MAKALAH
BENTUK-BENTUK LAYANAN BIMBINGAN KONSELING
Makalah ini diajukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan
Konseling
Dosen
Pengampu : Nurjaman, M.Pd.
Disusun
Oleh :
Rizqi ayu panutan (140641145)
Rumayah (140641110)
Kelompok
6
Kelas:
SD14.A4
Semester
5
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna
memenuhi tugas Mata Kuliah Bimbingan
Konseling. Makalah ini disusun agar pembaca
dapat memperluas ilmu serta menambah wawasan mengenai “Bentuk-bentuk layanan
Bimbingan Konseling”.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada rekan-rekan
dan semua pihak yang telah membantu, terutama pertolongan dari Allah, sehingga
makalah kami ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Dengan segala
kerendahan hati. Kami sangat mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat
membangun, agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Kami menyadari
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Karena kesempurnaan
sesungguhnya hanya datangnya dari Allah SWT. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Cirebon, Desember 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Layanan bimbingan konseling........................................ 3
B. Bentuk – bentuk layanan bimbingan konseling............................... 4
C. Kegiatan pendukung layanan bimbingan konseling......................... 18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 19
B. Saran................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Satuan pendidikan harus memberikan layanan yang dapat memfasilitasi
perkembangan pribadi siswa secara optimal berupa bimbingan dan konseling.
Pemahaman mengenai apa dan bagaimana layanan bimbingan disekolah mutlak
diperlukan oleh pengawas.
Hal ini merupakan bagian dari kompetensi supervisi manajerial yang harus
dilakukannya terhadap setiap sekolah yang berada dalam lingkup binaannya. Pendidikan
sebagai salah satu bentuk lingkungan bertanggung jawab dalam memberikan asuhan
terhadap proses perkembangan individu. Bimbingan dan konseling akan merupakan
bantuan individu di dalam memperoleh penyesuaian diri sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Dalam konsepsi tentang tugas perkembangan (developmental task) dikatakan bahwa
setiap periode tertentu terdapat sejumlah tugas-tugas perkembangan yang harus
diselesaikan.
Berhasil tidaknya individu dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut akan berpengaruh
bagi perkembangan selanjutnya dalam penyesuaian dirinya didalam masyarakat.
Melalui layanan bimbingan dan konseling siswa dibantu agar dapat mencapai
tugas-tugas perkembangannya dengan baik. Pelayanan bimbingan dan konseling
merupakan komponen pendidikan yang dapat membantu para siswa dalam proses
perkembangannya.
Pemahaman terhadap masalah perkembangan dengan prinsip-prinsipnya akan
merupakan kebutuhan yang mendasar bagi pelaksanaan pelayanan bimbingan dan
konseling. Perlunya layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak terlepas
kaitannya dengan beberapa aspek yang menjadi latar belakangnya, yaitu aspek
sosial- kultural, pedagogis, dan psikologis.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan layanan bimbingan dan konseling ?
2. Bagaimana
bentuk-bentuk layanan bimbingan
konseling ?
3. Bagaimana
bentuk pendukung layanan bimbigan konseling ?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui layanan bimbingan konseling.
2. Untuk
mengetahui bentuk-bentuk layanan bimbingan konseling.
3. Untuk
mengetahui pendukung kegiatan layanan bimbingan konseling.
BAB
II
PEMBAHASAN
Menurut Mendikbud, (1995) dalam Akhmad
sudrajat (2008), mendefinisikan layanan bimbingan itu dengan cara yang
bervariasi, namun selalu menunjukkan kepada hakikat, tujuan, dan prosedur yang serupa,
yang secara ringkasnya dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.
Layanan bimbingan (guidance
services) merupakan bantuan yangdiberikan kepada individu
2.
Layanan bimbingan bertujuan agar
yang bersangkutan dapatmencapai taraf perkembangan dan kebahagian secara
optimal
3.
Dengan layanan bimbingan, kita dapat
menjalani prosespengenalan, pemahaman, penerimaan, pengarahan, perwujudan,serta
penyesuaian diri, baik terhadap dirinya sendiri maupunterhadap lingkungannya.
Layanan bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang
diberikan kepada siswa secara terus menerus agar tercapai kemandirian dalam
pemahaman diri, sehingga siswa sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan
tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Bimbingan dan konseling diharapkan dapat memberikan
solusi bagi peserta didik di sekolah. Agar peserta didik menjadi lebih baik
dari segi perilakunya. Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian
integral dari pendidikan di Indonesia dalam upaya membantu siswa agar mencapai perkembangan
yang optimal, sesuai dengan potensinya. Oleh karena itu, pelaksanaan bimbingan
dan konseling di sekolah menjadi tanggung jawab bersama antara personel
sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, konselor, dan pengawas.
Suatu
kegiatan bimbingan dan konseling disebut layanan apabila kegiatan tersebut
dilakukan melalui kontak langsung dengan sasaran layanan (klien), dan secara
langsung berkenaan dengan permasalahan ataupun kepentingan tertentu yang
dirasakan oleh sasaran layanan itu. Kegiatan yang merupakan layanan itu
mengemban fungsi tertentu dan pemenuhan fungsi tersebut serta dampak positif
layanan yang dimaksudkan diharapkan dapat secara langsung dirasakan oleh
sasaran (klien) yang mendapatkan layanan tersebut.
Berbagai
jenis layanan perlu dilakukan sebagai wujud nyata penyelenggaraan pelayanan
bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik (klien).
Disini kami akan membahas sejumlah layanan dalam bimbingan dan konseling yang
ada disekolah.
1. Layanan Orientasi
Menurut Prayitno, (2004) dalam Amsyah Zulkifli (2008), Layanan
orientasi merupakan layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta
didik memahami lingkungan yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah
dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu.
Pemberian layanan ini bertolak dari anggapan bahwa memasuki lingkungan baru
bukanlah hal yang selalu dapat berlangsung dengan mudah dan menyenangkan bagi
setiap orang.
Orientasi
berarti tatapan ke depan kearah dan tentang sesuatu yang baru. Berdasarkan arti
ini, layanan orientasi bisa bermakna suatu layanan terhadap siswa baik di
sekolah maupun di madrasah yang berkenaan dengan tatapan ke depan ke arah dan
tentang sesuatu yang baru.Situasi atau lingkungan yang baru bagi individu
merupakan sesuatu yang “asing”. Dalam kondisi keterasingan, individu akan
mengalami kesulitan untuk bersosialisasi. Dalam hal ini layanan orientasi
berusaha menjembatani kesenjangan antara individu dengan suasana ataupun
objek-objek baru. Layanan ini juga akan mengantarkan individu (siswa) memasuki suasana ataupun objek baru
agar ia dapat mengambil manfaat berkenaan dengan situasi atau objek yang baru
tersebut.
a. Tujuan dan Fungsi Layanan Orientasi
Layanan ini
ditujukan untuk siswa baru dan untuk pihak-pihak lain (terutama orang tua
siswa) guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri (terutama penyesuaian
siswa) terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasukinya.Selain itu Layanan
orientasi bertujuan untuk membantu individu agar mampu menyesuaikan diri
terhadap lingkungan atau situasi yang baru.
Secara
khusus tujuan layanan orientasi berkenaan dengan fungsi-fungsi tertentu dalam
layanan bimbingan dan konseling. Dilihat DariFungsi Pemahaman, layanan orientasi bertujuan untuk membantu
individu agar memiliki pemahaman tentang berbagai hal yang penting dari suasana
yang baru saja dijumpainya. Dilihat dari Fungsi
Pencegahan, layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu
agar terhindar dari hal-hal negatif yang dapat timbul apabila individu tidak
memahami situasi atau lingkungannya yang baru. Sedangkan dilihat dari Fungsi Pengembangan, apabila
individu mampu menyesuaikan diri secara baik dan mampu memanfaatkan secara
konstruktif sumber-sumber yang ada pada situasi yang baru, maka individu akan
dapat mengembangkan dan memelihara potensi dirinya.
Hasil yang
diharapkan dari layanan orientasi adalah dipermudahnya penyesuaian diri siswa
terhadap pola kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan kegiatan lain yang
mendukung keberhasilan siswa. Demikian juga orang tua siswa, dengan memahami
kondisi, situasi, dan tuntutan sekolah anaknya akan dapat memberikan dukungan
yang diperlukan bagi keberhasilan belajar anaknya itu.
b. Materi Umum Layanan Orientasi
Untuk
lingkungan sekolah, materi layanan orientasi mencakup hal-hal sebagai berikut:
1)
Pengenalan lingkungan dan fasilitas
sekolah
2)
Peraturan dan hak-hak serta
kewajiban siswa
3)
Organisasi dan wadah-wadah yang
dapat membantu dan meningkatkan hubungan sosial siswa
4)
Peranan kegiatan bimbingan karier
5)
Penyelenggaraan pengajaran
6)
Kurikulum yang ada
7)
Staf pengajar dan tata usaha
8)
Peranan layanan bimbingan dan
konseling dalam membantu segala jenis masalah dan kesulitan siswa.
2. Layanan Informasi
Menurut Akhmad sudrajat,(2008)
layanan
informasi yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan
pihak-pihak yang lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta
didik (terutama orang tua) menerima dan memahami berbagai informasi (seperti
informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai
bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik
sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat.
Ada tiga
alasan utama mengapa pemberian informasi perlu diselenggarakan yaitu:
1)
Membekali individu dengan berbagai
pengetahuan tentang lingkungan yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi berkenaan dengan lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan, maupun
sosial budaya.
2)
Memungkinkan individu dapat
menentukan arah hidupnya.
3)
Setiap individu adalah unik. (Akhmad sudrajat,2008).
Tujuan dari
layanan informasi adalah untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan
dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri,
merencanakan, dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota
keluarga dan masyarakat. Pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi,
digunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar,
mengembangkan cita-cita, menyelenggarakan kehidupan sehari-hari, dan dalam
mengambil keputusan.
Menurut Diding nurarifin, (2014) Materi yang dapat diangkat
melalui layanan informasi khususnya dalam rangka pelayanan bimbingan dan
konseling yaitu: informasi pendidikan, informasi jabatan, dan informasi sosial
budaya. Dari ketiga jenis informasi tersebut dapat digabungkan sebagai berikut:
1)
Tugas-tugas perkembangan masa remaja
tentang kemampuan dan perkembangan pribadi.
2)
Usaha yang dapat dilakukan dalam
mengenal bakat, minat, serta bentuk-bentuk penyaluran dan pengembangannya.
3)
Tata tertib sekolah, cara bertingkah
laku, tata karma, dan sopan santun.
4)
Nilai-nilai sosial, adat istiadat,
dan upaya yang berlaku dan berkembang di masyarakat.
5)
Mata pelajaran dan pembidangannya
seperti program inti, program khusus, dan program tambahan.
6)
System penjurusan, kenaikan kelas,
syarat-syarat mengikuti ujian akhir.
7)
Fasilitas penunjang dan sumber
belajar.
8)
Cara mempersiapkan diri dan belajar
di sekolah.
9)
Syarat-syarat memasuki suatu
jabatan, kondisi jabatan atau karier serta prospeknya.
10) Langkah-langkah
yang ditempuh guna mendapatkan jabatan.
11) Memasuki
perguruan tinggi yang sejalan dengan cita-cita karier.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Menurut Winkel, 1991 dalam Fitri ariastuti (2007) mengatakan bahwa layanan penempatan adalah usaha-usaha membantu siswa merencanakan masa depannya selama masih di
sekolah dan madrasah dan sesudah tamat, memilih program studi lanjutan sebagai
persiapan untuk kelak memangku jabatan tertentu.
Layanan
penempatan dan penyaluran yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta
didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan
penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan atau program studi,
program latihan, magang, kegiatan kurikuler atau ekstra kurikuler) sesuai
dengan potensi, bakat dan minat, serta kondisi pribadinya.
Individu
dalam proses perkembangannya sering dihadapkan pada kondisi yang satu sisi
serasi atau (kondusif) mendukung perkembangannya dan disisi lain kurang serasi
atau kurang mendukung (mismatch). Kondisi mismatch berpotensi
menimbulkan masalah pada individu (siswa). Oleh sebab itu, layanan penempatan
dan penyaluran diupayakan untuk membantu individu yang mengalami mismatch.
Layanan ini berusaha meminimalisasi kondisi mismatch yang terjadi pada
individu sehingga individu dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal.
Di tempat yang cocok dan serasi serta kondusif diharapkan individu dapat
mengembangkan diri secara optimal.Layanan penempatan dan penyaluran ini
mempunyai kedudukan yang penting dalam pendidikan sebagai fungsi pencegahan dan
pemeliharaan. Layanan Penempatan dan Penyaluran bermanfaat untuk Membantu siswa
agar mampu menempatkan, menyalurkan dan merealisasikan dirinya pada keadaan
posisi yang tepat. Menyalurkan segala kemampuan, bakat dan minat yang dimiliki
siswa sehingga siswa dapat berkembang secara optimal dan memperoleh kepuasaan.
Memberikan kemudahan bagi guru dalam pengelolaan kelas dan program pengajaran.
Layanan penempatan dan penyaluran harus dilaksanakan secara obyektif dan
rasional oleh karena itu perlu kegiatan pendukung berupa aplikasi instrumen dan
pengumpulan data.Adapun bentuk-bentuk layanan Penempatan
dan Penyaluran adalah sebagai berikut:
a. Penempatan Dalam Kelas
Layanan
penempatan di dalam kelas itu merupakan jenis layanan yang paling sederhana dan
mudah dibandingkan dengan penempatan dan penyaluran yang lainnya. Namun
demikian, penyelenggaraannya tidak boleh diabaikan. Penempatan siswa di dalam
kelas adalah menempatkan siswa ke dalam kelas yang sesuai dengan dirinya.
Bentuk penempatan dalam kelas dapat berupa menempatkan siswa berdasarkan
kemampuan akademis, menempatkan siswa dalam kelompok belajar, menempatkan siswa
dalam kelompok tugas, dan menempatkan siswa dalam posisi tempat duduk.Keuntungan
penempatan dalam kelas adalah sebagai berikut: Bagi siswa, penempatan kelas
yang tepat memberikan penyesuaian dan pemeliharaan terhadap kondisi diri siswa
baik fisik, mental, maupun sosial. Bagi guru, penempatan kelas yang tepat
memungkinkan pengelolaan kelas yang kondusif yang akan mampu meningkatkan
kualitas proses pembelajaran. Dengan penempatan tempat duduk yang sesuai dengan
kondisi siswa, maka kemungkinan terjadinya hambatan-hamabatan dalam pelaksanaan
pembelajaran dikelas dapat lebih diminimalisir. (Menurut Purwoko, 2008)
b. Kelompok Belajar
Bagaimana
agar siswa yang kurang pintar juga dapat mengikuti proses belajar dengan baik.
Pembentukan kelompok belajar ini mempunyai dua tujuan pokok. Pertama,
untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju sesuai dengan
kemampuannya masing-masing. Kedua, untuk wadah belajar bersama. Dalam
penempatan kelompok belajar ini guru BK harus mengetahui mana saja siswa yang
memiliki prestasi yang baik, maupun siswa yang kurang berprestasi. Jika sudah
diketahui maka tugas guru BK selanjutnya adalah membagi semua siswa dalam
beberapa kelompok belajar yang terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan yang
tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan yang rendah. Agar semua siswa dapat
mengikuti pelajaran dengan baik, konselor harus mengarahkan kepada siswa yang
berkemampuan baik agar menjadi tutor atau pembimbing teman-temannya yang
memiliki kemampuan kurang. (Menurut Winkel, 1991).
c. Penempatan dan Penyaluran Dalam Kegiatan Ekstakurikuler
Penyaluran
siswa kedalam kegiatan kokurikuler atau pun ekstrakurikuler secara tepat dan
benar akan sangat membantu dalam menunjang ketercapaian kegiatan
intrakurikuler. Selain itu, penempatan yang tepat akan membantu siswa dalam
pengembangan bakat dan minatnya. Siswa yang mempunyai bakat dan minat bisa
menyalurkannya pada kegiatan ekstrakurikuler. Prosedur dari pelaksanaan dari
penempatan pada kegiatan ekstrakurikuler ini adalah Melancarkan angket pilihan
kegiatan ekstra kurikuler. Menganalisis angket tersebut Melaksanakan penempatan
sesuai dengan kegiatan ekstrakurikuler yang diinginkan. Kegiatan ini mengikuti
prosedur berikut: Mempelajari catatan kumulatif dan melancarkan angket
pemilihan program atau jurusan. Menganalisis angket yang sudah di lancarkan.
Menyediakan informasi yang mungkin diperlukan oleh siswa, membantu memecahkan
masalah yang mungkin timbul sehubungan dengan pemilihan program siswa. (Menurut
Winkel, 1991).
d. Penempatan dan Penyaluran Jurusan yang Tepat Untuk Siswa
Setiap siswa
di hadapkan pada pemilihan program studi seperti penjurusan IPA, IPS, Bahasa
bagi mereka yang duduk di bangku SMA. Atau penjurusan untuk anak SMK.
Terkadang, dari banyaknya jurusan yang ditawarkan sekolah membuat siswa
kesulitan untuk memilih jurusan yang sekiranya cocok bagi dirinya. Maka dari itu,
merupakan tugas guru pembimbing untuk memberikan bantuan kepada siswa.
Pemberian bantuan itu harus diawali dengan menyajikan informasi pendidikan dan
jabatan yang cukup luas. Informasi tersebut hendaknya dapat mengarahkan siswa
untuk memahami tujuan, isi (kurikulum), sifat, kesempatan-kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan dan kesempatan kerja setelah tamat dari jurusan yang
dimaksud. Selain itu, diadakan konsultasi pribadi guna lebih mempermudah siswa
yang bersangkutan. (Menurut Winkel, 1991).
e. Pendidikan Lanjutan
Penempatan
dan penyaluran ke dalam pendidikan lanjutan Sudah menjadi tugas konselor untuk
membekali para siswanya yang akan keluar dari sekolah yang bersangkutan. Dan
tentunya konselor harus benar-benar membuat rencana yang sistematis untuk memberikan
bantuan dalam pengembangan dan penyusunan rencana berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tentang kekuatan dan kelemahan siswa dari segi-segi
yang amat menentukan keberhasilan studi pada program pendidikan lanjutan
tersebut, terutama segi kemampuan dasar, bakat, dan minat, serta kemampuan
keuangan.Dalam pelaksanaan layanan penempatan siswa ke sekolah sambungan adalah
sebagai berikut: Menyelidiki bakat, minat, kemampuan siswa, Menyediakan
informasi lanjutan studi, Membantu siswa yang memerlukan bantuan sehubungan
dengan kesulitannya dalam memilih lanjutan studi yang diinginkan. (Menurut
Winkel, 1991).
f. Bidang Perkerjaan
Penempatan
dan penyaluran ke dalam pekerjaan atau jabatan di samping penempatan dalam
pendidikan lanjutan, sekolah juga harus membantu para siswa yang akan memasuki
dunia kerja. Meskipun di sekeliling siswa tersedia banyak lapangan kerja
namun tidak semua lapangan kerja itu cocok dan mudah untuk dimasuki.
Sebagaimana halnya dalam dunia pendidikan, setiap bidang pekerjaan itu memiliki
sifat dan ciri-ciri tersendiri. Oleh karena itu, diperlukan informasi pekerjaan.
Layanan
penempatan dan penyaluran ini akan mencapai sukses jika mendapat dukungan yang
kuat dari guru dan orang tua siswa. Apalagi trio “guru-konselor-orang tua”
kompak dan matang dalam menangani layanan penempatan dan penyaluran demi
kebahagiaan anak, sangat dapat diharapkan perkembangan anak berada pada jalur
yang tepat. (Menurut Winkel, 1991).
4. Layanan Pembelajaran
Menurut Hikmah huda (2014)
dalam Layanan pembelajaran yaitu layanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) mengembangkan
diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar
yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek
tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
Tujuan
layanan pembelajaran dimaksudkan agar siswa dengan kemandiriannya dapat
memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, serta
mendapatkan keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan
kesulitan belajarnya serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan
perkembangan dirinya. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan
pembelajaran ialah fungsi pemeliharaan dan pengembangan.
Menurut
Akhmad sudrajat (2008) dalam Materi
kegiatan layanan bimbingan pembelajaran meliputi:
a)
Mengembangkan pemahaman tentang
diri, terutama pemahaman sikap, sifat, kebiasaan, bakat, minat,
kekuatan-kekuatan dan penyalurannya, kelemahan-kelemahan dan penanggulangannya,
dan usaha-usaha pencapaian cita-cita dan perencanaan masa depan.
b)
Mengembangkan kemampuan
berkomunikasi, bertingkah laku dalam hubungan social dengan teman sebaya, guru,
dan masyarakat luas.
c)
Mengembangkan sikap dan kebiasaan
dalam disiplin belajar dan berlatih secara efektif dan efisien.
d)
Teknik penguasaan materi pelajaran,
baik ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian.
e)
Membantu memantapkan pilihan karier
yang hendak dikembangkan melalui orientasi dan informasi karier, orientasi dan
informasi dunia kerja dan perguruan tinggi yang sesuai dengan karier yang
hendak dikembangkan.
f)
Pengembangan keterampilan belajar,
meliputi: membaca, mencatat, menulis, dan bertanya serta menjawab.
5. Layanan Konseling Individual
Menurut Hikmah huda (2014)
dalam konseling
individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam
wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli (peserta didik). Konseli
mengalami kesukaran pribadi yang tidak dapat ia pecahkan sendiri, kemudian ia
meminta bantuan konselor sebagai petugas yang professional dalam jabatannya
dengan pengetahuan dan keterampilan psikologi. Konseling ditujukan kepada
individu yang normal, yang menghadapi kesukaran dalam masalah pendidikan,
pekerjaan, dan sosial di mana ia tidak dapat memilih dan memutuskan sendiri.
Konseling ialah proses belajar yang bertujuan agar konseli (peserta didik)
dapat mengenal diri sendiri, menerima diri sendiri serta realistis dalam proses
penyesuaian dengan lingkungannya. Dalam konseling yang diharapkan konseli dapat
mengubah sikap, keputusan diri sendiri sehingga ia dapat lebih baik
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan memberikan kesejahteraan pada diri
sendiri dan masyarakat sekitarnya.Dengan demikian
konseling perorangam bertujuan untuk mengentaskan masalah yang dialami oleh
klien.
Fungsi utama
dari layanan konseling individual yaitu fungsi pengentasan. Dalam usaha
pengentasan permasalahan yang dialami siswa, dapat mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:
a)
Pengenalan dan pemahaman
permasalahan
b)
Analisis yang tepat sebab-sebab
timbulnya masalah
c)
Aplikasi dan pemecahan masalah
d)
Evaluasi
e)
Tindak lanjut.
Amsyah, Zulkifli (2008) Melihat kepada teknik penyelenggaraan konseling perorangan terdapat
berbagai macam teknik yang sangat ditentukan oleh permasalahan yang dialami
siswa. Teknik konseling perorangan yang sederhana ialah melalui proses atau
tahapan-tahapan berikut:
1)
Tahap pembukaan
2)
Tahap penjelasan
3)
Tahap pengubahan tingkah laku
4)
Tahap penilaian atau tindak lanjut.
Materi
layanan konseling individual mencakup berbagai macam, diantaranya yaitu
bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karier. Namun secara umum materi yang
dikedepankan dalam pemberian layanan adalah sebagai berikut:
1)
Pemahaman sikap, kebiasaan, kekuatan
diri dan kelemahan, bakat dan minat serta penyalurannya.
2)
Pengentasan kelemahan diri dan
pengembangan kekuatan diri.
3)
Mengembangkan kemampuan
berkomunikasi, menerima dan menyampaikan pendapat, bertingkah laku sosial, baik
di rumah, sekolah dan masyarakat.
4)
Pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi
pribadi, keluarga, dan sosial dan lain-lain. (Menurut Hikmah huda, 2014)
6. Layanan Bimbingan Kelompok
Menurut Hikmah huda (2014) Bimbingan kelompok adalah layanan
bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok. Gazda mengemukakan bahwa
bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada kelompok
siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Dalam
redaksi yang berbeda,Tohirin mengemukakan bahwa layanan bimbingan kelompok
merupakan suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu (siswa)
melalui kegiatan kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok, aktivitas, dan
dinamika kelompok harus diwujudkan untuk membahas berbagai hal yang berguna
bagi pengembangan dan pemecahan masalah individu (siswa) yang menjadi peserta
layanan. Dalam layanan bimbingan kelompok dibahas topik-topik umum yang menjadi
kepedulian bersama anggota kelompok.
Bimbingan
kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada
diri konseli (peserta didik), selain itu memungkinkan peserta didik secara
bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (terutama dari
pembimbing/ konselor) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari sebagai
individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Secara umum
layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk pengembangan kemampuan
bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi peserta layanan (siswa).
Secara lebih khusus, layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk mendorong
pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang
perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yakni peningkatan kemampuan
berkomunikasi baik verbal maupun non verbal para siswa.
Isi kegiatan
bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan dengan
masalah pendidikan, pekerjaan, masalah pribadi dan social. Penataan bimbingan
kelompok pada umumnya berbentuk kelas yang beranggotakan 15 sampai 20 orang,
yang dipimpin oleh seorang guru pembimbing dan konseling (konselor) atau guru.
Dalam kegiatan ini pada umumnya menggunakan prinsip dan proses dinamika
kelompok, seperti dalam kegiatan diskusi panel.Penyelenggaraan bimbingan
kelompok memerlukan persiapan dan praktik pelaksanaan kegiatan yang memadai,
dari langkah awal sampai dengan evaluasi dan tindak lanjutnya.
a)
Langkah
awal
Tahap awal diselenggarakan dalam
rangka pembentukan kelompok sampai dengan mengumpulkan para peserta yang siap
melaksanakan kegiatan kelompok. Langkah awal ini dimulai dengan penjelasan
tentang adanya layanan bimbingan kelompok bagi para peserta didik, yang lebih
rinci lagi dengan penjelasan tentang pengertian, tujuan dan kegunaan secara
umum layanan bimbingan kelompok. Setelah penjelasan ini, langkah selanjutnya
menghasilkan kelompok yang langsung merencanakan waktu dan tempat menyelenggarakan
kegiatan bimbingan kelompok.
b)
Perencanaan
Kegiatan
Perencanaan
kegiatan bimbingan kelompok meliputi penetapan:
1)
Materi layanan,
2)
Tujuan yang ingin dicapai
3)
Sasaran kegiatan
4)
Bahan atau sumber bahan untuk
bimbingan kelompok
5)
Rencana penilaian
6)
Waktu dan tempat. (Diding
nurarifin, 2014)
c)
Pelaksanaan
Tahap-tahap Kegiatan
1)
Tahap Pertama (Pembentukan)
Tahap ini
merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap memasukkan diri
kedalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini pada umumnya para anggota
saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun
harapan-harapan masing-masing anggota. Pemimpin kelompok menjelaskan cara-cara
dan asas-asas kegiatan bimbingan kelompok. Selanjutnya pemimpin kelompok
mengadakan permainan untuk mengakrabkan masing-masing anggota sehingga
menunjukkan sikap hangat, tulus, dan penuh empati.
2)
Tahap Kedua (Peralihan)
Kegiatan
dalam tahapan ini ialah: menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap
berikutnya, menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani
kegiatan pada tahap selanjutnya, membahas suasana yang terjadi, dan
meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota.
3)
Tahap Ketiga (Kegiatan)
Tahap
kegiatan ini merupakan tahap inti dimana masing-masing anggota kelompok saling
berinteraksi memberikan tanggapan dan lain sebagainya yang menunjukkan hidupnya
kegiatan bimbingan kelompok yang pada akhirnya membawa kearah bimbingan
kelompok sesuai tujuan yang diharapkan.
4)
Evaluasi
Kegiatan
Penilaian kegiatan bimbingan
kelompok difokuskan pada perkembangan pribadi peserta didik dan hal-hal yang
dirasakan mereka berguna. Isi kesan-kesan yang diungkapkan oleh para peserta
merupakan isi penilaian yang sebenarnya. Penilaian terhadap bimbingan kelompok
dapat dilakukan secara tertulis, baik melalui essai, daftar cek, maupun daftar
isian sederhana. Penilaian terhadap bimbingan kelompok berorientasi pada
perkembangan, yaitu mengenali kemajuan dan perkembangan positif yang terjadi
pada diri anggota kelompok.
Menurut Prayitno (1995) dalam Amsyah, Zulkifli (2008) mengemukakan bahwa penilaian terhadap layanan
bimbingan kelompok lebih bersifat dalam proses, hal ini dapat dilakukan
melalui:
a.
Mengamati partisipasi dan aktivitas
peserta selama kegiatan berlangsung
b.
Mengungkapkan pemahaman peserta atas
materi yang dibahas
c.
Mengungkapkan kegunaan layanan bagi
anggota kelompok, dan perolehananggota sebagai hasil dari keikutsertaan mereka
d.
Mengungkapkan minat dan sikap
anggota kelompok tentang kemungkinankegiatan lanjut
e.
Mengungkapkan tentang
kelancaran proses dan suasana penyelenggaraanlayanan.
5)
Analisis
Lanjutan
Analisis
dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut kemajuan para peserta dan langkah
penyelenggaraan layanan. Dari sini akan dikaji apakah hasil pembahasan atau
pemecahan masalah sudah tuntas atau masih ada aspek yang belum dijangkau dalam
pembahsan tersebut. Dalam analisis, konselor sebagai pemimpin kelompok perlu
meninjau kembali secara cermat hal-hal tertentu yang perlu diperhatikan
seperti: pertumbuhan dan jalannya dinamika kelompok, peranan dan aktivitas
sebagai peserta, homogenitas atau heterogenitas anggota kelompok, kedalaman dan
keluasan pembahasan, kemungkinan keterlaksanaan alternatif pemecahan masalah
yang dimunculkan dalam kelompok, dampak pemakaian teknik tertentu oleh pemimpin
kelompok, dan keyakinan penerapan teknik-teknik baru, masalah waktu, tempat,
bahan acuan, perlunya narasumber lain, dan sebagainya. Dengan demikian,
analisis tersebut dapat merupakan evalusi dari apa yang sudah terlampaui dan
dapat pula tinjauan ke depannya. (Amsyah, Zulkifli, 2008)
7. Layanan Konseling Kelompok
Menurut
Mungin Eddy Wibowo (2005) dalam Hikmah
huda (2014), Layanan
konseling kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Dinamika kelompok
adalah suasana yang hidup, yang berdenyut, yang bergerak, yang berkembang, yang
ditandai dengan adanya interaksi antara sesama anggota kelompok. Layanan
konseling kelompok merupakan layanan konseling yang diselenggarakan dalam
suasana kelompok.
Tujuan yang ingin dicapai dalam konseling kelompok,
yaitu pengembangan pribadi, pembahasan dan pemecahan masalah pribadi yang
dialami oleh masing-masing anggota kelompok, agar terhindar dari masalah dan
masalah terselesaikan dengan cepat melalui bantuan anggota kelompok yang lain.
Menurut Dewa Ketut Sukardi (2002) dalam Hikmah
huda 2014, Tujuan konseling kelompok meliputi:
1)
Melatih anggota kelompok agar berani
berbicara dengan orang banyak.
2)
Melatih anggota kelompok dapat
bertenggang rasa terhadap teman sebayanya.
3)
Dapat mengembangkan bakat dan minat
masing-masing anggota kelompok.
4)
Mengentaskan
permasalahan-permasalahan kelompok.
Menurut Prayitno (2004) dalam Fitri
ariastuti (2007) tujuan umum
konseling kelompok adalah mengembangkan kepribadian siswa untuk mengembangkan
kemampuan sosial, komunikasi, kepercayaan diri, kepribadian, dan mampu
memecahkan masalah yang berlandaskan ilmu dan agama. Sedangkan tujuan
khusus konseling kelompok, yaitu:
1)
Membahas topik yang mengandung
masalah aktual, hangat, dan menarik perhatian anggota kelompok.
2)
Terkembangnya perasaan, pikiran,
persepsi, wawasan, dan sikap terarah kepada tingkah laku dalam
bersosialisasi/komunikasi.
3)
Terpecahkannya masalah individu yang
bersangkutan dan diperolehnya imbasan pemecahan masalah bagi individu peserta
konseling kelompok yang lain.
4)
Individu dapat mengatasi masalahnya
dengan cepat dan tidak menimbulkan emosi.
Materi layanan kelompok mencakup:
1)
Pemahaman dan pengembangan sikap,
kebiasaan, bakat, minat, dan penyalurannya.
2)
Pemahaman kelemahan diri dan
penanggulangannya, pengenalan kekuatan diri dan pengembangannya.
3)
Mengembangkan kemampuan
berkomunikasi, menerima/menyampaikan pendapat, bertingkah laku dan hubungan
sosial, baik dirumah, sekolah, maupun masyarakat.
4)
Mengembangkan hubungan teman sebaya
baik dirumah, disekolah, dan dimasyarakat sesuai dengan kondisi, peraturan
materi pelajaran.
5)
Mengembangkan sikap dan kebiasaan
belajar, disiplin belajar dan berlatih, serta teknik-teknik penguasaan materi
pelajaran.
6)
Pemahaman kondisi fisik, sosial, dan
budaya dalam kaitannya dengan orientasi belajar di perguruan tinggi.
7)
Mengembangkan kecenderungan karir
yang menjadi pilihan siswa.
8)
Orientasi dan informasi karir, dunia
kerja, dan prospek masa depan.
9)
Informasi perguruan tinggi yang
sesuai dengan karir yang akan dikembangkan.
10) Pemantapan
dalam mengambil keputusan dalam rangka perwujudan diri.
Menurut Tohirin (2008) dalam Fitri
ariastuti (2007) bimbingan dan konseling selain kegiatan layanan diatas
menambahkan dua jenis kegiatan layanan yaitu layanan konsultasi dan Mediasi.
a.
Layanan Konsultasi
Layanan konsultasi merupakan layanan
konseling yang dilaksanakan oleh konselor (pembimbing), terhadap seorang
pelanggan (konsulti) yang memungkinkannya memperoleh wawasan, pemahaman dan
cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam menangani kondisi atau permasalah
pihak ketiga.Dalam layanan konsultasi ada tiga pihak yang tidak dapat
dipisahkan, yaitu konselor, konsulti, dan pihak ketiga. Konselor merupakan
tenaga ahli konseling (tenaga professional) yang memiliki kewenangan melakukan
pelayanan konseling sesuai dengan bidang tugasnya.
Konsulti adalah individu yang meminta bantuan kepada
konselor agar dirinya mampu menangani kondisi atau masalah yang dialami pihak
ketiga yang setidak-tidaknya sebagian menjadi tanggung jawabnya. Sedangkan
pihak ketiga adalah individu-individu yang kondisi atau permasalahannya
dipersoalkan oleh konsulti. Dilingkungan sekolah atau madrasah yang bisa
menjadi konsulti adalah kepala sekolah, guru, dan orang tua. Apabila yang
menjadi konsulti adalah kepala sekolah, maka pihak ketiganya bisa guru dan
siswa. Jika konsulti adalah guru maka pihak ketiganya siswa. Sedangkan jika
konsultinya orang tua maka pihak ketiga adalah anak (terutama yang berstatus
sebagai siswa di sekolah yang bersangkutan). Masalah-masalah yang
dikonsultasikan mencakup berbagai hal yang dialami pihak ketiga dalam kehidupan
sehari-hari baik di sekolah, rumah, maupun di lingkungannya.
b. Layanan Mediasi
Layanan mediasi merupakan layanan konseling yang
dilaksanakan konselor terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam keadaan
saling tidak cocok. Dalam artian layanan mediasi adalah bantuan terhadap dua
pihak atau lebih yang sedang dalam kondisi bermusuhan. Berbeda dengan layanan
yang lain terutama layanan konseling perorangan, dalam layanan mediasi konselor
menghadapi klien (siswa) yang terdiri atas dua pihak tau lebih, dua orang atau
lebih, dua kelompok atau lebih. Tujuan dari layanan mediasi ialah agar
tercapainya kondisi hubungan yang positif dan kondusif diantara para klien atau
pihak-pihak yang bertikai atau bermusuhan. Selain itu agar terjadi perubahan
atas kondisi awal yang negative (bertikai) menjadi kondisi baru (kondusif dan
bersahabat) dalam hubungan antara kedua belah pihak yang bermasalah.
Menurut Syamsu Yusuf (2006), dalam
Diding nurarifin (2014) beberapa
jenis layanan bantuan bimbingan diantaranya yaitu:
a.
Pelayanan pengumpulan data tentang siswa dan lingkungannya
b.
Konseling
c.
Penyajian informasi dan penempatan
C.
Kegiatan
Pendukung Layanan Bimbingan Konseling
Menurut Prayitno (2004) dalam Akhmad
sudrajat (2008) ada enam kegiatan pendukung yaitu :
1.
Aplikasi intrumentasi yaitu kegiatan
mengumpulkan data tentang diri dan lingkungannya melalui aplikasi berbagai
instrument baik tes maupun non tes.
2.
Himpunan data yaitu kegiatan menghimpun
data yang relevan dengan pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara
berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.
3.
Konferensi kasus yaitu kegiatan membahas
permasalahan peserta didik dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak
yang dapat memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta
didik yang bersifat terbatas dan tertutup.
4.
Kunjungan rumah yaitu kegiatan memperoleh
data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan
dengan orang tua dan keluarganya.
5.
Tampilan kepustakaan yaitu kegiatan menyediakan
berbagai bahan pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan
pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar dan karier/jabatan.
6.
Alih tangan kasus yaitu kegiatan untuk
memindahkan penanganan masalah peserta didik kepihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.
Kegiatan
layanan dan pendukung bimbingan dan konseling ini, kesemuanya saling terkait
dan saling menunjang baik langsung maupun tidak langsung. Saling keterkaitan
dan tunjang menunjang antara layanan dan pendukung itu menyangkut pula
fungsi-fungi yang diemban oleh masing-masing layanan/kegiatan pendukung .
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari paparan di atas dapat kami simpulkan bahwa bimbingan konseling merupakan
proses pemberian bantuan yang diberikan kepada siswa secara terus menerus agar
tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan siswa dapat mencapai perkembangan
yang optimal,sesuai dengan potensinya sehingga siswa sanggup mengarahkan
dirinya sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat. Dalam bimbingan konseling ada bentuk-bentuk layanan bimbingan
konseling yaitu ada layanan orientasi, layanan informasi, layanan penyaluran,
layanan pembelajaran, layanan konseling individu, dan layanan kelompok.
Sehingga bentuk-bentuk dari layanan diatas dapat memudahkan siswa mengembangkan
seluruh aspek kepribadiannya seoptimal mungkin, sehingga terwujud siswa yang
tangguh menghadapi masa kini dan masa mendatang.
B.
Saran
Bagi pembaca diharapkan dapat mengambil pelajaran dan hikmah serta
menambah wawasan yang dimiliki setelah
membaca makalah ini dan mampu memberikan informasi untuk pembelajaran bagi
orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad sudrajat,2008. Bentuk-bentuk layanan bimbingan konseling.[online].Tersedia:https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/08/jenis-layanan-bimbingan-dan-konseling/.[24 November 2016].
Amsyah, Zulkifli.2008.Kegiatan layanan bimbingan konseling.[Online].Tersedia :http://djayenis.blogspot.co.id/2008/11/kegiatan-layanan-bimbingan-dan.html.[24 November 2016].
Diding
nurarifin.2014. Layanan Dasar Bimbingan.[Online].
Tersedia:http://didingnurarifin.blogspot.co.id/2014/10/makalah-layanan-dasar-bimbingan.htm.[24 November 2016].
Fitri ariastuti.2007. Jenis layanan bimbingan konseling.
[Online].Tersedia:http://fitriariastuti.weebly.com/layanan-layanan-bimbingan-konseling.html.[24 November 2016].
Hikmah huda.2014. Jenis layanan dan kegiatan bimingan konseling.[online].Tersedia:http://hikmahuda.blogspot.co.id/2014/05/jenis-layanan-dan-kegiatan-bimbingan.html.[24 November 2016].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar