MAKALAH
KONSEP DASAR BIMBINGAN KONSELING
DOSEN PEMBINGBING
NURJAMAN M.Pd
Di
susun oleh :
Dila
(140641137)
Wily Sumantri (140641113)
KELAS
SD-14 A.4
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH CIREBON
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
TAHUN
AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta Hidayah Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah “Sikap Profesional Keguruan” tepat waktu. Kemudian Shalawat beserta
salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan
pedoman hidup yakni Al Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Etika Profesi di
program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah
Cirebon. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak Nurjaman, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Etika
Profesi yang senantiasa membimbing kami. Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih
kepada segenap pihak yang telah memberikan bantuan selama penulisan makalah
ini. Akhirnya kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Cirebon,
Oktober 2016
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar
.........................................................................................i
Daftar isi ..................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang ....................................................................................1
B. Rumusan masalah ...............................................................................1
C.tujuan
masalah......................................................................................1
Bab II Pembahasan
A.
Pengertian dan Prinsip-Prinsip Bimbingan..........................................3
B. Kedudukan dan
Permasalahan Bimbingan di Sekolah.........................6
C. Hubungan pendidikan dengan bimbingan di sd....................................9
D.
Pendekatan Yang Digunakan Dalam
Bimbingan Di Sd…….......…...10
Bab III Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan .........................................................................................13
B. Saran ....................................................................................................13
Daftar
pustaka...........................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah mahluk filosofis,
artinya manusia mepunyai pengetahuan dan berpikir, manusia juga memiliki sifat
yang unik, berbeda dengan mahluk lain dalam pekembanganya. Implikasi dari
keragaman ini ialah bahwa individu memiliki kebebasan dan kemerdekaan untuk
memilih dan megembangkan diri sesuai dengan keunikan atau tiap – tiap potensi
tanpa menimbulkan konflik dengan lingkungannya. Dari sisi keunikan dan
keragaman idividu, maka diperlukanlah bimbingan untuk membantu setiap individu
mencapai perkembangan yang sehat didalam lingkungannya ( Nur Ihsan, 2006 : 1)
Memasuki sekolah dasar bukanlah
suatu hal yang selalu membahagiakan setiap siswa. Walaupun dari segi usia
mereka relatif sama, yaitu sama-sama berada dalam rentang usia 6 tahun sampai
12/13 tahun, tetapi dari sifat-sifat umum lainnya terdapat perbedaan-perbedaan
yang menonjol antara satu dengan yang lain. Sebagian dari
mereka telah memperoleh pengalaman pendidikan taman kanak-kanak dan sebagian
lagi langsung memasuki sekolah dasar. Dilihat dari segi tingkat
perkembangannya, sebagian mungkin sudah cukup matang mengikuti pendidikan,
mereka relatif tidak terseleksi, karena biasanya sekolah dasar menampung semua
calon yang masuk. Dengan demikian terdapat variasi kemampuan yang dimiliki oleh
siswa sesamanya.
Kebutuhan akan layanan bimbingan di
sekolah dasar muncul dari karakteristik dan masalah-masalah perkembangan
peserta didik. Pendekatan perkembangan dalam bimbingan merupakan pendekatan
yang tepat digunakan di sekolah dasar karena pendekatan ini lebih berorientasi
kepada pengembangan ekologi perkembangan peserta didik.
Sejalan dengan aspek-aspek perkembangan
peserta didik, layanan bimbingan di sekolah dasar digolongkan ke dalam
bimbingan belajar, pribadi, dan karir. Ada kelompok populasi khusus yang
menurut layanan bimibingan khusus, yaitu untuk anak berbakat, kesulitan
belajar, dan berperilaku bermasalah.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1.
Apa
pengertian dan prinsip-prinsip bimbingan?
2. Bagaimana kedudukan dan permasalahan
bimbingan di SD?
3. Bagaimana hubungan pendidikan dengan
bimbingan di SD?
4. Apa saja pendekatan yang digunakan
dalam bimbingan di SD?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian dan
prinsip-prinsip bimbingan
2. Mengidentifikasi kedudukan dan
permasalahan bimbingan di SD
3. Menguraikan hubungan pendidikan
dengan bimbingan di SD
4. Menyebutkan pendekatan yang
digunakan dalam bimbingan di SD
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Prinsip-Prinsip
Bimbingan
Banyak ahli yang
telah merumuskan pengertian bimbingan.
Di antaranya yang klasik dan sudah cukup lama berkembang di Amerika
Serikat serta banyak dikutip oleh para penulis di Indonesia adalah sebagaimana
dikemukakan oleh Crow (1960), Jones (1963), dan Mortensen dan Schmullere (1964)
sebagai berikut:
Bimbingan adalah bantuan yang
diberikan oleh seseorang, baik pria maupun wanita, yang telah terlatih dengan
baik dan memiliki kepribadian dan pendidikan yang memadai kepada hidupnya
sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri,
dan menanggung bebannya sendiri (Crow, 1960: 14).
Bimbingan adalah bantuan yang
diberikan kepada individu-individu dalam menentukan pilihan-pilihan dan
mengadakan berbagai penyesuaian secara bijaksana dengan lingkungannya. Tujuan
utama bimbingan adalah untuk mengembangkan setiap individu sesuai dengan
kemampuannya. (Jones, dalam Djumhur dan M. Surya 1975: 10).
Bimbingan dapat
diartikan sebagai bagian dari keseluruhan program pendidikan yang membantu
menyediakan kesempatan-kesempatan pribadi dan layanan-layanan petugas ahli
dengan setiap individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dan
kecakapan-kecakapannya secara penuh sesuai dengan yang diharapkan (Mortensen
dan Schmuller 1964: 3).
Walaupun
masing-masing ahli itu merumuskan pengertian bimbingan dengan cara yang
berbeda, namun terdapat beberapa kesamaan, yaitu:
1. Bimbingan
merupakan proses pemberian bantuan. Namun demikian, tidaklah berarti bahwa
setiap bentuk bantuan adalah bimbingan. Untuk dapat dikatakan sebagai
bimbingan, maka bentuk bantuan itu harus memiliki syarat-syarat tertentu, yaitu
prinsip, tujuan, dan metode tertentu sebagaimana terkandung di dalam pengertian
bimbingan itu sendiri.
2. Bimbingan
diberikan dalam bentuk gagasan-gagasan atau ide yang perlu dipertimbangkan oleh
individu yang dibimbing sebelum dia membuat sesuatu keputusan.
3. Bimbingan
diberikan oleh tenaga ahli, yaitu orang-orang yang memiliki pengetahuan dan
terlatih secara baik dalam bidang bimbingan dan konseling.
Untuk memudahkan mengingat pengertian bimbingan di atas
Prayitno (1987: 36) merumuskan pengertian bimbingan yang unsur-unsur pokoknya
diawali oleh huruf-huruf yang ada dalam istilah bimbingan itu sendiri, yaitu:
B = Bantuan
I = Individu
M = Mandiri
B = Bahan
I = Interaksi
N = Nasihat
G = Gagasan
A = Asuhan
N = Norma
Dengan memasukkan unsur-unsur tersebut di atas, dapat
dirumuskan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar
dapat mandiri, dengan menggunakan bahan, berupa interaksi, nasihat, gagasan,
dan asuhan yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku.
Prinsip-prinsip
Bimbingan
a.
Bimbingan
adalah bantuan yang diberikan kepada individu yang sedang berada dalam proses
berkembang. Ini berarti bahwa dalam memberikan bantuan kepada
peserta didik harus memperhatihan tingkat perkembangan atau kematangan mereka.
Bimbingan tidaklah memaksakan arah perkembangan individu, tapi tidak pula
terlepas dari nilai-nilai. Orang yang melaksanakan fungis bimbingan di sekolah
harus sadar dan menerima tanggung jawab akan niali-nilai yang
dikomunikasikannya kepada peserta didik. Dengan demikian dalam bimbingan itu
ada cara-cara yang optimum untuk membantu individu menjelajahi pengalaman,
sikap, dan makna dalam memperkaya perkembangan dirinya.
b. Bimbingan itu diperlukan bagi semua
peserta didik. Semua peserta didik memerlukan bantuan, dan bukan hanya
mereka yang menunjukkan ketidaksesuaian. Memang didalam kenyataan karena
pertimbangan waktu, tempat, tenaga, dan baiay menuntut bimbingan untuk
meberikan prioritas kepada peserta didik yang dianggap paling memerlukan
bantuan. Prioritas pemberian bantuan ini dapat didasrkan kepada berbagai
pertimbangan, misalnya: berat-ingannya masalah, penting-tidaknya masalah untuk
segera dipecahkan, mampu-tidaknya sekolah untuk memberikan bantuan pemecahan.
Apabila bimbingan diperlukan bagi semua peserta didik, baik peserta didik yang
bermasalah maupun ”tidak bermasalah”, maka bantuan yang diberikan bimbingan
harus bersifat pencegahan, pengembangan, dan berkelanjutan daripada bersifat
penyebuhan, remedial atau berorientasi pada masalah dan dilaksanakan secara
sporadis (semabarangan).
c.
Bimbingan harus peduli terhadap semua
segi pertumbuhan peserta didik. Prinsip ini mengandung arti bahwa
bimbingan harus memandang berbagai segi perkembangan peserta didik, baik fisik,
mental, sosial, maupun emosional, sebagai satu kesatuan dan saling berkaitan.
Terjadinya masalah dalam satu segi perkembangan bisa menimbulkan masalah pula
bagi segi perkembangan yang lain. Oleh karena itu pemilahan bimbingan ke dalam
bimbingan karir, bimbingan pribadi, bimbingan pengajaran, dan sebagainya.
d.
Bimbingan berdasar kepada pengakuan
atas kemampuan individu untuk menentukan pilihan yang benar. Setiap
individu memiliki hak pribadi untuk menentukan pilihan, tetapi hak tersebut
tidak dapat dipisahkan dari tanggung jawab untuk menerima konsekuensi pilihan
itu. Ini berarti bimbingan tidak sekedar peduli terhadap hak individu untuk
menentukan sendiri pilihan, tetapi juga membantu individu mengembangkan
cara-cara pemenuhan pilihan itu secara bertanggung jawab.
e. Bimbingan
adalah salah satu bagian penting dari keseluruhan proses pendidikan. Proses pendidikan bukanlah proses
pengembangan intelektual semata, melainkan proses pengembangan seluruh segi
kepribadian peserta didik, karena kepribadian peserta didik tidak dapat
dipilah-pilah ke dalam serpihan-serpihan tertentu. Pendidikan bukan pula proses
menyamakan perkembangan individu, tetapi proses pengembangan kemampuan yang
dimiliki individu untuk mengembangkan totalitas kepribadiannya sebagai makhluk
pribadi, sosial, dan makhluk Tuhan. Kehadiran bimbingan di dalam praktek
pendidikan tidak cukup dipertautkan dengan proses pengajaran melainkan juga
harus dipertautkan dengan pemahaman kesiapan belajar peserta didik, masalah
disiplin, personalisasi nilai, kegiatan ekstra kurikuler, serta kegiatan lain
yang menunjang pertumbuhan peserta didik dan tidak terbatas kepada
kegiatan-kegiatan di sekolah saja.
f.
Keberadaan bimbingan diarahkan untuk
membantu peserta didik merealisasikan dan mewujudkan dirinya. Bimbingan
memberikan bantuan dengan jalan meningkatkan pemehaman peserta didik terhadap
dirinya, penerimaan akan tujuan yang realistik, serta perwujudan tujuan yang
realistik iru sebata kemampuan dan kesempatan yang pada dirinya.
B.
Kedudukan dan
Permasalahan Bimbingan di Sekolah Dasar
Secara formal kedudukan bimbingan
dalam Sistem Pendidikan di Indonesia telah digariskan di dalam Undang-Undang
No. 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta perangkat Peraturan
Pemerintahnya. Hal-hal yang berkenaan dengan Pendidikan Dasar, di mana Sekolah
Dasar ada di dalamnya, dibicaraka secara khusus dalam PP No. 28/1989. Pada
pasal 25 dalam PP tersebut dikatakan bahwa:
(1) Bimbingan merupakan bantuan yang
diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal
lingkungan dan merencanakan masa depan.
(2) Bimbingan diberikan oleh guru
pembimbing
Pengakuan formal seperti ini
mengandung arti bahwa layanan bimbingan di sekolah dasar perlu dilaksanakan
secara terprogram dan titangani oleh orang yang memiliki kemampuan untuk itu.
Untuk di Sekolah Dasar pada saat ini, dengan memperhatikan karakteristik dan
kebutuhan siswa serta penyelenggaraan system pendidikan sekolah dasar yang
ditangani oleh guru kelas,maka layanan bimbingan di sekolah dasar dalam banyak
hal masih akan efektif dilaksanakan secara terpadu dengan proses pembelajaran
dan ditangani guru kelas. Oleh karena itu guru sekolah dasar dikehendaki
memiliki kemampuan dan pemahaman untuk meyelenggarakan layanan bimbingan.
Keberadaan bimbingan dalam Pendidikan di Sekolah Dasar
terkait erat dengan sistem Pendidikan Dasar 9 tahun, di mana Sekolah Dasar
merupakan penggalan dari Pendidikan Dasar 9 tahun. Kedududkan dan posisi formal
dari sekolah dasar seperti ini membawa implikasi kepada peran dan fungsi
sekolah dasar pada masa yang akan datang. Sistem Pendidikan Dasar 9 tahun
membawa implikasi kepada wajib belajar samapi dengan usia SLTP. Konsekuensi
dari sistem ini ialah bahwa sekolah dasar mempunyai tugas dan kewajiban untuk
menyiapkan para ”lulusannya: memasuki pendidikan tingkat lanjutan, jelasnya
SLTP.
Di sekolah dasar, guru merupakan figur kunci dalam
pengembangan layanan bimbingan. Pengembangan layanan bimbingan di sekolah dasar
akan menyangkut pertimbangan aspek-aspek: pandangan guru terhadap peserta
didik, pemahaman guru terhadap apa yang dilihatnya tentang peserta didik, apa
yang dapat dilakukan berkenaan dengan hal itu, dan bagaimana kehendak guru
untuk melakukan bimbingan kepada peserta didiknya.
Keberadaan bimbingan dalam proses pendidikan yang telah
dikuatkan secara formal denga lahirnya UU No. 2/1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional beserta perangkat Peraturan Pemerintah terutama PP 29/1990 tentang
Pendidikan Menengah di mana SMA ada di dalamnya. Kajian terhadap keberadaan
bimbingan di dalam pendidikan tentu tidak cukup dengan penguatan formal,
walaupun itu amat penting untuk terjadinya pengakuan profesi, tetapi juga perlu
dikaji secara filosofis konseptual.
Pendidikan sebagai proses membawa peserta didik dari
kondisi kondisi apa adanya kepada kondisi bagaimana seharusnya. Pandangan ini
mengandung implikasi bahwa pendidikan adalah proses yang dialami secara
individual, dan proses itu adalah proses perkembangan. Dengan kata lain
pendidikan selalau berurusan dengan individu atau organisme yang sedang ada di
dalam proses berkembang dan bahkan pendidikan itu sendiri merupakan suatu
strategi upaya untuk membantu perkembangan peserta didik.
Proses pendidikan sebagai proses individual membawa
implikasi bagi praktek pendidikan untuk memberikan kepedulian kepada
perkembangan setiap peserta didik; upaya pendidikan perlu menyentuh setiap
dunia kehidupan peserta didik secara individual. Sementara itu kenyataan
menunjukkan bahwa proses pelaksanaan pendidikan, yang dibatasi kepada proses
pengajaran, lebih banyak bersifat massal dan klasikal, sehingga tak jarang
dunia kehidupan individual peserta didik menjadi kurang terpedulikan dalam
proses pengajaran. Ini berarti bahwa dalam pelaksanaan pendidikan, pendekatan
pengajaran bukanlah satu-satunya yang bisa menjamin tercapainya perkembangnan
peserta didik secara optimal.
Keberadaan bimbingan di sekolah merupakan sisi lain dari
proses pendidikan yang kepeduliannya tidak terletak pada proses instruksional
melainkan pada proses-proses non instruksional,
dengan fokus intervensinya terletak pada dunia kehidupan individu peserta
didik. Sama halnya dengan pendidikan, bimbingan pula selalu berhadapan dengan
individu yang sedang ada dalam proses perkembangan, dan bimbingan peduli
terhadap semua spek perkembangan individu peserta didik baik aspek intelektual,
sosial, emosional, maupun nilai.
Kebutuhan
akan layanan bimbingan di sekolah dasar bertolak dari kebutuhan dan masalah
perkembangan siswa. Temuan lapangan (Sunaryo Kartadinata, 1992; Sutaryat Trisnamansyah
dkk, 1992) menunjukkan bahwa masalah-masalh perkembangan siswa sekolah dasar
menyangkut aspek perkembangan fisik, kognitif, pribadi, dan sosial.
Masalah-masalah perkembangan ini memunculkan kebutuhan akan layanan bimbingan
si sekolah dasar.
Kebutuhan akan bimbingan di sekolah dasar terkait erat
dengan karakteristik perkembangan peserta didik. Masalah-masalah yang muncul
pada peserta didik di sekolah dasar akan banyak kaitannya dengan masalah
perkembangan yang mereka alami, dan masalah perkembangan tersebut akan
berpengaruh kepada penyesuaian diri peserta didik terhadap program
sekolah. Rentang keragaman siswa sekolah
dasar bergerak dari siswa yang sangat pandai sampai dengan yang sangat kurang,
dari siswa yang sangat mudah menyesuaikan diri terhadap program sampai dengan
siswa yang sangat sulit menyesuaikan diri, dari siswa yang tidak bermasalah
sampai dengan siswa yang sarat masalah. Kondisi seperti ini akan memunculkan
populasi khusus yang menjadi target layanan bimbingan, antara lain mencakup :
a.
Siswa dengan
kecerdasan dan kemampuan tinggi
b.
Siswa yang
mengalami kesulitan belajar
c.
Siswa dengan
perilaku bermasalah
C. Hubungan pendidikan dengan bimbingan di sd
Dalam proses pembelajaran siswa
setiap guru mempunyai keinginan agar semua siswanya dapat memperoleh hasil
belajar yang baik dan memuaskan. harapan tersebut seringkali kandas dan tidak
terwujut, karena banyak siswa tidak seperti yang diharapkan. maka sering
mengalami berbagai macam kesulitan dalam belajar. untuk mengatasi masalah
kesulitan belajar maka bimbingan dan konseling dapat memberikan layanan dalam
bimbingan belajar, bimbingan sosial, dan bimbingan dalam mengatasi
masalah-masalah pribadi.
a)
Bimbingan
Belajar
Bimbingan ini di maksudkan untuk
mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan belajar baik di
sekolah maupun diluar sekolah. bimbingan ini antara lain meliputi :
1.
cara belajar, baik secara kelompok maupun individual
2.
cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar
3.
efesiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran
4.
cara mengatasi kesulitan-kesuitan yang berkaitan dengan mata pelajaran
tertentu
5.
cara, proses dan prosedur tentang mengikuti pelajaran
b)
Bimbingan
Sosial
dalam proses belajar dikelas siswa
juga harus mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan kelompok. bimbingan sosial
ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam memecahakan dan mengatasi
kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan masalah sosial, sehingga terciptalah
suasana belajar mengajar yang kondusif.
c)
Bimbingan
dalam Mengatasi Masalah-Masalah Pribadi
Bimbingan dimaksudkan untuk membantu
siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadinya, yang dapat mengganggu
kegiatan belajarnya. siswa yang mempunyai masalah dan belum dapat diatasi atau
dipecahkan, akan cenderung mengganggu konsentrasinya dalam belajar, akibat
prestasi belaar yang di capai rendah.
D. Pendekatan Yang Digunakan Dalam
Bimbingan Di Sd
Ada
empat pendekatan dapat dirumuskan sebagai pendekatan dalam bimbingan,yaitu:
1.Krisis.
1.Krisis.
Dalam pendekatan krisis, pembimbing
menunggu munculnya sesuatu krisis dan dia bertindak membantu seseorang yang
menghadapi krisis itu.
2.Remedial.
Didalam pendekatan remedial, guru
akan memfokuskan bantuannya kepada upaya menyembuhkan atau memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang tampak.
3.Preventif.
3.Preventif.
Pendekatan preventif mencoba
mengantisipasi masalah-masalah generic dan mencegah terjadinya masalah itu.
Masalah-masalah yang dimaksud seperti putus sekolah, narkotika, kenakalan,
merokok dan sejenisnya yang secara potensial masalah itu dapat terjadi pada
siswa secara umum.
4.Perkembangan
(Myrick dalam Murc & Kottman, 1995)
Pendekatan perkembangan merupakan
pendekatan yang lebih mutakhir dan lebih proaktif dibandingkan dengan ketika
pendekatan sebelumnya. Pembimbing yang menggunakan pendekatan ini beranjak dari
pemahaman tentang keterampilan dan pengalaman khusus yang dibutuhkan siswa
untuk mencapai keberhasilan disekolah dan dalam kehidupan.
Pendekatan perkembangan bertolak
dari pemikiran bahwa perkembangan yang sehat akan berlangsung dalam interaksi
yang sehat antara siswa dengan lingkungannya. Pemikiran ini membawa dua
implikasi pokok bagi pelaksanaan bimbingan di sekolah.
1) Perkembangan adalah tujuan
bimbingan; ini berarti bahwa petugas bimbingan atau guru di sekolah perlu
memiliki kerangka berpikir dan ketrampilan yang memadai untuk memahami
perkembangan peserta didik sebagai dasar perumusan tujuan dan isi bimbingan di
sekolah.
2) Interaksi yang merupakan iklim
lingkungan perkembangan yang harus dikembangkan oleh guru. Ini berearti bahwa guru perlu menguasai
pengetahuan dan ketrampilan khusus untuk mengembangkan lingkungan perkembangan
sebagai pendukung system pelaksanaan bimbingan di sekolah
Tampak bahwa didalam pendekatan
perkembangan akan tercakup juga pendekatan-pendekatan lain. Pembingbing yang
melaksanakan pendekatan perkembangan sangat mungkin juga melakukan interverensi
krisis, pekerjaan remedial, mengembangkan program pencegahan, dan menggunakan
kurikulum bimbingan yang komprehensif. Upaya bantuan yang diberikan terarah
kepada perkembangan seluruh aspek perkembangan yang mencakup akademik
(intelektual), social, pribadi, dan karir.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu
yang sedang berada dalam proses berkembang yang
diperlukan bagi semua peserta didik serta harus peduli terhadap semua
segi pertumbuhan peserta didik berdasar kepada pengakuan atas kemampuan
individu untuk menentukan pilihan yang benar dan salah satu bagian penting dari
keseluruhan proses pendidikan yang diarahkan untuk membantu peserta didik merealisasikan
dan mewujudkan dirinya ke arah yang lebih baik.
B. Saran
Untuk lebih memahami semua tentang,
Hakikat Bimbingan di Sekolah Dasar disarankan para pembaca mencari referensi
lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Selain itu, diharapkan para
pembaca setelah membaca makalah ini dapat memahami materi tersebut dan mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari.
Daftar Pustaka
Kartadinata, Sunaryo dkk.1998. Bimbingan di Sekolah Dasar.Bandung:Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Yusuf,Wahyudin.2013.
“Makalah Layanan Bimbingan di Sekolah Dasar” Dalam http://makalah-anaksilajara.blogspot.com/2013/09/makalah-layanan-bimbingan-di-sekolah_8593.html. Diunduh 28
Januari 2014. http://wayanjuliarsa.blogspot.co.id/2014/06/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
Muhlianto.2012.”TernateMalang”.Dalam http://muhlianto.blogspot.com/2012/03/makalah-bimbingan-$anak-sd.html. Diunduh 28 Januari 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar