Untuk dapat memberikan pelayanan bimbingan
dan konseling yang efektif dan efisien seorang konselor harus memahami kliennya
atau peserta didik secara utuh dan memahami pula kondisi lingkungannya
sepenuhnya, pemahaman yang utuh tentang klien atau peserta didik dan kondisi
lingkungan akan dapat diperoleh dari data tentang kondisi klien dan
lingkungannya maka penulis kali ini akan membahas “data dalam program pelayanan
bimbingan dan konseling disekolah”.
B. Rumusan
Masalah
5.
Aspek-aspek
yang perlu dipahami siswa ?
6.
Kegunaan
data dan bimbingan di SD ?
7.
Jenis
data tentang murid yang diperlukan ?
8.
Perbedaan
teknik ?
C. Tujuan
1.
Untuk
Mengetahui Aspek-aspek yang Perlu dipahami Siswa
2.
Untuk
Mengetahui Kegunaan Data dan Bimbingan di SD
3.
Untuk
Mengetahui Jenis Data Tentang Murid yang diperlukan
4.
Untuk
Mengetahui Perbedaan Teknik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aspek-aspek
yang Perlu dipahami Siswa
Menurut Pemahaman terhadap individu merupakan
awal dari keseluruhan kegiatan dalam rangka membimbing peserta didik. Tanpa
adanya pemahaman terhadap individu yang dibimbing sangat sulit bagi pembimbing
untuk memberikan bantuan karena pada dasarnya bimbingan adalah pengembangan
pribadi.
Pada dasarnya segi-segi individu yang harus dipahami dalam rangka
memahami pribadi peserta didik adalah adalah meliputi keseluruhan pribadi siswa
beserta latar belakang yang berkaitan. Secara terperinci segi-segi tersebut adalah
sebagai berikut:
1.
Identitas
diri
Berbagai aspek yang secara langsung menjadi ciri utama keunikan pribadi,
misalnya nama, jenis kelamin, agama, tinggi dan berat badan, warna kulit, serta
cirri-ciri tubuh. Disamping itu, yangtergolong identitas diri ini, antara lain
tempat tinggal, orang tua dan pendidikan.
2.
Kondisi
jasmani dan kesehatan
Kondisi jasmani yang perlu dipahami adalah kesempurnaan panca indra,
penglihatan, pendengaran, kelengkapan angggota badan, kehidupan hormone
terutaman kelamin. Kesehatan terutama penyakit-penyakit yang sering diderita
atau penyakit yang bersifat menetap, dan banyak jasmaniah dan kesehtan adalah
kecelakaan dan peristwa-peristiwa yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang
seperti operasi.
3.
Kapasitas
dan kecakapan
Intelegensi ataukecerdasan merupakan suatu kapasitas umum, menunjukkan
suatu cara berbuat atau bertindak dalam menghadapi situais-situasi yang
bersifat probematis. Intelegensi adalah suatu potensi, tetapi dipengaruhi oleh
kecakapan dan pengatahuan yang telah diimiliki. Kecakapann atau achievement
merupakan nyata yang telah dikuasai baik
oleh seseorang bersifat pada suatu saat.
Kecakapan berkembang dari kapasitas, baik bersifat umum maupun khusus.
Contohnya kecakapan menulis, membaca, berbicara.
4.
Sikap dan minat
Sikap atau attitude merupakan kecenderungan untuk merespon atau
bertindak terhadap orang, objek ataupun situasi tertentu. Minat atau interest
adalah suatu kekuatan atau motivasi yang menyebabkan seseorang memusatkan
perhatian terhadap seseorang memusatkan perhatian terhadap sesorang. Dalam
pendidikan di sekolah sikap dan minat sangat memegang peranan penting dalam
belajar karena banyak mendasari motif terhadap pelajaran atau jurusan serta
sekolah yang mereka ikuti.
5.
Gaya
belajar
Salah satu hal yang sering dilupakan oleh para guru adalah bahwa setiap
anak dengan latar belakang berbeda mempunyai keunikan tersendiri dalam belajar.
Mereka mempunyai cara masing-masing dalam memperoleh dan mengolah informasi.
Gaya inilah yang disebut dengan gaya belajar (learning style). Modalitas
belajar adalah cara kita menyerap informasi melalui indera yang kita miliki.
Masing-masing orang mempunyai kecenderungan berbeda-beda dalam menyerap
informasi. Terdapat tiga modalitas belajar ini, yaitu apa yang sering disingkat
dengan VAK: Visual, Auditory, Kinestethic.
a.
Visual
Modalitas ini menyerap citra terkait dengan visual, warna, gambar, peta,
diagram. Model pembelajar visual menyerap informasi dan belajar dari apa yang
dilihat oleh mata.
b.
Auditori
Model pembelajar auditori adalah model di mana seseorang lebih cepat
menyerap informasi melalui apa yang ia dengarkan. Penjelasan tertulis akan
lebih mudah ditangkap oleh para pembelajar auditori ini.
c.
Kinestetik
Model pembelajar kinestetik adalah pembelajar yang menyerap informasi
melalui berbagai gerakan fisik. Ciri-ciri pembelajaran.
Selain berhubungan dengan cara menyerap informasi, gaya belajar juga
berhubungan dengan bagaimana seseorang memproses dan mengolah informasi
tersebut. Kecerdasan ini tidak hanya tunggal, tetapi masing-masing orang
memiliki kecerdasan berbeda-beda, yang disebut sebagai kecerdasan majemuk
(multiple intelligence). Kecerdasan majemuk bisa dirinci menjadi delapan
kecerdasan, yaitu:
1)
Kecerdasan
Linguistik, berkaitan dengan kemampuan membaca, menulis, berdiskusi,
berargumentasi dan berdebat.
2)
Kecerdasan
Matematis-Logis, berkaitan dengan kemampuan berhitung, menalar dan berpikir
logis, memecahkan masalah.
3)
Kecerdasan
Visual-Spasial, berkaitan dengan kemampuan menggambar, memotret, membuat
patung, mendesain.
4)
Kecerdasan
Musikal, berkaitan dengan kemampuan menciptakan lagu, mendengar nada dari
sumber bunyi atau alat-alat musik.
5)
Kecerdasan
kinestetik, berkaitan dengan kemampuan gerak motorik dan keseimbangan.
6)
Kecerdasan
Interpersonal, berkaitan dengan kemampuan bergaul dengan orang lain, memimpin,
kepekaan soasial, kerja sama dan empati.
7)
Kecerdasan
Intrapersonal, berkaitan dengan pemahaman terhadap diri sendiri, motivasi diri,
tujuan hidup dan pengembangan diri.
8)
Kecerdasan
Naturalis, berkaitan dengan kemampuan meneliti perkembangan alam, melakukan
identifikasi dan observasi terhadap lingkungan sekitar.
6.
Temperamen
dan watak
Ada oarng-orang tertentu yang srng mengertikan kepribadian sama dengan
watak dan atau temperamen. Atau memandang watak dan temperamen sebagia unusr
yang paling utama dan pertama. Sesungguhnya watak dan temperemen hanayalah
merupakan salah satu unsure kepribadian, sama dengan unsure atau atribut
kepribadian yang lain. Watak atau karakter merupakan kecenderungan tingkah laku
seseorang berdasarkan nilai, sedang temepramen merupakan kecenderungan akan
kehidupan emosi dan perasaan seseorang.
7.
Keluarbiasaan
dan kelainan yang dimiliki siswa
Unsure lain yang perlu dipahami dalam bimbingan adalah keuarbiasaan dan
kelainan yang dimiliki oleh siswa. Keluarbiasaan siswa biasanya dapat dilihat
dari kemampuan dan prestasi yang sangat menonjol dari siswa. Selain
keluarbiasaan yang perlu diketahui juga dari siswa adalah kelainan yang
dideritanya mungkin kelainan tersebut berupa kelainan fisik ataupun kelainan
sosio psikologis yang mengganggu perkembangan atau interaksi dengan orang lain.
8.
Latar belakang keluarga siswa
Unsur diatas mungkin berkembang dalam kondisi atua dilatar belakangi
oleh factor dalam keluarga tertentu. Seorang pembimbing atau guru bukan hanya
harus memahmi unsur tersebut tetapi juga harus memahami factor yang
membelakangi perkembangan siswa.
B. Kegunaan
Data dan Bimbingan di SD
Menurut W.S. Winkel dan M.M.
Sri Astuti (2010) : 12
terdapat dua model penggunaan data dalam layanan BK dengan penekanan
utama data sebagai informasi yaitu
penggunaan data dalam kegiatan pelayanan individual.penggunaan data
dalam kegiatan pelayanan kelompok.
1.
Data
dalam Pelayanan Individual
Penggunaan data pada kegiatan
pelayanan individual bermaksud untuk membantu proses konseling. Pelayanan
individual membutuhkan data yang digunakan untuk membentuk pemahaman konseling
terhadap suatu topik tertentu. Dalam topik karir, konselor memanfaatkan pamflet
yang berisi informasi tentang suatu profesi agar konseli dapat memahaminya
dengan lebih baik. Penggunaan data dalam pelayanan individual disyaratkan
mengandung tiga kriteria utama. Pertama, data harus memuat unsur fakta dan
keterangan yang jelas. Kedua, data harus bersifat objektif dan bebas dari
prasangka serta segala kesan pribadi konselor. Ketiga, data harus memuat
informasi yang komprehensif. Sebagai contoh dalam konseling karir, data selain
memuat informasi profesi atau jenis-jenis pekerjaan yang ada di masyarakat,
juga harus spesifikasi serta kompetensi yang diperlukan konseli untuk mencapai
pilihan tertentu. Dalam kasus yang lain berkaitan dengan penggunaan data pada layanan individual, seperti pada proses
wawancara konseling, konselor dapat memberikan informasi secara langsung kepada
konseli. Pemberian informasi tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan
konseli dan membantu untuk menyelesaikan
permasalahan yang sedang dihadapi oleh konseli. Dalam hal ini konselor dapat
menyajikan informasi kepada konseli dengan menunjukkan hasil dari data-data
yang diperoleh baik melalui media tes maupun non tes dan yang telah diolah oleh
konselor.
2.
Data
dalam Pelayanan Kelompok
penggunaan data dalam kegiatan pelayanan kelompok. Penggunaan data dalam
pelayanan kelompok memiliki keuntungan lebih bagi konselor. Pertama, efisiensi
distribusi informasi kepada konseli dalam format kelompok. Kedua, konselor
dapat memanfaatkan dinamika kelompok sebagai proses pematangan pemahaman terhadap data. Misalnya dalam
persoalan karir, konselor dapat menstimulus kelompok agar berbagi informasi
mengenai topik profesi yang sedang dibahas. Dalam kondisi demikian, konselor
mendapatkan banyak kesempatan untuk melihat dinamika setiap konseli. Sebagai
penjabaran tambahan, pada layanan yang bersifat kelompok, hasil data yang
diperoleh konselor melalui tes dan non tes ini dapat berfungsi untuk membantu
peserta didik dalam merencanakan masa depan, antara lain; karena interaksi
antar anggota kelompok membuka pikiran konseli terhadap hal-hal yang sebelumnya
tidak tiketahui. Sehingga dengan demikian dinamika kelompok ini akan lebih
bermanfaat untuk menghemat waktu karena lebih afisien dan memungkinkan kepada
semua anggota kelompok untuk saling berinteraksi dengan konselor secara
langsung.
Kesimpulan : Menurut pendapat saya , jadi didalam kegunaan data dan
bimbingan di SD terdapat data dalam pelayanan individual , dan data pelayanan
kelompok. . Penggunaan data dalam
pelayanan individual disyaratkan mengandung tiga kriteria utama. Pertama, data
harus memuat unsur fakta dan keterangan yang jelas. mendapatkan banyak
kesempatan untuk melihat dinamika setiap konseli. Sebagai penjabaran tambahan,
pada layanan yang bersifat kelompok, hasil data yang diperoleh konselor melalui
tes dan non tes.
C. Jenis
Data Tentang Murid yang diperlukan
Menurut A,Hallen. 2001:7 Data
merupakan hal yang paling penting dalam upaya memahami murid secara lebih baik.
Pemahaman yang lebih baik tentang murid hanya mungkin dapat dicapai jika
sekolah memiliki data yang lengkap dan meyeluruh tentang murid. Data yang
dimaksud meliputi data pribadi dan data lingkungan.
1. Data pribadi
Yang
termasuk data pribadi ialah :
a. Data tentang pengenalan diri siswa. Data ini terdiri
dari nama, jenis kelamin, tanggal tempat lahir, dan tempat tinggal.
b. Data tentang
latar belakang keluarga dan lingkungan sosial, yaitu keadaan orang tua dan
anggota keluarga lainnya serta lingkungan sekitar yang berupa antara lain umur
ayah dan ibu, status hubungan ayah dan ibu (utuh, cerai, meninggal), jumlah
anggota keluarga, pendidikan orang tua dan anggota keluarga lainnya, pekerjaan
orang tua dan anggota keluarga lainnya, sikap orang tua dan anggota keluarga
lainnya, dan pengaruh-pengaruh kehidupan masyarakat sekitar.
c. Data tentang
keadaan kesehatan dan perkembangan murid, seperti keadaan kelahiran, penyakit
yang pernah diderita, imunisasi yang pernah diperoleh, penglihatan, dan
pendengaran.
d. Data tentang kemampuan dasar, yaitu angka atau
keterangan tentang kemampuan (kecerdasan) yang diperoleh berdasarkan hasil
pengukuran dengan menggunakan tes
psikologis.
e. Data tentang kemampuan khusus, yaitu kecakapan atau
ketrampilan dalam bidang tertentu yang dimiliki, angka atau keterangan tentang
kecakapan yang berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan tes bakat
khusus.
f. Data tentang riwayat pendidikan dan prestasi belajar,
yaitu umur ketika pertama kali masuk sekolah, kepindahan sekolah, kenaikan
kelas, pendidikan tambahan atau kursus yang pernah diikuti, kedudukan di dalam
kelas, dan prestasi belajar pada umumnya.
g. Data tentang kepribadian, yaitu penyesuaian diri,
sikap, kebiasaan-kebiasaan kematangan emosional, minat, dan sebagainya.
h. Data Kegiatan-kegiatan luar sekolah, yaitu
kegiatan-kegiatan yang diikuti di luar jam sekolah, seperti pekerjaan sambilan,
kegiatan dalam organisasi kepemudaan, kegiatan sosial, dan kegiatan di bidang
keagamaan.
i.
Data tentang rencana-rencana masa depan,
yaitu berkenaan dengan rencana setelah tamat sekolah, baik kelanjutan studi
maupun pemilihan pekerjaan.
2. Data tentang Lingkungan
Selain data pribadi seperti yang telah
dikemukakan di atas, perlu pula dikumpulkan berbagai data tentang lingkungan.
Data tentang lingkungan ini sangat penting dan berguna dalam rangka memberikan
informasi kepada murid. Dalam rangka penyesuian diri, khususnya yang berkaitan
erat dengan program dan kegiatan pendidikan, minat, dan cita-cita, murid
memerlukan data yang lengkap dan menyeluruh tentang berbagai aspek lingkungan.
Data yang dimaksud adalah:
a. Data tentang pendidikan, yaitu data yang berkenaan
dengan sistem penyelenggaraan pendidikan, kurikulum, program-program yang ada,
mata pelajaran yang dipersyaratkan, syarat-syarat masuk, biaya yang diperlukan
dan sebagainya.
b. Data tentang
jabatan dan pekerjaan, yaitu data kategori ini antara lain berkenaan dengan
jenis-jenis jabatan dan pekerjaan, keserupaan syarat-syarat kerja, dan
kondisi-kondisi kerja.
c. Data tentang
sosial pribadi. Kategori ini antara lain mengenai adat istiadat,
kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi.
Kesimpulan :
Dilihat dari
penjelasan diatas bahwa Untuk memahami peserta didik maka seorang guru harus
mampu mengumpulkan data baik data pribadi maupun data tentang lingkungannya.
D.
Perbedaan Teknik
Menurut Yusuf.dkk. 2008: 12. Teknik adalah cara atau langkah atau metode
yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.
Macam-macam teknik bimbingan konseling antara lain :
1.
Teknik
umum
Adalah teknik yang lazim digunakan dalam tahap-tahap konseling dan
merupakan teknik dasar konseling yang harus dikuasai oleh konselor.
a.
Perilaku
Attending
Disebut juga sebagai perilaku menghampiri klien yang mencakup komponen
kontak mata, bahasa badan, dan bahasa lisan. Perilaku attending yang baik
adalah merupakan tiga kombinasi komponen sehingga akan memudahkan konselor
untuk membuat klien terlibat pembicaraan dan terbuka.
b.
Empati
Ialah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan klien,
merasa dan berpikir bersama klien.
c.
Refleksi
Yaitu kemampuan konselor untuk memantulkan kembali kepada klien tentang
perasaan, pikiran, dan pegalaman klien sebagai hasil pengamatan terhadap
perilaku verbal dan non verbalnya.
d.
Eksplorasi
Yaitu suatu keterampilan konselor menggali perasaan, pengalaman, dan
pikiran klien. Hal ini penting karena kebanyakan klien menyimpan rahasia batin,
menutup diri, atau tidak mampu mengungkapkan pendapatnya dengan terus terang.
e.
Menangkap
pesan utama (parapharasing)
Yaitu untuk memudahkan klien memahami ide,perasaan, dan pengalamannya
f.
Bertanya
untuk membuka pertanyaan (open question)
Kebanyakan calon konselor sulit untuk membuka percakapan dengan klien.
Hal ini karena sulit menduga apa yang dipikirkan klien sehingga pertanyaan
menjadi pas. Untuk memudahkan membuka percakapan seorang konselor dilatih
keterampilannya bertanya dalam bentuk open-ended yang memungkinkan munculnya
pertanyaan-pertanyaan baru dari klien.
g.
Bertanya
tertutup (closed question)
Pertanyaan konselor tidak selalu terbuka, akan tetapi ada juga yang
tertutup yang harus dijawab dengan kata “ya” atau “tidak” atau dengan kata-kata
singkat. Tujuan dari pertanyaan tertutup yaitu untuk mengumpulkan informasi,
menjernihkan atau memperjelas sesuatu, dan menghentikan pembicaraan klien yang
melantur atau menyimpang.
h.
Dorongan
minimal
Dorongan minimal adalah teknik untuk memberikan suatu dorongsn langsung
yang singkat terhadap apa yang telah dikemukakan klien.
Tujuan dorongan yaitu agar klien terus berbicara dan dapat mengarah agar
pembicaraan mencapai tujuan.
i.
Interpretasi
Yaitu untuk mengulas pemikiran, perasaan, dan pengalaman klien dengan
merujuk pada teori-teori, bukan pandangan subjek konselor. Hal ini bertujuan
agar klien mengerti dan berubah melalui pemahaman dari hasil rujukan baru
tersebut.
j.
Mengarahkan
Yaitu teknik untuk mengajak dan mengarahkan klien melakukan sesuatu.
k.
Menyimpulkan
Yaitu teknik untuk menyimpulkan pembicaraan, sehingga arah pembicaraan
semakin jelas.
2.
Teknik
Khusus
Dalam konseling menggunakan teknik-teknik umum, dalam hal tertentu dapat
menggunakan teknik-teknik khusus. Berikut ini akan disampaikan beberapa
teknik-teknik khusus :
a.
Latihan
Arsetif
Teknik ini digunakan untuk melatih klien yang mengalami kesulitan untuk
menyatakan diri bahwa tindakannya adalah layak dan benar.
b.
Desensitisasi
Sistematis
Merupakan teknik konseling behavioral yang memfokuskan bantuan untuk
memenangkan klien dari keterangan yang dialami dengan cara mengajarkan klien
untuk rileks, agar bisa menghapus perilaku
yang diperkuat secara negatif.
c.
Pengondisian
Aversi
Teknik ini dapat digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk.
d.
Pembentukan
Perilaku Model
Teknik ini dapat digunakan untuk membentuk perilaku baru pada klien dan
memperkuat perilaku yang sudah terbentuk.
e.
Latihan
Saya Bertanggung Jawab
Teknik ini merupakan teknik yang dimaksudkan untuk membantu klien agar
mengakui dan menerima perasaannya dari pada memproyeksikan perasaannya ituh
kepada orang lain.
Kesimpulan : menurut pendapat saya dari teknik-teknik diatas dilihat
dari teknik umum dan khusus bahwasannya sebagai konselor harus mampu
mendiagnosis masalah-masalah siswa, misalnya dalam kesulitan belajar, dan
konselor pun harus mengenali peserta didik yang mengalami kesulitan belajar,
memahami sifat dan jenis kesulitan belajarnya, serta bagaimana tindak
lanjutnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya segi-segi individu yang harus dipahami
dalam rangka memahami pribadi peserta didik adalah adalah meliputi keseluruhan
pribadi siswa beserta latar belakang yang berkaitan, seperti identitas diri,
kondisi jasmani dan kesehatan, minat belajar, gaya belajar, dan lain-lain.
Data merupakan hal yang paling penting dalam upaya
memahami murid secara lebih baik. Pemahaman yang lebih baik tentang murid hanya
mungkin dapat dicapai jika sekolah memiliki data yang lengkap dan meyeluruh
tentang murid.
Teknik adalah suatu cara, langkah atau metode yang
dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.
B. Saran
Teknik dan Data dalam proses penyelenggaraan
bimbingan dan konsling di sekolah sangat di perlukan sekali agar bimbingan dan
konsling dapat terlaksana dengan efektif dan efisien maka setiap pembimbing/
konselor harus memehami dan mempelajari peserta didik mulai dari kehidupan
pribadi sampai kepada lingkungan hidup peserta didik untuk melahirkan peserta didik masa depan.
DAFTAR
PUSTAKA
A,Hallen. 2001. bimbingan dan
konsling. IAIN IB Press, Padang.
W.S. Winkel dan M.M. Sri Hastuti.2010. Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan , Yogyakarta: Media
Abadi.
Yusuf.dkk.2008.
landasan bimbingan dan konseling.Bandung
: Remaja rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar